"Do you believe there is a demimonde? A half world between what we know and what we fear? A place in the shadows, rarely seen, but deeply felt. Do you believe that?"
- Vanessa Ives, Penny Dreadful -
1. Prolog. Eugene, State of Oregon, July 2022
Jika sepuluh tahun lalu orang menanyaiku di mana tempat yang paling kubenci, mungkin Oregon tidak akan pernah terbersit dalam benakku. Kudiami Oregon sejak bertahun-tahun silam, dan aku tak pernah berpikir akan menyesalinya suatu saat nanti. Kala itu bagiku, Oregon adalah kampung halamanku yang kedua. Pijakanku sudah jadi bagian dari tanah-tanahnya yang lembab, peluhku adalah mata air bagi musim panasnya yang sengit, dan kulit keringku adalah santapan rutin bagi suhu rendah musim dinginnya yang menusuk.
Namun kini, Oregon tak lagi menjadi tempat favorit keduaku setelah Daegu. Aku tak akan pernah bisa memaafkan Oregon. Tidak, sejak peristiwa itu.
.
2. Ripplebrook, Mount Hood Area, State of Oregon, July 2012
Apa yang lebih buruk daripada menaiki Buick Riviera 1963 membelah jalanan pinggiran kota yang berliku dan rimbun di malam hari, tahu-tahu hujan beserta kabutnya membuat pemandangan di luar jendela terasa seratus kali lipat lebih horor ketimbang film-film seram milik sutradara kawakan, Steven Spielberg?
Kudengar Jungkook berkali-kali mengumpat akibat minimnya penerangan jalan di daerah ini, sementara Taehyung di balik roda kemudi terlihat tenang (atau mungkin aslinya malah lebih tegang?) sambil sesekali memajukan badannya, merapatkan jarak pada kaca depan yang mulai berembun, lantas menyipit-nyipitkan matanya--salah satu bentuk usaha memperjelas fokus yang sia-sia saja kurasa.
Kalau aku sendiri, sih, jauh lebih tenang dibanding dua pria yang duduk di depanku ini. Selain karena privilege sebagai satu-satunya kaum hawa dalam road trip ini, hujan, angin kencang, dan lain sebagainya justru sesuatu yang membuat dopamine-ku meningkat drastis. Aku suka bau tanah basah, gelap yang menenangkan, atau pun gemuruh guntur di kejauhan, tapi kedua priaku ini pasti tak sependapat.
Tepat disaat guntur kembali menggelegar dan membelah langit hitam di atas kami, Beckie--nama yang Taehyung beri untuk mobil antiknya ini--mendadak tersendat-sendat hingga kami nyaris membentur benda keras apapun di depan masing-masing. Lampu sen depan terlihat meredup dan berkedip sebelum merubah segalanya menjadi gulita. Tak lama kemudian, Beckie pun mati total.
"Bagus. Tinggal tunggu mobil van butut asing menawarkan bantuan, lalu kita semua akan berakhir di penjara bawah tanah milik psikopat."
Kudengar Jungkook menggerutu di tengah suara decitan wiper yang melambat dan terhenti, juga rintik-rintik hujan yang makin jelas. Taehyung yang masih terlihat kalem, memilih turun dari mobil lebih dulu, lalu berusaha membuka kap depan yang mulai mengepulkan asap putih tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
When It Rains | BTS Oneshoot Collection
FanfictionLet the rain wash away all the pain of yesterday. Author yang doyan bau dan suara hujan akhirnya menelurkan work semacam ini. Harap maklom sodara-sodara. It's just the way Sagi is. Pluviophile garis keraddddd. Dan doyan angst.