KANAYA

53 4 0
                                    

Haiiii sorry ya lama update huhuhu saya lagi PCD the unity 😭😭🙏

Sebagai gantinya ini akan lebih panjang dikit hehe. 2,4k kata, semoga tidak gumoh 🙏

Selamat membacaaaa

"Nay! Ayo dong! Gue kan ngga sengaja?"

Naya masih saja tidak membuka pintunya, dia terlalu larut dalam kekecewaan ketika menemukan toples Will dan Charles telah kosong dan kedua serangga itu tak lagi disana.

Kekecewaan itu menjadi kemarahan begitu menanyakan hal ini pada teman serumahnya dan menemukan alasannya.

"Masa lu marah sama gue gara-gara makhluk menjijikkan gitu?"

Mendengar yang diluar terdengar meremehkan makhluk peliharaannya, gadis itu kini membuka pintu dengan wajah menahan emosi.

"Ko pake lah, ko punya otak! Kalau misalnya ko kada tau tu apa. Jan lah ko sentuh."

Brak

Selesai mengatakan hal itu, Naya membanting pintu tepat di depan wajah Luki yang mencoba mencerna apa yang Kanaya tadi baru saja katakan.

Sejujurnya apa yang Kanaya lakukan cukup kejam dan sangat tidak sopan. Namun karena ini adalah kesalahannya, Lukita mencoba memperbaiki apa yang sudah ia perbuat.

🌻

Malam tiba dan Kanaya juga belum keluar dari kamarnya.

Luki pun berinisiatif untuk mengetuk pintu kamar Naya.

"Nay? Naya?"

"Nay?"

Ceklek

"Apaan sih?"

"Lu mau nitip ga? Gue pengen beli nasgor di pertigaan dekat posyandu."

Tanpa menjawab lagi-lagi Naya menutup pintu kamarnya dan mengabaikan Luki.

"Sabar Luki, sabar! Lo juga yang salah."

Walaupun sudah diabaikan seperti tadi nyatanya Luki tetap membelikan Kanaya Nasi goreng dan diletakkan di meja ruang tamu. Beserta Note yang berisi jika makanan itu memang untuk Naya.

Pagi tiba dan Luki yang tengah beberes-beres rumah sebelum berangkat kerja itu menemukan jika bungkusan nasi goreng semalam sudah tidak ada.

Hal ini menimbulkan senyuman dibibir gadis yang masih memegang gagang sapu itu.

Luluh juga hati lu, Nay!

Lukita pun menyelesaikan pekerjaannya menyapu hingga ke dapur dan menggunakan pengki untuk mengumpulkan pasir sebelum membuangnya ke pekarangan belakang.

Namun saat membuang pasir ke pintu belakang, Lukita melewati plastik sampah diujung ruangan, sebuah bungkusan kertas nasi yang masih tertutup membuat kegiatan Lukita terhenti.

Tangannya masuk untuk mengambil bungkusan itu dan benar saja itu adalah nasi semalam yang ia belikan untuk Kanaya.

Nafasnya terasa berat, dada gadis itu naik turun menahan amarahnya. Dia tidak habis pikir jika Kanaya akan membuang-buang rezeki seperti ini.

Jika memang gadis itu masih marah, letakkan saja di tempat semula. Abaikan saja apa yang ia lihat. Tidak perlu sampai dibuang seperti ini!

Sebuah suara gemericik air dari dalam kamar mandi menyadarkan Luki jika sedari tadi, yang menjadi alasannya marah tengah berada di dalam sana.

Luki menatap pintu plastik bermotif kayu itu , kalau dia super Hero mungkin pintu kamar mandi itu akan tembus oleh pandangannya yang tajam.

Luki pun ingin segera berangkat kerja agar tidak melihat wajah Kanaya.

22:22Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang