1: Packing

130 7 0
                                    

Raky mendengus sebal.
Sambil terus bergumam tentang kekesalannya akan manusia bernama Guin, yang sialnya sering dikira berhubungan darah dengannya perkara ujung nama mereka yang sama.

Ogah

Tapi tangannya tetap sibuk memasukkan barang-barang ke dalam koper besarnya itu. Lebih tepatnya sudah koper ketiga.

Kayak orang mau pindahan? Masalahnya memang Raky sedang sibuk untuk pindahan.

Ditanya Kenapa? Lagi-lagi biang bencana dan permasalahan alias Guin.

Sok-sokan ngide untuk mengajak mungkin lebih tepat memaksa Raky untuk ikut pindah bersama circle biang kerok tersebut.

Raky sendiri tidak tau ide dari mana 8 manusia segender dan beda ibu bapak itu memutuskan tinggal bersama. Dan saat pertama kali mendengar Guin memberitahunya Raky hanya mengangguk-angguk mendengarkan, tidak ada tuh firasat tidak enak yang berujung sekarang Raky kena getahnya.

Apalagi Raky sendiri tidak begitu kenal apalagi akrab dengan dengan anggotanya. Kedelapan manusia itu kebetulan anak-anak yang orangtuanya bersahabat jauh sebelum berkeluarga, circle sepuh dari waktu sekolah.

Alhasil, karena sangat sering berkumpul, anak-anaknya terutama yang laki-laki juga sangat dekat.

Selain Guin, Raky sendiri hanya cukup akrab dengan Bhumi.
Ketua osis sekolah sebelah waktu Raky SMA dulu.

Meskipun sekarang mereka berbeda kampus, tapi karena Guin sering kali mengajak Bhumi ikut saat nongkrong dengannya, alhasil mereka cukup akrab.

Tapi selain itu? mana kenal dia.

Kenal lagi mungkin cuma Yasa. Dulu bocil SD cengeng itu suka mengintili Guin tiap mereka keluar, katanya sih dititipin orangtuanya. Raky bingung sendiri, nitip kok ke Guin? yang ada malah bencana.

Raky lagi-lagi mendengus kesal. Kenapa dia juga mesti ikut pindahan, mana kenalannya cuma itu dua orang, yang lain Raky cuma kenal muka dan nama.

Raky heran, gimana cara Guin merayu orangtuanya, terutama mama  yang biasanya paling protektif, ini malah yang paling semangat agar dia ikut pindah.

Setelah sebelumnya biang kerok itu tantrum sampai guling-guling agar dia ikut pindah bersama mereka, Raky tidak mengada-ada bocil 19 tahun itu benar-benar menggelepar di tanah agar Raky mau ikut.

Alhasil dia hanya bilang untuk menyuruh Guin mendapatkan izin orangtuanya.

Tapi, Raky tidak percaya manusia aneh itu justru benar-benar berhasil. Lagian, dia bilang begitu karena percaya bahwa Guin akan gagal, mengingat mamanya yang terlalu overprotektif. Sekarang ini akibatnya, senjata makan tuan yang legendaris.

Melihat hasil karyanya, Raky menghela nafas lega. Ketiga koper besar tersebut sudah rampung dijejalinya dengan pakaiannya. Selain ketiganya, barang-barang lain sudah lebih dulu disiapkan oleh mamanya dan asisten rumah tangga.

"Beneran jadi pindah ini?"
batin Raky sedikit tidak percaya.

lalu dia menghembuskan nafas pasrah, lagi-lagi harus menyalahkan Guin sang pembawa permasalahan di hidupnya.

Entah harus jadi alasan bersyukur atau malah menyesal dia berteman dengan Guin.

Awalnya, Raky sendiri murid pindahan dari Los Angeles saat tahun terakhir JHS. Ricky yang pindah ke salah satu sekolah menengah berstandar internasional tersebut bertemu dengan manusia SKSD bernama Guin.

Dan entah bagaimana, dengan banyak penolakan Raky dan kekeraskepalaan Guin untuk mendekat, Raky berakhir pasrah.

Mau gimana lagi. Semakin Raky menolak semakin semangat juga Guin merekcokinya. Padahal tinggal cari target lain, tapi Guin menolak usulan tersebut.

Rose PetalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang