3: Pindahan

57 9 0
                                    

"Rakyyy! Udah selesai belum siap-siapnya? Buruan!" Kata Mamanya dari luar pintu kamar Raky.

"Dikit lagi Ma, lagi siap-siap aku" jawab Raky sambil buru-buru mengaitkan jam tangannya.

"Udah tau lama, bukannya bangun lebih awal. Cepetan ditunggu di bawah" Putus Mama.

"Hmn" Jawab Raky, meski tak ayal tidak terdengar juga oleh sang Mama.

***
Raky turun dari lantai 2 kamarnya berada, setelah selesai dengan keriwehannya perkara outfit yang akan dia kenakan untuk pindahan.

"Ck, lama!" Ujar Papanya setelah melihat anak satu-satunya itu akhirnya selesai juga.

"Udah cepet tau. Lagian, aku juga bisa sendiri. Orang cuma pindah deket doang, sampe cuti kerja" Sungutnya tidak terima.

"Mama kan mau liat-liat juga" Sahut Mama di samping Papa.

"Yaudah, ayo berangkat!" Putus Raky.

"Kamu naik mobil berdua Mang Eder. Papa sama Mama beda mobil" Kata Papa Raky.

"Lah? ngapain, boros bensin" Kata Raky bingung.

"Barang kamu kan banyak banget, gak cukup satu mobil. Lagian banyak bener yang dibawa, semuanya mau diangkut" Sungut sang Mama.

Raky meringis.

"Oh, kirain biar bisa mesra-mesraan" Ujarnya sambil mengangkat bahu.

"Sekalian" Sahut Papanya.

Raky mendengus mendengar ucapan sang Papa yang terkadang menyebalkan.

Lalu semakin kesal melihat kemesraan Mama Papa yang sudah meninggalkannya duluan keluar dari rumah. Raky bersungut-sungut lalu mengikuti keduanya.

Melihat bahwa ada dua mobil yang sudah beriringan di depan rumah, Raky menghampiri salahsatunya yang sudah ada Mang Eder, salah seorang pekerja yang ada di rumahnya.

Barang-barangnya sendiri sudah diurus dan tersusun rapi oleh Mang Eder dan kawan-kawan.

"Pagi Mang" Sapa Raky pada pria berumur 30an tersebut.

"Eh, Ko Iki. Udah siang atuh ini mah" Jawab Mang Eder jahil.

Raky cengingisan, lalu buru-buru masuk ke mobil setelah melihat wajah sang Papa yang seolah mengejeknya setelah mendengar percakapan keduanya.

Mobil kemudian berjalan beriringan depan-belakang menuju kediaman yang akan dia huni kedepannya. Kebetulan tadi Raky sudah mengirim location di grup keluarga mereka yang hanya 3 orang, udah cuma tiga anggota gak pernah nongol di grup lagi.

Selain karena lebih sering via telfon, yang kata Papanya lebih efisien, walaupun jarang juga, kedua orang tuanya itu super duper sibuk sedunia. Selain karena pekerjaan, tiap kali ada waktu luang keduanya sibuk dengan dunia berdua. Beberapa kali tiap mengambil cuti kerja yang lumayan lama, mereka malah keliling dunia buat honeymood untuk kesekian kali. Raky? tentu saja dia di tinggal.

Untungnya Mama Papa punya anak modelan seperti dia. Coba misal 11 12 macam Guin. Udah perusak suasana, biang masalah pula.

Atau manusia pada umumnya, setidaknya akan merasa kurang kasih sayang atau kesepian. Raky sendiri tidak masalah soalnya, tipikal manusia INTP abis.

Makanya sejak umur 9 tahun, tiap libur sekolah Raky inisiatif sendiri jalan-jalan tanpa Mama Papa. Kadang sama saudara, atau minta bodyguard pribadinya menemani. Jalan-jalan keliling dunia, atau cuma sekitaran tempat dia tinggal.

Mungkin itu salahsatu alasan Papa Mama tidak menambah anak agar Raky tidak jadi anak tunggal. Takut anak keduanya malah menyita waktu pacaran, karena tidak ada kepastian anak selanjutnya akan sebaik dan sepengertian Raky, berprestasi pula.

Rose PetalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang