Goresan Pena II : Si pengendali

660 14 2
                                    

Saat ini aku adalah sang pengendali hawa nafsu, ya aku dapat memilih siapa yang bisa bersetubuh dengan ku. Dokter Edwin jelas sudah melupakan apa yang terjadi. Kini siapa lagi target ku.

Pagi ini aku bersemangat untuk datang kesekolah tidak seperti biasanya. Aku sudah bersiap dan keluar di pagi hari, saat papa sudah bersiap mengeluarkan mobil sedan putih yang biasa dia gunakan untuk mengantar ku. Randi tiba-tiba muncul dengan Motor Ninja Birunya.

"Pagi," sapa Randi sopan

"Iya Pagi, Teman kamu Brian," Tanya Papa Heran

"Iya Pa,"

"Pagi Randii," Seru Mama dari depan pintu seperti biasa heboh di pagi hari

"Tante boleh Brian aku aja yang anter biar Om sama Tante bisa langsung berangkat." Usul Randi yang mengagetkan ku

"Ga ngerepotin Ran,"

"Kaga kok om,"

"Yaudah Om titip anak om ke kamu ya," ujar papa sambil mengusap kepala ku "hati-hati kalian berdua ya,"

"Berangkat Om Tante,"

"Iya hati-hati,"

Aku dijemput Randi, ini kebetulan atau direncanakan ya ?. Senangnya hati ku seolah aku mau terbang. Perhitungan ku Randi seharusnya jalan jam 6.15 dan sampai jam 6.45 apa yang membuatnya bangun dan tiba-tiba ada di depan rumahku jam 5.45 .

Ditanyapun akan menimbulkan lebih banyak pertanyaan yasudah kupilih diam. Jam menunjukan pukul 6.45 tepat sesuai prediksi ku kita sampai dan ke kelas masing-masing.

Aku tidak begitu mengerti apa yang terjadi antara ku dengan Randi tapi aku lebih memilih untuk menikmati apa yang saat ini terjadi. Entah buku aneh itu yang mulai dan membuatnya tidak sadar atau dia melakukanya dengan sepenuhnya kesadaran. Namun ada satuhal yang mengganggu fikiran ku. Buku apa ini dan dari mana asalnya. Siapa pembuatnya dan bagaimana bisa ada di tangan ku saat ini.

Tepat sebelum jam istirahat makan siang, mata pelajaran olah raga di mulai. Ya mata pelajaran cuci mata bagiku. Aku bisa mencuri pandang untuk melihat teman sekelas ku mengganti bajunya. Hahaha

Dimulai dengan Miguel saat ku perhatikan tubuh berisi yang tidak begitu gemuk cenderung Beefy. Wajahnya tampan dan pendiam apa mungkin dia menyimpan hal yang sama dengan ku. Berkulit putih dengan puting kemerahan. Dia sangat rajin untuk Gym dibanding teman-teman ku yang lain. Rambut kelimis dan selalu menjadi contoh di mata guru-guru.

Michael, bisa di bilang si Don Juan berkulit sawo matang kuping bertindik dan wajah tidak terlalu Oriental. Tubuh atletis walau tidak Gym, Rambut model undercut bulu halus di tumbuhi di bawah pusarnya. Cowok yang biasa di pangil Mike ini selalu di kelilingi drama percintaan para gadis-gadis.

Diaz bertubuh gempal dengan kulit sawo matang. Wajahnya sungguh tidak cocok saat tidak berjangut ataupun kumis. Dia menumbuhkannya walau hanya sedikit dan selalu di rawat dengan baik. Wajahnya sangat manis dibandingkan dengan yang cowok-cowok lain di kelasku.

Wajah ku selalu memerah saat mereka ganti baju dan menjadi kesempatan ku untuk menemukan fantasi. Mereka selalu menganggap itu karena aku kecapean padahal sebenarnya itu karena aku malu saat melihat mereka bertelanjang dada.

Aryo menghampiri ku saat wajah ku merah padam. Tubuh berototnya sangat menjadi idaman cowok ini sangat kentara kalau dia berzodiak leo. Tidak ada yang mau mendebat dan vibes alpha nya sangatlah terasa saat dia mendekat. Dapat kulihat bulunya merambat tumbuh dari atas pusat kedalam celananya puting kecoklatan dan wajah tampannya menjadi perpaduan serasi saat dilihat.

"Brian muka lu merah banget kalau lu masih sakit mending jangan di paksa gua anter ke UKS ya," usulnya didepan ku

"Engg, engga kok,"

Horny NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang