23. New year New him

543 43 8
                                    

Dengan langkah lebar dan jantung yang berdebar seorang gadis terlihat berjalan di lorong sembari memeluk tas selempang miliknya. Tas itu sebenarnya sangatlah tipis dan ringan, tapi karena diisi dengan tumpukan lembaran kertas membuatnya menjadi tebal dan berat.

Gadis itu terlihat sangat gugup saat berdiri di depan sebuah ruangan yang memang menjadi tujuannya, air mukanya nampak semakin pucat, bahkan Ia sempat menarik nafas terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu masuk tersebut hingga akhirnya Ia memberanikan diri untuk mengangkat tangannya.

Namun sebelum pintu itu sempat Ia ketuk, pintu tersebut telah lebih dulu terbuka dari dalam dan membuat gadis itu terkejut dan refleks mengeratkan pelukan pada tas yang Ia bawa. Tapi tubuhnya kembali rileks ketika tahu bahwa sosok yang membuka pintu dari dalam itu bukanlah sosok yang dibayangkannya melainkan sosok lain, seorang perempuan, gadis yang nampaknya juga seusia dengannya keluar dari ruangan itu.

Saat berpapasan mereka sempat beradu pandang dan Ia sempat melihat jika mata gadis yang baru saja keluar dari ruangan itu nampak sembab seperti menahan tangis. Gadis bermata sembab itu akhirnya mulai berkaca-kaca saat menatapnya namun kemudian malah menyunggingkan senyuman ke arahnya seperti sedang menyemangatinya. Hal itu membuatnya kesulitan untuk menelan salivanya sendiri, dan Ia mulai mengumpat di dalam hati membayangkan jika hal yang sama akan terjadi kepada dirinya juga setelah Ia masuk ke dalam sana.

Begitu gadis bermata sembab itu akhirnya pergi dan Ia akhirnya mendapat giliran untuk masuk ke dalam ruangan terkutuk itu, Ia pun terus merapalkan doa di dalam hatinya agar 'kali ini' Ia akan berhasil-

-dengan skripsinya.

Baru saja Ia menutup pintu tersebut dari dalam, aura dingin sudah secepat ini menyelimutinya. Apalagi disaat dirinya berbalik badan dan berhadapan langsung dengan meja dosen muda berkacamata itu, luar biasa rasanya seperti tengah dikuliti hidup-hidup.

Dosen muda itu memang tak langsung menatapnya apalagi bersuara untuk menyambutnya akan tetapi, tetap saja Inner bertahan hidupnya mengatakan jika Ia tidak boleh untuk berlama-lama disini.

Meskipun berwajah dewa hal itu sama sekali tidak membantu untuk menenangkan siapapun yang sudah terjebak ke dalam situasi ini. Ini justru lebih terasa seperti sedang menjual jiwa kepada iblis -itu agak berlebihan-

Ketukan jari jemari disaat dosen tersebut tengah memeriksa laporan skripsi miliknya tanpa mengatakan maupun mengeluarkan ekspresi apapun pada wajahnya sungguh membuat gadis itu ingin langsung loncat saja dari lantai 15 gedung fakultas ini untuk melarikan diri.

Tak sanggup melihat kerutan dahi yang tiba-tiba muncul pada wajah dewa sang dosen serta suara helaan nafas dari beliau yang terdengar setelahnya membuat sistem gerak tubuh gadis itu refleks menoleh ke arah lain, matanya menatap papan nama yang tak akan bisa Ia lupakan seumur hidupnya.

Gadis itu bersumpah jika suatu saat nama itu akan Ia ceritakan ke orang-orang.

Mungkin sebagai kenangan masa muda untuk menyemangati anak cucu? Atau justru mungkin akan menjadi bagian dari kisah dibalik kesuksesannya dimasa depan. Akan sangat hebat jika Ia akan mendapatkan keduanya.

'Prof. Dr. Satya Putra Mahendra, M.H.'

Dosen 'favorit' anak-anak sefakultas hukum di Universitas IKN selama 1 setengah tahun terakhir.

...

Azka yang hendak memasuki ruangan Satya tiba-tiba terlonjak dan hampir menumpahkan Coffe Latte Ice cup nya saat seorang gadis keluar dari ruangan sembari menangis deras.

Gadis dengan tas selempang kosong itu langsung lari begitu saja tanpa memperdulikan keberadaan Azka yang notabenya adalah seorang Dosen Fisika tertampan dan terbaik hati di universitas ini. Azka menatap kepergian gadis tersebut sembari menggelengkan kepala dan mengelus dada.

Secret Story of the Swan Girl [JangKku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang