Private Tutor (1)

61.3K 160 0
                                    

CW // Mature Content, fingering, nipple play, age gap, manipulative guy, brainwash, dirtywords.

FIKSI!!! 

Maaf kalau ada typo.

***

Aidan hanya lelaki muda yang tinggal di pemukiman kumuh dan hidup sebatang kara namun diberkati dengan otak pintar hingga bisa bersekolah menggunakan beasiswa. Ketika beasiswa tak lagi bisa menampung seluruh biaya pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi, Aidan dipertemukan dengan Wirawan dan istri yang menawarkan Aidan biaya pendidikan sampai jenjang paling tinggi dan kamar layak di rumah mewah mereka untuk Aidan tempati. 

Dengan syarat, Aidan harus mengabdi pada keluarga Wirawan. 

Pertama, menjadi private tutor anak tunggal mereka bernama Lala yang memiliki keterlambatan dalam berpikir sehingga selalu tertinggal dalam setiap mata pelajaran.

Kedua, Aidan harus bekerja di perusahaan keluarga Wirawan saat lulus kuliah nanti. Karena itulah Aidan kuliah mengambil jurusan Manajemen Bisnis.

Apa Aidan keberatan dengan semua itu? Tentu tidak. Ia justru amat berterima kasih pada keluarga Wirawan. Aidan mendapat uang bulanan sebagai bayarannya menjadi private tutor Lala, ia pun dijanjikan posisi dan gaji bagus di perusahaan jika lulus kuliah nanti nilai dan skillnya memuaskan.

Awalnya semua berjalan normal, Aidan yang saat itu baru lulus SMP mulai adaptasi di keluarga Wirawan. Ia pun di perlakukan baik oleh para pelayan seakan ia adalah anak dari keluarga Wirawan. 

Sepulang sekolah Aidan akan mengajarkan Lala mata pelajaran yang baru gadis mungil itu pelajari di sekolahnya. Malamnya, Aidan akan mengerjakan tugas sekolahnya dan juga membantu Lala mengerjakan tugas sekolahnya. Setelah tugas-tugas sekolah selesai, barulah Aidan akan belajar materi sekolahnya sendiri. 

Kedekatan Aidan dan Lala sudah seperti saudara, perlahan Lala mulai bergantung pada Aidan. 

Lala hanya mau bersama Aidan, hanya mau di temani Aidan, selalu menuruti perkataan Aidan. Bukan hanya itu, Lala yang polos dan lugu ini selalu meminta untuk tidur bersama Aidan bahkan hingga keduanya semakin beranjak dewasa di mana Aidan menginjak semester 5 perkuliahan sedangkan Lala memasuki kelas 12 SMA. 

Awalnya, semua kedekatan mereka murni bagai saudara. Tapi mereka tak terikat darah dan Aidan hanya lelaki biasa yang mudah tergoda dan memiliki nafsu yang tinggi. Maka jangan salahkan Aidan kalau ia mulai memanfaatkan situasi.

***

"Abang!" Panggil Lala pada Aidan yang saat itu baru saja memasuki rumah megah keluarga Wirawan. 

Pukul 16.30 Aidan baru pulang kuliah, ia langsung di sambut dengan Lala yang berlari kecil menghampirinya. 

"Jangan lari La, nanti jatuh" peringat Aidan yang di abaikan oleh Lala. Gadis itu rentangkan tangannya, ketika melihat Lala yang hendak memeluknya Aidan ikut rentangkan tangannya. Lala melompat kecil ke dalam pelukan Aidan. 

"Udah abang bilang beberapa kali, jangan lari-lari La" Aidan usap belakang kepala Lala dengan lembut, sesekali ia hirup aroma shampoo yang menguar dari rambut setengah basah Lala.

"Kenapa rambutnya gak dikeringin semua La? Masih setengah basah gini." Aidan jauhkan tubuh mereka, tangkup pipi gembul Lala.

"Ih abang ngomel mulu! Harusnya Lala yang ngomelin abang, kok pulang telat gak kasih kabar ke Lala" rajuk gadis itu. 

Biasanya, Aidan akan pulang pukul 15.00 atau 15.30, kalau ia pulang terlambat maka ia akan mengabari Lala ataupun Tuan dan Nyonya Wirawan.

"Maaf ya, hp abang lowbatt, tadi abang ngerjain tugas kelompok dulu" Aidan usap pipi Lala.

SHORT STORY (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang