Tinta Darah : Membunuh Perasaan

516 11 0
                                    

Kenyataanya memang tidak bisa untuk menghindari perasaan jatuh hati terhadap seseorang. Bahkan saat kedua insan harus dipisahkan oleh dikotomi moral manusia tetap akan mencoba mencari pembenaran atas perasaanya bernama, Cinta; sebuah kisah yang di mulai dengan salah berimbas rasa dan berjalan pedih. Apakah cinta selalu menyakitkan ? Apakah cinta harus ada ? Apakah cinta harus jadi kesalahan atas suatu kesalahan dan menjadi pembenaran ?.

Brian akhirnya mencoba melakukan pembunuhan. Dia membunuh hal yang tidak boleh disentuh bahkan oleh pisau tertumpul sekalipun, perasaanya sendiri.

Dia mulai mendua dan menggunakan buku itu. Disuatu siang dia menemukan sebuah tulisan di buku itu. Brian dapat membuat kisahnya sendiri.

Dia menuliskan sebuah alur kisah yang menyenangkan fantasi terliarnya. Sebuah kisah yang akan dia gunakan untuk membunuh perasaanya.

----------------------

Aku menuliskan kisah yang akan membunuh perasaan ku. Salah ya tentunya tapi aku tidak mau ini hanya salah saja tapi aku akan menikmati pembunuhan berdarah ini.

Siang itu di bulan juni saat lomba Tahunan diadakan antar sekolah aku membuat cerita chaos itu.

Semua sibuk dengan perlombaan itu. Diaz mengikuti perlombaan basket dengan team dari Randi. Disana Randi ada dan melihat Diaz sangat di dukung oleh ku. Aku melihat kemarahan membakar di matanya saat aku memberi handuk ke Diaz.

Ini belum berakhir meski Randi sudah terbakar api cemburu. Saat itu terjadi Brian puas melihatnya. Berikutnya adalah Aryo yang ikut memanas dengan pemandangan yang kubuat.

Kekacauan terjadi saat Aryo dan team Billy berhadapan. Billy menendang bola itu dengan keras memecahkan kaca ruang dimana sedang ada perlombaan mading. Kulihat seseorang bertengkar dengan Billy sangat hebat seumuran ku dan tentunya di bisa menentang Billy yang membakar api kemarahan Billy yang tidak pernah tersulut. Sebagai anak dari pemilik yayasan sampai akhirnya di pisahkan oleh dua guru.

Belum selesai untuk ku membuat kekacauan dengan buku itu. Aku tambahkan bumbu lainya saat semua sibuk. Diaz dan Aryo kupergoki bertengkar dengan hebat di sore hari saat sekolah sepi.

"Lu coba rebut Brian dari gua Njinggg," Bentak Atyo

"Bacot lu kontol sejak kapan lu jadian sama di,"

"ANJIIIIINGGGGGGG JAGA MULUT KOTOR LU BANGSAAAAAAATTTTTT,"

Sadar dengan apa yang membuat mereka bertengkar akhirnya mereka menarik ku dan membuat ku memilih. Dibanding dengan membuatku memilih mereka seperti adu kejantanan.

"Oke kita buat Brian mutusin siapa diantara kita yang pantes buat jadi pacarnya," usul Diaz

"Oke siapa takut,"

Miguel yang mendengar keributan itu ikut berseteru.

"Woyyy, lu kira diri lu pada pantes jadi pasangan Brian, gua lebih pantes anjing,"

"Lu mau ikut babi, ngaca diri lu," balas Diaz

Mereka akhirnya mengakhirinya dengan menaikan ku diatas meja dan melepaskan pakaian ku.

Diaz memulai dengan menelanjangi dirinya dan menciumi ku dengan sangat ganas dan mulai melahap bibir ku sampai memerah. Geli dengan janggut dan kumisnya. Diaz turun dan menelusuri leher ku. Aryo mendorong Diaz.

"Ciuman aja kontol," balas Aryo

Gantian sekarang Aryo menservice ku dengan french kiss yang sangat hot. Miguel tidak mau kalah dia menarik bibir ku dan menikmatinya.

"Akhirnya gua bisa ngerasain apa yang selama ini gua bayangin,"

Bergantian mereka yang tadinya memperebutkan ku menjadi 'menjajah ku di atas meja itu'. Aryo mempermainkan puting kanan ku sementara Miguel terus menghisap puting kiri ku. Diaz sendiri menikmati desahan ku saat dia memainkan janggutnya di tubuh ku.

Horny NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang