⤹★𝐊𝐨𝐫𝐞𝐚, 𝟏 𝐃𝐞𝐬𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑★⤸
.
.
."Kau sudah bangun, Love? Kau butuh sesuatu?"
Rosie memegang kepalanya yang terasa nyeri. Ia menatap sekelilingnya. Mengerti tatapan Rosie, Ibu John segera menggenggam lembut putrinya itu.
"John masih di kantor, Darling. Marie mengatakan kau pingsan di kamar mandi. Ada yang sakit? Kita mau ke dokter?"
"Tidak perlu, Mom. Aku hanya perlu istirahat. Maaf sudah merepotkan kalian semua."
Rosie merasa bersalah. Sejak kecelakaan yang menimpanya beberapa bulan lalu, kondisi tubuhnya menjadi lemah. Tanpa sadar air mata mengalir begitu mudahnya di pipi gadis itu.
"Jangan berkata seperti itu, Love. Kau sama sekali tidak merepotkan. Jangan menangis. Mom dan Dad ikut sakit jika kau bersedih seperti ini."
Ketiganya berpelukan dengan posisi Rosie di tengah-tengah antara Ayah dan Ibu John. Keduanya sudah menganggap Rosie seperti putri mereka sendiri.
"John pantas mendapatkan yang lebih baik dariku," lirih Rosie.
"Hanya kau yang pantas untuk John, Darling. Tidak ada yang lain."
"Sekarang kau istirahat ya. Sebentar lagi John pulang. Mom akan menyiapkan makan malam untuk kita semua."
Rosie mengangguk sembari tersenyum kecil. Kedua orang tua John sudah pergi keluar. Tangisannya kembali meluruh. Rosie mencoba agar suara tangisannya tidak terdengar oleh siapa pun. Ia menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di meja rias. Buruk. Itulah kata yang menggambarkan diri Rosie saat ini.
Aku hanya merepotkan John dan keluarganya. Aku benalu. John pantas mendapatkan gadis yang lebih baik dari diriku. Maafkan aku, John.
🍓🍓🍓
Malam pun tiba. Semua keluarga John tengah makan malam bersama, kecuali Rosie. Kondisi gadis itu belum cukup pulih sehingga akan lebih baik jika makan malam di kamar saja.
"Mom. Aku ingin-
"Jangan sekarang, Dear. Selesaikan makanmu dahulu."
"Benar kata, Mom. Tidak baik makan sambil berbicara."
John menatap kesal kedua orang tuanya. Dengan berat hati ia memakan makanannya. Malam ini semuanya harus diputuskan. John tidak lagi bisa menunggu.
Sementara itu, di kamarnya Rosie tengah duduk di balkon sembari menatap langit malam. Terlihat bulan bersinar begitu terang sendirian tanpa teman. Tidak ada satu pun bintang di langit pada malam itu.
Rosie menatap sejenak jarinya yang terpasang cincin berinisial R. John mengatakan bahwa itu adalah bukti keseriusannya. Rosie tersenyum pilu. Ia sama sekali tidak bisa ingat hal itu.
Andai saja kejadian itu tidak pernah terjadi. Semua momen tentang kita pasti kuingat. Termasuk saat kau melamarku di hari ulang tahunmu, John.
Ingatan Rosie hanya sampai pada momen di mana John meminta dirinya untuk membeli tiket pulang. Hal itu terjadi seminggu sebelum ulang tahun John. Hanya momen itu, setelahnya Rosie tidak ingat sama sekali.
Rosie dan John sempat mengalami kecelakaan mobil setelah pulang dari Paris. Saat perjalanan menuju rumah tiba-tiba ada truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan. Alhasil tabrakan tidak dapat dihindari. Rosie mengalami koma selama 2 bulan lebih. Sementara John, mengalami luka-luka dan sempat tidak sadarkan diri selama satu minggu. Beruntung kondisi John cepat membaik seiring berjalannya waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙿𝙰𝙽𝙰𝙲𝙴𝙰
Fanfiction𝑷𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒔𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒑𝒊𝒍. 𝑻𝒆𝒓𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊𝒈𝒖𝒔 𝒂𝒍𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 �...