Zee tersenyum kemudian menarik pelan lengan Marsha untuk masuk ke dalam rumah. Keduanya kini beriringan dengan tangan yang saling menggenggam satu sama lain. Marsha yang melihatnya tentu senang bukan main karena Zee mau memulainya terlebih dulu dan bukan lagi dirinya yang meminta.
Langkah Marsha dan Zee terhenti saat tiba di ruang keluarga. Marsha tersenyum canggung saat melihat ada beberapa orang disana yang tengah bercengkrama bersama.
Ketiga manusia yang tengah asik berbincang itu adalah Shani, Gracia Dan Chika. Melihat kedatangan Zee dengan seorang gadis asing membuat atensi ketiga gadis itu teralihkan seketika. Shani menyeritkan kedua alisnya menatap sang adik.
"Siapa gadis itu, Zee?"
Zee tersenyum. "Kenalin ini Marsha, Ci. Temen kampus aku." Lalu Zee melirik Marsha di sampingnya dan berucap kembali. "Sha, kenalin ini Cici cici aku." Katanya sembari melirik ketiga gadis yang tengah duduk itu.
Marsha melangkah ke arah Shani dan mengulurkan tangannya, Shani segera bangkit dan menjabat lengan Marsha dengan senang hati. Begitupun dengan Gracia dan Chika.
"Ayo duduk, Marsha." Gracia mempersilahkan Marsha duduk disamping Chika.
"Di gandeng terus, Zoy. Gak akan kabur juga kali Marsha nya." Shani terkekeh melihat adiknya itu buru-buru melepaskan genggaman keduanya. Kepalanya menggeleng pelan.
"Marsha satu fakultas sama kamu, Zoy?" Tanya Gracia yang cukup penasaran dengan Marsha. Gadis itu cukup manis dan terlihat sopan di matanya.
Zee menggelengkan kepala. "Beda, Ci. Marsha anak kedokteran."
Shani dan Gracia mengangguk cukup kagum karena visual Marsha yang memang cocok di bidang itu.
"Astaga! Cici hampir lupa 'kan nawarin kamu minum, Sha. Duh maaf 'ya. Kamu mau minum apa?"
Marsha menggelengkan kepalanya cepat. "Eh gak usah repot-repot, Ci." Tolaknya merasa tidak enak.
Zee mengusap bahu Marsha lembut serata tersenyum. Ia tahu betul saat ini gadis itu tengah merasa canggung dan gugup karena berhadapan dengan Kakak pertamanya, Shani.
Jemarinya perlahan bergerak mengusap bahu Marsha lembut. Mendapat perlakuan tersebut membuat perasaan Marsha lebih tenang dan menghangat.
Namun yang mereka tak sadari adalah saat ini Chika yang bergeming memperhatikan semuanya dengan hening. Terlebih interaksi antara Zee dengan Marsha yang tak luput dari pandangannya.
"Biar aku aja yang buatin, Ci. Aku sekalian mau ganti baju dulu. Tunggu bentar 'ya, Cha." Zee tersenyum sangat manis saat matanya bertubrukan dengan milik Marsha yang sedikit cemas. Zee mengangguk samar seolah berkata semuanya akan baik-baik saja.
Chika yang juga melihat itu entah kenapa ada perasaan tidak suka. Berkali-kali ia mencoba untuk menepis hal tersebut namun bukannya menghilang malah semakin terbakar. Chika tiba-tiba bangkit dan menyusul Zee yang sudah hilang dari pandangannya.
Gracia dan Shani yang tak begitu memperhatikan Chika hanya acuh tak acuh. Ketiga gadis di sofa itu kembali berbincang ringan dengan di selingi candaan dari Shani.
***
Chika yang tengah menuangkan beberapa minuman di atas gelas menoleh saat sosok Zee datang. Gadis itu terlihat cukup terkejut saat melihat Chika. Namun keduanya seolah-olah menutup mata dan terkesan tidak perduli satu sama lain.
Zee yang tak ingin terlalu memikirkan Chika hanya acuh, lengannya bergerak untuk membuka kulkas dan meraih satu kaleng soda.
"Zee."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIANZEE
Teen FictionSemesta mewujudkan segalanya, tapi untuk kali ini bukan kamu orangnya -az area gxg!! yg ga suka bole lgsng skip.