SATU

349 42 36
                                    


Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum guys, selamat datang di Our destiny, sebelum membaca jangan lupa vote dan komen ya!!!

Happy reading!!!

*

Di bawah langit sore, dua orang sepasang kekasih sedang bermotoran sembari menikmati senja di sore hari. Angin berhembus meniup pelan hijab segi empatnya, membuat gadis itu menikmati suasana sembari memeluk kekasihnya dari belakang. Gadis itu tak berhenti tertawa, pasalnya kekasihnya selalu memiliki lelucon aneh yang berhasil membuatnya tertawa bahagia.

"SAYANG!" pekik laki-laki itu agar terdengar oleh sang pacar.

"APA?" teriaknya.

"KAMU TARGET NIKAH KAPAN?"

"HAH?"

"KAMU MAU NIKAH DI UMUR BERAPA?"

"BAJU AKU? 75 RIBU!" pekiknya.

laki-laki itu terkekeh, ia mengurangi kecepatan kendaraannya agar suaranya lebih terdengar oleh sang pacar.

"Aku bukan tanya harga baju kamu, Naya." ucap laki-laki itu lembut.

"terus apa?"

"Aku tadi tanya, kamu mau nikah di umur berapa?"

Naya cengengesan, ternyata dirinya salah dengar. "Aku sih, maunya di umur 21, karena lebih siap secara keseluruhan."

"Kalau kamu, Riko?" tanya Naya.

"Aku gak ada target nikah, aku siap nikah kalau kamu juga sudah siap!" ucap Riko serius.

"Masih dua tahun lagi," ucap Naya lirih.

"Nggak papa, Nay. Aku tunggu sampai kamu siap."

Naya tersenyum manis, laki-laki yang dikenalnya selama 5 bulan ini ternyata memiliki tujuan untuk mengajaknya serius, awalnya ia pikir lelaki itu hanya main-main saja dengannya.

Naya mengenal Riko karena hasil comblangan teman-temannya. Naya memang memiliki nasib buruk soal percintaan, ia selalu gagal, entah karena kurang cocok dari sifat atau memang semua laki-laki yang mendekatinya hanya penasaran dengan dirinya.

Sebelum ia bertemu dengan Riko, ia pernah didekati oleh seorang lelaki cukup dewasa yang sudah matang untuk menikah, ia selalu berpikir laki-laki ini serius dengannya. Namun, pikirannya berubah ketika tanpa sengaja mendengar percakapan antara dia dan temannya, laki-laki itu berkata dengan bangganya bahwa dia mendekati Naya hanya untuk main main saja karena dia menganggap, Naya hanyalah seorang gadis polos yang sangat mudah untuk dibohongi. Sejak kejadian itu Naya jadi malas untuk berkenalan dengan laki-laki.

Tetapi, temannya Mala, memperkenalkan dirinya dengan Riko, awalnya Naya menolak karena takut seperti yang dulu, tapi Mala meyakinkan Naya kalau Riko itu sangat baik dan berbeda dengan laki-laki yang mendekati Naya sebelumnya. Akhirnya, Naya dan Riko dekat selama sebulan, keduanya merasa cocok lalu mereka memutuskan untuk berpacaran.

"Kamu mau tunggu aku 2 tahun lagi?" tanya Naya.

Riko mengangguk. "Iya, sayang. Kamu mau kan nikah sama aku?"

Our destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang