"SIALANNNN! " teriak joan kesal lalu tanpa ragu memukul arne hingga menghantam dinding kamar begitu keras
"Naran! Lo enggak apa-apa? " Jiran membantu naran untuk bangun dari ranjang
"Gak apa-apa! Untung lo sama joan datang tepat waktu anjir!! " Teriak naran sambil memukul jiran
"Gak usah nabok begokkk!! " Balas jiran kesal
"Uhuk-uhuk.. " Arne terkapar dilantai dengan mulut yang mengeluarkan darah
"Joan joan! Udah! Udah cukup! " Cegah jiran saat joan akan melayangkan tendangan lagi kearah arne
Joan yang dari tadi dilingkupi aura mencekam itupun mulai tenang saat jiran memeluknya lalu mengusap lembut punggung kokoh Enigma tampan itu, setelah sadar sepenuhnya Joan segera memeluk jiran erat penuh ketakutan
"Apa gue brengsek kayak arne ji? Karena udah milikin elo semau gue? " Lirih Joan, ia merasa sama jahatnya seperti arne yang ingin memiliki paksa seorang submisiv
"Enggak jo! Enggak! Lo enggak brengsek, lo inget kata yergian kan? Kita fate mate, heem? Inget kan? " Jiran tahu jiga sisi lemah Joan sedang diuji, ia tak mau Joan menyalahkan dirinya sendiri terus menerus, jiran juga sangat mencintai Joan jadi tidak ada yang salah dengan semua ini
"Maafin gue ji, maafin gue" Lirih Joan
"Enggak jo! Jangan ngomong kayak gitu! Semuanya baik-baik aja, youre mine, and me its yours.. " Jiran
"Mending lo bawa Joan keluar ji, dia emosional banget lihat arne, maaf ya gue bikin panik dan nyusahin kalian berdua" Naran yang paham kalau suasana sedang emosional pun menyuruh jiran agak membawa Joan keruang tengah
"Gak usah ngomong gitu atau gue pites lo! " Kesal jiran saat naran menambah kesan sendu disaat-saat seperti ini
"Yee! Alpha PMS-an, udah bawa Joan ke ruang tengah! Biar gue yang urus cecunguk satu ini, bisa-bisanya dia nodain bibir seksi gue!! " Kesal naran, jiran pun menurut saja membawa Joan keluar dari kamar
Dengan hati-hati naran berusaha membantu arne untuk bangun
"Lo sih anjing! " Kesal naran yang menoyor kepala arne
Arne yang masih teler akibat efek alkohol dan serangan Joan pun tidak bergeming dan hanya meracau tidak jelas
"Renan.. " Lirih Arne
"Apa gue harus bantuin mereka berdua? " Gumam naran
---
"Kak naran! " Panggil chiesa saat melihat naran berdiri sambil bersandar ke gerbang kosnya
"Kaget anjim..! " Pekik naran, ternyata omega itu memiliki suara yang sangat melengking
Cengir chiesa saat tidak sengaja mengagetkan naran "maaf kak, gak sengaja, eh btw kenapa tiba-tiba kesini? " Tanya chiesa
"Gue pengen ngobrol soal renan" Naran
"A-apa?? Jangan mikir aneh-aneh ya loo! " Sengit naran saat melihat senyuman curiga yang chiesa berikan untuknya
"Hayoooooo.....!!! " Chiesa tersenyum jahil sambil menunjuk naran
"Hadehhhhh serah lo deh, pokoknya kepentingan gue kesini mau minta tolong ke elo" Naran
"Tolong apa nih? " Tanya chiesa penasaran, mereka berdua ngobrol sambil berjalan menuju pekarangan kos chiesa lalu duduk di bangku yang disediakan disana
"Ehh? Jadi maksud kakak tuh mau bikin renan dan arne bersatu? " Tanya chiesa saat mulai paham arah obrolan naran
"Heem, menurut lo renan masih suka gak si sama arne? Kalau kita berusaha nyatuin mereka tapi ternyata renan udah gak ada rasa, sama aja kita yang jahat" Naran