Sekarang Alia sudah berdiri di dalam ruangan penuh buku itu. Matanya berkeliling, menjelajahi setiap sudut rak kayu yang berdiri kokoh dengan ribuan buku tersusun rapi di dalam nya.
Kini tangan Alia mulai menggeser setiap buku di rak kayu itu.
Tidak ada yang menarik, menurut Alia. Sampai cewek itu tidak menarik satu pun buku yang tertera di dalam rak kayu.
Muka Alia masam, sambil terus menatap setiap buku yang di gesernya. Alia mendengus pelan, sebelum akhirnya meranjak ke rak kayu lain.
Masih tetap sama dengan tadi, tidak ada buku yang menarik perhatian Alia. Dan cewek ini, tidak berhenti mendengus.
Kesal, sebab tidak mendapat buku yang di carinya, Alia memutuskan untuk pergi ke salah satu kursi kosong di perpus tersebut.
Kemudian, Cewek itu menyandarkan tubuh pada kursi yang keras di belakangnya."Apa yang harus gue lakuin sekarang?".
Pertanyaan itu terlintas di kepala Alia. Dirinya bimbang dengan keinginannya sendiri, untuk membaca buku. Tapi cewek itu, tidak memegang satu buku pun di tangan nya.
Alia berpikir sebentar, lalu kembali berkata pada dirinya sendiri.
"Gue mau nya, buku yang membahas tentang Rahasia Ilmu Alam". Alia~
"Tapi, buku begituan ada ngak?"
Sekali lagi, cewek itu mendengus, kali ini dengan nafas kasar dan kesal. Alia bangkit dari kursi, berniat keluar dari ruang buku itu.
"aku pernah dengar soal buku misteri".
"Bener?, bagaimana buku misteri itu?"
"Aku ngak tahu banyak, sih. Tapi aku dengar buku itu Ber isi perkara Seluruh Rahasia"
"Hah!?, maksudnya?"
"Berarti buku itu, mengetahui semua Rahasia. Bahkan privasi yang di miliki seseorang,".
"Ah, ngaco. Mana ada buku begituan"
Jawab salah satu siswi, tidak percaya. Perbincangan beberapa siswa di perpustakaan itu, tidak sengaja di dengar oleh Alia, dia mengurungkan niat nya untuk pergi dari tempat itu. Dan memilih mematung sekalian mendengar pasal Buku Misteri.
"Aku ngak tahu lagi, hanya itu yang ku dengar".
Tutur siswa itu, yang kemudian, berganti ke opsi lainnya. Melupakan masalah tentang buku Misteri.
Sementara Alia, masih mencerna apa yang di dengar nya dari beberapa siswa tadi. Entah kenapa, jiwa kepo Alia begejolak tinggi. Inilah yang cewek itu inginkan. Mencari buku unik yang bahkan tidak mungkin ada, tapi apa boleh buat. Cewek itu sudah menetapkan sebuah tujuan yang, tidak bisa di hentikan oleh orang lain.
....Siang, waktu yang begitu di senangi oleh siswa di kelas ku. Lantaran tidak ada guru bidang studi yang mengambil jam. Semua siswa sibuk sendiri dengan kepentingan mereka, kecuali aku. Tadi nya aku ingin mencari buku Misteri di perpus. Tetapi aktivitas ku terhalangi, gara-gara harus mengurus si Vino. Cowok ini menciptakan masalah, lalu melibatkan diriku juga. Sekarang, aku dan Vino tengah menuju ruang BK.
Alia, cewek itu mendampingi Vino, layaknya seorang pangerang Antah Bratah yang baru kembali dari berperang.
Alia menghela nafas berat.
"Masalah apa lagi yang lo perbuat?"
Dia menatap cowok di samping nya Dengan galak. Serta Menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut cowok itu.
"Gue ngak buat masalah, Li".
Vino membentuk garis lengkung di wajah nya. kemudian menyambung kalimat nya
"Sebenarnya tadi, gue berkelahi sama murid kelas sebelah. Kalo lo tanya kenapa? Itu karena gue emosi dan tidak bisa tahan buat pukul dia. Dan kalo lo penasaran kenapa gue emosi dan mukul dia? Sebab dia berusaha dekat-dekatin Pacar gue bayangin, cowok mana yang ngak marah kala pacar nya di gituin!"
Lantang Vino, cowok itu amat mendalami peran yang ia mainkan, dalam bercerita.