Haii.. Maaf aku blom bisa
update cerita baru.. Cerita
ini sebenarnya sudah pernah
dipublish di Belamour 2,
tapi gapapa, aku mau publish
di sini lagi aja karena daripada
ga ada ye kaan 😭 biar ga sepi2
amat work yang ini 🙈
Notes: ini versi yang belom
disunting, jadi mohon maaf
kalau ada kesalahan ejaan
dan ga sesuai standar PUEBI
ya 😭🙏🏻.
.
"Boleh kupeluk?"
"Mm."
"Is that a yes, or no?"
"Jungkook, you can do whatever you want to me. Selama dia tak di rumah, selama aku tak bersamanya, I'm all yours."
"Nuna, jangan. Kalimatmu barusan berbahaya. Tidak takut aku menggila seperti kemarin?"
"Yang kulalui selama ini jauh lebih gila. Jadi, apa bedanya?"
Aku sudah hafal betul rutinitasmu di pagi minggu, saat kau libur dari tugasmu sebagai pengajar di universitas. Kau punya satu Chevrolet Townsman tua berwarna pinus gelap, yang sudah begitu lama mengonggok di halaman rumah. Lebih mirip fosil karena tak jua mau hidup, tapi tetap saja kau utak-atik layaknya mahakarya milik seniman Brahmana. Katamu, nilai sejarahnya tinggi, bertuan buyutmu, saat tujuh puluh tahun lalu dirinya menjadi imigran Cina sukses di Daegu. Namun tetap saja tak kumengerti, mengapa mati-matian kau sentuh rongsokan tua itu, lebih sering daripada kau menyentuh istrimu sendiri.
Saat itu kau terlihat begitu tampan, mengenakan kaos katun putih polos dan boxer hitam, juga terdapat noda oli yang mulai membentang tipis di bagian pinggang.
"Terlalu berkarat. Ini harusnya tidak bisa dipakai lagi," ujarmu saat menyadari sesuatu yang harusnya berfungsi, kini tak berarti karena tertutup karat di mana-mana.
"Bisa. Biar aku bersihkan karatnya. Kalau dibeli lagi terlalu mahal. Sayang uangnya."
Sementara itu, di bawah kap mobil yang menganga, Jungkook--adik sepupu yang paling kau sayang--sedang merunduk dengan jemari yang memutar-mutar sesuatu di dalam mesin tua itu. Torso kekar dengan salah satu lengan bertatonya hanya berbalut singlet putih, dipadu jins biru muda dengan aksen pudar dan koyak pada lutut. Terkesan rebellious, tapi kau dan aku pasti setuju, sesungguhnya Jungkook lelaki baik. Teramat baik, malah.
Kalian terlihat sibuk dan sesekali berkelakar. Sedangkan aku, lebih memilih rebah pada kursi malas kayu yang mulai lapuk akibat setia menemani Chevrolet hijau pinusmu terasing di halaman selama hari-hari kerja. Untung saja bau apaknya kalah oleh senandung Beach House yang melantun dari gawaiku. Hari Minggu-ku yang monoton terselamatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When It Rains | BTS Oneshoot Collection
FanfictionLet the rain wash away all the pain of yesterday. Author yang doyan bau dan suara hujan akhirnya menelurkan work semacam ini. Harap maklom sodara-sodara. It's just the way Sagi is. Pluviophile garis keraddddd. Dan doyan angst.