Attention: Semua istilah dan artinya hanya karangan penulis. Tidak sesuai dengan makna aslinya.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Gedung yang sepi itu akan terasa mencekam jika yang melewatinya adalah seorang yang pure berdarah manusia. Namun ini Yoongi yang entah mengapa merasa lebih takut dipergoki dibandingkan hantu atau makhluk lainnya.
Kakinya mulai memasuki asrama dan terlihat cukup banyak yang masih terbangun. Ia menghela nafasnya dengan lega. Dan memasuki kamarnya.
Tapi matanya melebar ketika melihat tumpukan buku tebal yang berada di perpustakaan tadi kini berada di meja belajarnya. Ditambah ada beberapa buku tipis disampingnya.
"Heol? Siapa yang membawa ini? Apa mungkin roommate ku? Ah tidak mungkin, dia kan sudah pergi setelah 1 jam lamanya di perpustakaan tadi."
Ia membuka buku baru yang asing. Buku tipis dengan judul yang bisa membuatnya tersenyum simpul.
"Strategi musuh?" Itulah yang ia baca dari salah satu jajaran buku yang tipis di mejanya.
Ia membaca itu sampai selesai dan bahkan tanpa sadar dirinya tertidur di kursi belajarnya.
...
Sang mentari nampak tak begitu malu menampakkan dirinya. Ia sudah berada sekitar 40° membuat cahaya bisa menusuk tepat jendela kamar Yoongi.
Yoongi menggeliatkan tubuhnya. Ia merasa tengkuknya sakit dan pegal. Lagi-lagi ia merutuki dirinya sendiri.
Ia mengedarkan pandangannya. Namun dia tak menemukan sunbaenim-nya atau roommate nya. Atau mungkin dia sudah berangkat untuk kelasnya? Atau bisa saja kan dia tak tidur di kamarnya.
Dengan acuh pula ia bukannya membersihkan diri namun melanjutkan kegiatan membacanya hingga pagi berubah petang.
Perutnya kembali bersuara namun kini rasa malas untuk bergerak lebih mendominasi. Jadi dia hanya menahannya sampai hari berlalu.
Kegiatan rutin terbaru Yoongi adalah siang hari ia akan bergelut dengan buku-buku tebalnya. Lalu malam hari dia akan mengendap-endap untuk latihan langsung di arena.
Ini sudah hari ke 3 ia melakukan hal itu namun sayangnya kini dia tengah berhadapan dengan si manik abu-abu yang menatapnya dengan tatapan penuh intimidasi.
Tubuhnya terdiam. Keresahan mulai memasuki pikirannya. Tatapan dari si empunya manik abu-abu terlihat sangat menyeramkan.
Dua-duanya berdiri di pagar pembuka arena. Yoongi yang masih didalam arena dan si manik abu-abu yang berada didepannya penonton.
"S-sunbae?" Panggilnya ragu.
Yang dipanggil pun mendekatkan dirinya membuat cahaya lampu yang tadi menerangi sedikit wajah Yoongi tertutup sempurna dengan bahu lebarnya.
"Hey, seorang omega dewasa yang belum ditandai mate-nya berkeliaran di malam hari? Keberanian darimana itu?" Sungguh nadanya sangat membuat Yoongi emosi. Apa-apaan dengan nada mengejek itu?
"Em anu aku hanya berlatih sunbaenim." Yoongi menjawabnya dengan nada yang sedikit goyang karena takut dengan aura yang dikeluarkan oleh teman sekamarnya itu.
"Ah, kau sedang melatih diri untuk memancing alpha lain hm? Bahkan beta?" Karena semakin dekat, Yoongi semakin mundur dan tersandung kakinya sendiri. Ia terjatuh dengan pantatnya yang mencium pasir terlebih dahulu.
"Uh!" Pekiknya begitu tubuhnya terjatuh.
Si manik abu-abu enggan menolongnya. Ia hanya memandangi Yoongi yang tengah meringis sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight [M]
FantasySummary: Karena pada dasarnya takdir adalah jalan terbaik. Takdir terlihat kejam karena banyaknya yang masih terpaku pada jalan yang salah. Rate M! BxB Gubahan dari Oneshoot "Black Sides [M] | BTS" Karya @9YooRJu1 Chapter "People"