Assalamu'alaikum teman-teman!!
Bismillaahirrohmaanirrohiim..
Sebelum membaca, sholawatan dulu yuk, biar hati kita semakin tersambung dengan Rasullulah.
(اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ)
"Allahumma Sholi Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad"
*
Happy reading!
*
Zayyan melirik jam dinding, menunjukkan pukul setengah enam pagi, ia menyimpan kembali sajadahnya. Kemudian, berjalan mendekati Naya yang masih tertidur lelap.
Zayyan tersenyum gemas melihat Naya mengecap dalam tidurnya. "Saya bingung mau masak apa hari ini," gumam Zayyan seraya mengusap lembut pelipis Naya. "Saya tidak tahu makanan kesukaan kamu," lanjutnya.
Naya menggeliat kecil, lalu mengecap kembali. "Kayaknya, makan cumi saos tiram enak," gumam Naya masih setia memejamkan mata.
Zayyan terkekeh kecil. "Kamu mendengar ucapan saya, hm?"
Hening, tidak ada sautan lagi dari Naya.
"Oke, akan saya buatkan cumi saos tiram untuk kamu."
Zayyan berjalan menuruni tangga menuju dapur, ia membuka kulkas dan mengeluarkan semua bahan masakan. Zayyan tersenyum tipis saat melihat sebungkus cumi-cumi mentah dalam freezer. Sepertinya, Naya sudah melihatnya dari kemarin.
Zayyan mulai menyibukkan diri dengan peralatan dapur, ia tidak hanya memasak cumi tapi juga memasak sayur untuk melengkapi lauknya. Setelah satu jam berlalu, terdengar suara langkah kaki yang sedang menuruni tangga, membuat atensi Zayyan teralihkan.
"Mau kemana?" tanya Zayyan mengernyit bingung saat melihat Naya sudah rapih dengan celana jeans longgar, baju cream yang sengaja dimasukkan ke dalam celana dan hijab berwarna senada yang dililitkan ke leher.
Naya berjalan mendekati Zayyan yang masih berkutat dengan peralatan dapur. "Gue izin, ya, mau kerja lagi," ucap Naya seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Naya memang sengaja baru meminta izin sekarang, karena ia pikir dengan penampilannya yang sudah rapih, suaminya pasti akan sungkan untuk menolak izinnya.
"Dengan pakaian seperti itu?" tanya Zayyan datar, tak mengindahkan tangan Naya di hadapannya.
"Iya, emang kenapa?" Naya kembali melihat penampilannya dari bawah. "Bagus, kan, penampilan gue?"
"Kamu ingin menarik perhatian pria lain di luar sana?"
"Hah?" Naya menatap Zayyan tidak suka. "Kok, lo jadi nuduh gue caper ke cowok lain, sih?"
"Saya tidak memberi kamu izin, sana, ganti pakaian kamu." Zayyan melepaskan apronnya lalu melewati Naya begitu saja tanpa melihatnya sedikit pun.
"Apa, sih?" Naya bingung sekaligus kesal karena Zayyan terus mengabaikannya. "Nggak bisa, gitu, dong. Gue udah siap dari pagi. Lo tinggal kasih izin doang, apa susahnya?"
"Cepat sini, sarapan," ucap Zayyan seraya sibuk menuangkan air ke gelas.
"Gue sarapan di luar aja," balas Naya kembali mengulurkan tangan di hadapan Zayyan.
"Sudah saya bilang, saya tidak akan memberi kamu izin," ulang Zayyan datar.
"Lo kenapa, sih?" Naya memejamkan mata sejenak, meredam emosi yang akan meledak kapan saja. "Apa salahnya kalau gue kerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our destiny
RomanceBagaimana perasaan kalian jika harus terjebak oleh perjodohan setelah gagal berkali-kali soal cinta? Namanya Naya Nafeeza Az-Zahra seorang gadis yang menginginkan pernikahan di usia 21 tahun, tetapi dia malah harus menikah di usia 19 tahun dengan s...