Bab 1

5 1 0
                                    


Musik adalah dunia bagi Leo. Menjalaninya adalah sebuah kebahagiaan.

Hari Minggu yang tidak pernah disia-siakan olehnya. Menjadi penyanyi di sebuah cafe, yang biasa dikunjungi anak-anak muda.

Zayyan menanti nya di depan cafe. Hari itu Leo telat sedikit, biasalah banyak alasan yang harus dia berikan kepada orangtuanya.

Sementara para penggemar mereka sudah menunggu untuk melihat penampilan mereka hari itu. Beberapa ada yang sudah memesan makanan, dan ada beberapa yang bahkan sudah kenyang. Dan penggemar mereka kebanyakan adalah perempuan.

Riuh tepuk tangan terdengar begitu mereka masuk ke dalam cafe.

Leo melihat ke sekeliling, memastikan sesuatu yang membuatnya akan lebih bersemangat.

"Ada... " Zayyan menepuk bahunya sambil tersenyum. Lagi-lagi mengejek Leo.

"Bisa aja lu," Timpal Leo cengengesan.

Dan dimulai dengan kata mutiara yang selalu Zayyan berikan setiap harinya, performance mereka dimulai.

Lagu dari Gisoul berjudul "Hate everything" dibawakan dengan merdu oleh keduanya.

Lagu-lagu dari BTS, Exo, Nct dan lagu Korea lainnya juga sering mereka bawakan.

Mereka berdua juga biasa mengadakan bincang-bincang penggemar meski itu hal-hal yang sepele.

"Kak Leo sama kak Zayyan, nggak ada rencana buat jadi K-Pop Idol? udah cocok loh kak. Jadi nanti aku bisa lihat kalian kalau ada acara musik di Korea. Aku Minggu depan pindah sekolah ke Korea soalnya," Ucap seorang gadis remaja.

Gadis tersebut mendapat sorakan dari yang lain.

"Kalau ada yang ngelirik... Boleh aja, mau banget malahan," Ucap Zayyan merendah.

Memang kan itu impian mereka berdua soalnya.

Tiba-tiba Leo usil nih sama penggemarnya. "Kalau kami jadi K-Pop Idol kalian mau beli album kami?"

"Jangan ditanya kak, kami pasti nabung dari jauh-jauh hari. Tapi beneran ya kak... kalian harus jadi K-Pop Idol," Sahut yang lain.

.........

Gebi sangat terheran ketika melihat kamar putranya sangat rapi. Semua barang yang tidak disukai habis tidak tersisa. Entah dikemanakan. Tapi Gebi tidak bercerita kepada suaminya. Dia takut, nanti kalau putranya balik lagi malah jadi masalah baru.

Harapan penggemarnya malah jadi angin yang kian menghempaskan harapan Leo. Itu diungkapkan Leo kepada Chelsi, pacarnya.

Ternyata dirinya tidak siap untuk memulai dunianya sendiri. Leo tersadar jika selama ini terus terbutakan dengan indahnya mimpi-mimpi yang semu, dan perlahan menjadi racun untuk dirinya.

"Coba lihat sini, pacar aku yang ganteng udah hilang nih wajah ganteng nya," Goda Chelsi ketika melihat Leo menelungkup di meja kantin.

"Aku hilang semangat nih," Ucap Leo. Ditatapnya wajah Chelsi yang cantik. Cukup membuat hatinya menjadi lebih hangat.

"Masih soal yang di Cafe? kenapa?" Tanya Chelsi.

"Aku jadi punya beban, aku takut nggak bisa sesuai dengan harapan mereka. Aku takut, nggak bisa mewujudkan impianku sendiri."

"Hei... kamu bisa," Chelsea meraih kedua tangan Leo. Digenggamnya dengan erat sebagai bentuk penyemangat.

"Kamu sudah laluin ini empat tahun. Kamu hebat, Leo. Apakah kamu berpikir penggemar mu banyak, gara-gara visual kamu? nggak Leo, kamu berbakat. Tetaplah berkarya, karena itu adalah mimpi kamu. Aku tahu seberapa berartinya mimpi kamu ini. Jangan menyerah, aku akan selalu ada buat kamu."

Pacarku I dolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang