Part 3 Ming Seagull

216 53 0
                                    

Kau mundur selangkah.
"Jangan takut padaku, Y/n. Aku berhasil datang ke sini dengan menebak-nebak di mana kiranya kamarmu berada karena semalam kau lari begitu saja ke arah lorong ini."

Pria bernama Shaun Monday itu masih menahan pintunya agar tidak kau tutup.

"Kau mau apa? Aku tidak bisa menerima tamu di kamarku, suamiku sedang tidak adaada," tukasmu menolak.

"Suami? Kau sudah bersuami? Ah, iya, aku hampir saja lupa. Baru minggu lalu kau menikah dengan senior di kampusmu, Seo Kangjun, bukan? Aku menerima undangannya, tapi maaf, aku tidak bisa hadir ke pernikahan kalian karena aku baru saja memulai perjalanan tur."

Kau mencerna kalimat Shaun, tentu saja saat itu pasti Kangjun yang mengundangnya. Kau berbohong mengenai kau tidak mengenal Shaun, faktanya kau sangat mengenal pria yang pernah satu sekolah dan satu universitas dengamu dan Kangjun saat di Auckland.
(Kisahmu dan Kangjun bisa diketahui selengkapnya pada Pseudonym episode 1-26)

"Ayolah, Y/n, tidak mungkin kau lupa padaku. Aku si bintang kampus pada masa itu, aku bahkan sudah memulai debut karirku di dunia musik sejak kita kuliah dulu. Tidak ada orang yang tidak mengenalku." Shaun tersenyum lebar.

"Baiklah, Tuan Monday, anggap saja aku mengenalmu. Sekarang apa maumu? Urusan kita sudah selesai beberapa tahun lalu. Sekarang kita bertemu sebagai orang yang baru."

"Jangan begitu, Y/n, kau pasti datang ke sini untuk berbulan madu. Kebetulan sekali aku ingin ngobrol-ngobrol dengan Kangjun, sudah lama kami tidak bertemu. Ternyata dia yang berhasil menikahimu, kalian memang pasangan yang serasi sejak dulu. Aku jadi ingat bagaimana sulitnya aku berjuang untuk mendekatimu dulu hingga akhirnya kau menolak cintaku, itu karena Kangjun yang selalu menempel padamu. Di mana dia sekarang?"

"Er, d-dia ...."
Shaun sedikit menarik lenganmu hingga kau melangkah keluar dari ambang pintu dan blam!
Pintu menutup di belakangmu, kau meninggalkan ponsel di dalam dan kini kau tidak bisa masuk karena pintunya terkunci otomatis.

"Apa dia sedang sarapan di bawah? Ah, tepat sekali. Aku ke sini sebenarnya ingin mengajakmu sarapan di resto bawah, Y/n, anggap saja sebagai permintaan maafku karena semalam beberapa anak buahku mengejarmu dan membuatmu takut. Maklumi saja mereka, anak buahku memang dilatih seperti itu, mereka pikir kau adalah salah seorang penggemarku yang menguntit."

Shaun pasti belum mendengar kabar mengenai pernikahanmu dan kejadian yang menimpa Kangjun. Dia benar-benar seorang penyanyi papan atas yang tengah sibuk melakukan perjalanan tur. Shaun pikir, kau telah menikah dengan Kangjun.

Dengan isi kepala yang sibuk berpikir mengenai keberadaan suamimu, kau tanpa sadar menyetujui ajakan Shaun untuk pergi sarapan ke resto lantai bawah.

Sesampainya di lantai bawah, tak jauh dari lobi, restoran bergaya klasik yang serasi dengan nuansa hotel tersebut di penuhi oleh beberapa tamu yang tengah menikmati sarapan pagi mereka. Suara hiruk-pikuk dan dentingan alat makan memenuhi ruangan tersebut.

Kau teringat isi pesan dalam ponsel Jung tadi bahwa dia akan menemui Jeon Micin di Taman Labirin. Kau baru saja berniat untuk mengatakan pada Shaun kalau kau harus menemui suamimu namun pria itu sudah terlanjur membawamu ke ruang VIP resto dan membuka pintunya.

"Shaun, bukankah dia wanita yang semalam masuk ke kamar kita?" tanya seorang pria yang terkejut melihat kedatanganmu dan Shaun. Pria itu tengah duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja bundar, tempat berbagai macam makanan khas American breakfast terhidang di atasnya.

"Shaun, maaf, aku tidak bisa sarapan denganmu. Aku harus menemui suamiku."
Jantungmu berdegup cepat begitu menyadari beberapa anak buah Shaun yang semalam mengejarmu juga berada di ruangan itu dan pria yang baru saja bicara adalah orang yang memerintahkan untuk menangkapmu.

Pseudonym 2 : The Another MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang