1. Berbeda

245 9 0
                                    

-----

"Kamu udah sholat ashar belum?"

"Belum lah, orang tadi pas mau jemput kamu belum adzan."

Giselle menganggukkan kepalanya mengerti.

"Yaudah nanti di masjid depan kita singgah aja."

"Okay."

"Aku tunggu di taman ya? Nanti kalo udah selesai telpon aja."

"Nanti aku samper aja. Ini titip barang aku."

"Handphone nya gak mau kamu bawa aja?"

"Engga ah di kamu aja. Aku sholat dulu."

"Iya aku tunggu." Giselle menatap punggung Hasbi yang semakin menjauh. Dengan pelan kakinya juga melangkah ke taman samping masjid tempat mereka saat ini.

Langit Jakarta kebetulan tidak terlalu panas, tidak juga mendung, adem pokonya.

"Permisi Assalamu'alaikum."

"Eh iya waalaikumsalam." Giselle mengangkat kepalanya.

"Loh dokter Karina?" Orang tadi pun sama terkejut nya.

"Bu Giselle? Yaampun kebetulan sekali bertemu disini."

"Hahaha iya nih. Duduk rin."

"Terimakasih Giselle."

"Aku memang mau niat duduk disini karena keliatannya hanya kamu yang duduk sendiri makanya aku samperin." Jelas Karina mengutarakan maksudnya tadi.

"Aku sama pacar ku tapi tenang dia lagi sholat jadi kita bisa berbagi hehe." 

Karin jadi merasa tidak enak, secara tidak langsung dia mengetahui apa yang harusnya tidak ia tau. Bahwa Giselle dan Hasbi berbeda keyakinan.

"Kamu sendiri nunggu siapa? Atau sengaja mau main ke taman ini?"

"Aku lagi nunggu abi. Kebetulan tadi dari rumah sakit abi minta jemput, dan ya singgah sebentar untuk sholat ashar."

Setelah itu tidak ada percakapan lagi. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Giselle aku pergi duluan ya? Abi sudah menunggu di mobil katanya."

"Ih kok cepet banget."

"Hahaha maaf. Lain kali kita mengobrol lagi ya."

"Oke deh. Nanti kita hangout ya rin kalo punya waktu luang."

"Oke kamu bisa hubungi aku. Aku pergi dulu permisi."

"Hati-hati." Gisella melambaikan tangannya.

"Ketemu siapa kamu?"

"Astaga buat kaget aja." Karena kaget Giselle reflek memukul bahu Hasbi.

"Lagian senyum kamu cerah amat. Abis ketemu siapa?" Tanya Hasbi lagi sembari melihat Gadis dengan jilbab coksu yang tadi sempat duduk bersama Giselle.

"Itu loh dokter yang sering nanganin Jerico."

"Emang dokternya dia terus?"

"Gak tau kebetulan aja kali kalo Jeri berobat pasti bagian dokter Karina yang jaga."

"Dokter Karina?"

"Iya Hasbi namanya Karina, dokter spesialis anak."

Hasbi langsung teringat pada teman masa kecilnya, namanya juga Karina, dan dulu Karina pernah bercerita bahwa cita-citanya menjadi dokter anak. Tapi mungkin itu hanya mirip, tapi kalaupun itu beneran Karina sahabatnya Hasbi harap mereka segera bertemu.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang