Jadwal konser yang padat membuat member Bangtan kewalahan. Kurang tidur, badan tidak fit bukan hal yang baru. Namun, mereka tetap berusaha untuk tampil yang terbaik. Para fans berusaha dengan keras agar bisa bertemu dengan mereka, begitupun dengan sebaliknya.
Jungkook, dia collaps berkali kali karena terlalu memforsir tubuhnya. Para hyung sudah memperingati untuk tidak terlalu keras pada dirinya. Namun begitulah, keras kepala. Hingga, pada akhirnya dia berakhir duduk di kursi roda. Tumit nya terluka cukup parah dan harus mendapatkan beberapa jahitan.
Tentu saja itu membuat terpukul dan kecewa. Dia tidak bisa menampilkan yang terbaik "Aku ingin tetap menari hyung, aku sudah latihan dengan keras"
"Dengan kondisi seperti itu?"
Mendelik tidak suka pada Seokjin.
"Hyung"
"Aku tidak akan mengulang perkataan ku Jungkook. Seharusnya kau bersyukur aku tetap mengijinkan mu tampil" Final Namjoon lalu keluar ruangan disusul yang lain.
Statement tentang cedera yang Jungkook alami begitu trending. Bahkan para fans yang menonton konser ikut bersedih. Walau tidak bisa semaksimal mungkin, setidaknya tidak mengecewakan.
Setelah konser selesai, member dapat bernafas lega dan juga kelelahan. Ingin segera pulang dan tidur.
Tapi tidak untuk Jungkook.
"Kau ingin mengganti perbanmu sebelum pulang?" Seokjin bertanya dengan nada khawatir.
"Aku tidak ingin berbicara denganmu"
Sedikit terkejut dengan respon adiknya "Apa maksudmu?"
Dengan berderai air mata Jungkook siap menumpahkan amarahnya "Jika kau tak memaksa RM hyung, aku tetap bisa menari. Luka ini tidak seberapa dengan kerja keras ku." dia mendengar percakapan Seokjin dan Namjoon.
"Jungkook stop please"
Seharusnya Jungkook mendengarkan perkataan Jimin, Namun amarahnya sudah tak terbendung.
"Kau tak akan mengerti kenapa aku bersikap seperti ini. Aku adalah center. Namun, harus berakhir menyedihkan seperti ini."
"Lalu kau mau menyalahkan siapa atas kesalahanmu sendiri?" Sedikit menaikkan suaranya.
"Seharusnya kau tak ikut campur. Apa kau tau rasanya hanya duduk seperti ini? Sebagai pilar terpenting dalam grup, aku tidak ingin menjadi beban. Aku tidak ingin seperti mu!" Dia sakit hati, maka Seokjin juga harus sakit.
"Almost no line, suck at singing and dancing! Hanya mengandalkan wajahmu, apa kau akan menjadi hebat seperti ku? No! Useless!" Teriaknya keras hingga urat lehernya terlihat.
"Jeon Jungkook!" Suara Yoongi menggelegar seantero ruangan. Para staff dan manajer tak berani ikut campur.
Seokjin terdiam. Dia tak menyangka akan mendengar hal yang mampu membuatnya insecure meluap begitu saja. Apalagi dari mulut adik kesayangannya.
Yoongi menarik kerah baju Jungkook "Apa kau sadar yang kau ucapkan?! No more words Kook, or I'll slap your face!"
Menangis keras tersedu-sedu dan kesulitan bernafas. Panic attack kembali menyerangnya. Semua orang panik dan segera memanggil staff medis. Melupakan seseorang yang terdiam dengan raut sedih diwajahnya. Berbalik dan melangkah pergi.
Setelah sempat pingsan, Jungkook tersadar. Dia melihat hyungnya, menggumamkan kata maaf dengan air mata mengalir dari pipinya.
"I'm so sorry Hyung"
Mereka tak menjawab. Tidak tau harus bersikap seperti apa. Dan menyadari jika dia tak ada disini.
"Dimana Jin hyung?"