Seolah takdir tidak memberi ku waktu istirahat, babak penderitaan baru akan dimulai dalam hidupku. Entah akan seperti apa tuhan membuatku harus mengerti kata sabar dan ikhlas.
Setelah 7 hari kematian ayah. Aku dan ibu memutuskan untuk kembali ke jakarta meneruskan kehidupan yang sudah ayah bangun sekian tahun untuk kami.
Pagi Hari seperti biasa, kamu sibuk dengan kegiatan masing masing, aku yang sibuk berangkat kuliah dan ibu yang sibuk mengurus bisnis ayah.
"Aku berangk ini omat dulu Bu, nanti kalo ada yang urgent telfon aja, aku pulang malem soalnya ada kegiatan di kampus" ucapku berpamitan. Sekarang pukul 7 pagi dan kelasku akan dimulai pukul 8.
"Tenang banyak yang bantuin ibu, kamu gak usah mikirin yang di sini, sana berangkat kebiasaan mepet jam kamu itu"
Aku hanya cengengesan, mau bagaimana lagi daripada aku menunggu dosen.
***
Setiba di kampus aku langsung menuju kelas pertama di pagi hari, menghampiri teman ku. Namanya shanty, aku biasa memanggilnya Shan, dia teman SMA ku. Iya hanya dia yang ku kenal di kampus ini, selebihnya hanya teman formalitas kelompok belajar.
Dosen datang menjelaskan materi yang cukup membuat kepalaku pusing dan mengantuk. Ingin tidur tapi takut di keluarkan dari kelas. Begini begini kalau Soal sekolah dan kuliah aku termasuk anak baik yang tidak neko neko tapi tidak memiliki bakat apapun dan prestasi apapun.
"Tidur jam berapa Lo ngantuk sampe ga karuan gitu" tanya shanty
"Ga tidur kayaknya, ga bisa tidur gua mikirin hidup" gurau ku
"Mikir hidup, dijalanin aja bund nanti juga masanya abis"
"Dijalanin sampe kaki gua keropos juga kalo takdir tuhan jelek tetep aja gua mending mati" ucapku saat kami sudah duduk di bangku kantin.
"Mati masuk surga sih aman, kalo lu mati masuk neraka ya mending hidup"
"Asli penduduk neraka sih kalo gua" candaku
"Mending makan sih za, kenyang juga kita abis itu balik"
"Balik? Bukannya nanti ada kelas mister brondong" tanyaku. Jangan salah sangka dosenku itu bukan brondong asli, umurnya lebih 50 tapi gaya hidup nya mengikuti generasi muda, kami sering menyebutnya mister brondong atau duda perjaka.
"Kelasnya di ganti besok katanya, hari ini dia ada kunjungan ke luar negri"
"Sendiri?" Tanyaku
"Kayaknya sih iya" jawab shanty tidak yakin
"Alah bukan kunjungan sih itu, dia liburan sambil nyari janda" ucapku.
"Iya kali, secara dia kan duda perjaka. Btw, langsung balik lu, atau ikut nongkrong dulu bareng yang lain"
"Langsung balik, ibu gua ga ada yg bantuin di resto"
"Resto Segede gitu, karyawan buat apa boss kalo yang punya masih ikut kerja"
"Ngerti ibu gua lah ya, gua balik deh" aku berdiri meninggalkan meja dan menuju stand makanan untuk membayar dan sekalian membungkus Karna bakso kantin adalah makanan favoritku.
"Hati hati loh, diculik setan Wewe"
"Setan Wewe takut sama gua Shan"
KAMU SEDANG MEMBACA
60 hari bersamamu
Non-Fictionkami rasa waktu yang diberikan tuhan akan begitu panjang untuk dilalui, nyatanya kami hanya di berikan waktu sedikit untuk bersama. bukan satu tahun, dua tahun, atau bahkan lebih, hanya 60 hari kami bersama. perjalanan hidup kami bukan lah istimewa...