Shani yang baru saja selesai dengan urusan pakaiannya bergegas keluar menuju meja makan, pagi ini ia akan menghadiri meeting penting dengan beberapa klien penting. langkahnya terayun dengan tegas menuruni anak tangga satu persatu, kemudian alisnya bertaut saat tak melihat siapapun di meja makan itu, kepalanya bergerak menatap ke atas tangga, memikirkan sang adik belum bangun atau bagaimana?
"Belum pada bangun atau gimana? tumben banget." Gumam Shani pelan sembari menarik satu kursi yang biasa ia duduki.
Tanpa memikirkan hal yang macam-macam, Shani akhirnya sarapan sendiri dengan hening. ia melahap satu potong roti dan segelas susu hangat. setelah selesai Shani kembali bergeming saat belum juga ada yang menyusulnya untuk sarapan pagi ini.
"Apa gue panggilin, 'ya? tapi gue harus berangkat sekarang, bentar lagi jalanan macet. gue bisa telat meeting kalau gitu." Akhirnya Shani memutuskan untuk tetap pergi, mengingat pukul segini adalah waktunya jakarta macet, Shani tak ingin ketertinggalan meeting bahkan telat. itu akan sangat merusak reputasinya sebagai CEO muda.
Saat baru saja Shani membuka pintu, ia di kejutkan dengan kehadiran dua orang gadis yang tengah tersenyum menatapnya, kedua alis Shani menyatu dan menatap bingung dua gadis di hadapannya.
"Oniel, Olla? ngapain disitu?"
"Kita mau nungguin Zee, Ci. rencananya mau ikut nganterin dia ke bandara pagi ini."
"Iya, Ci. bener. Zee nya belum siap-siap kah, Ci? soalnya kita dari tadi udah telfon Zee tapi gak di angkat."
Shani menepuk keningnya sendiri, ia bahkan lupa jika adiknya itu akan melakukan penerbangan menuju negeri sakura pagi ini, dengan cepat ia mempersilahkan kedua gadis itu untuk masuk ke dalam rumah dan menyuruh Olla dan Oniel untuk terlebih dulu berjalan ke arah kamar Zee. sedangkan Shani merogoh saku celananya dan langsung menghubungi sekretaris kantornya.
"Hallo, Anin. maaf saya mendadak ada urusan sebentar, kamu bisa tolong handle dulu rapat pagi ini? nanti saya akan segera ke kantor setelah urusan saya selesai."
"Baik, kak. nanti akan saya atur kembali."
"Ya, terimakasih."
Setelahnya Shani bergegas menuju kamar Zee yang ternyata Oniel dan Olla hanya berdiam diri di depan pintu adiknya, ia menatap bingung saat Olla mengetuk beberapa kali pintu berwarna putih itu tidak ada sahutan sama sekali dari sang pemilik kamar.
"Ci, dia belum bangun kayanya, 'ya?" Ucap Oniel yang juga sedari tadi sudah meneriaki nama Zee berulang kali, namun nihil, si pemilik nama tidak menyahut dari dalam. "Coba Cici yang ketuk, Ci. siapa tau ada respon."
Shani mengangguk dan mencoba mengetuk pintu kamar sang adik, dan memanggil namanya beberapa kali. tumben sekali pikirnya, Zee tak biasanya sulit untuk di bangunkan seperti ini, terlebih gadis itu sedari kemarin sudah tak sabar untuk segera pergi ke jepang, mana mungkin gadis itu lupa?
"Kok gak ada jawaban, 'ya? gak biasanya Zee susah bangun gini."
Tiba-tiba suara pintu terbuka, namun bukan pintu yang sedari tadi ketiga gadis itu harapan, melainkan pintu tersebut adalah milik adik satunya lagi, Angel. gadis itu baru saja membuka pintunya yang memang kebetulan berada dekat dengan kamar Zee, Angel menatap heran orang-orang yang berdiri di hadapan kamar kakak kembarnya.
"Maaf, dek. keganggu, 'ya?" Ucap Shani saat melihat wajah Angel yang terlihat seperti baru saja terbangun dari mimpinya.
Angel menggeleng pelan "Ngga, Ci. emang kalian lagi pada ngapain deh disitu? ini masih pagi loh."
"Zee susah di bangunin, kita ada janji soalnya pagi ini." Olla berbicara dengan cepat saat melihat Shani hendak menjawab pertanyaan Angel, sebelumnya ia sudah di beri amanat oleh Zee untuk tidak memberi tahu siapapun jika gadis itu akan pergi pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIANZEE
Ficção AdolescenteSemesta mewujudkan segalanya, tapi untuk kali ini bukan kamu orangnya -az area gxg!! yg ga suka bole lgsng skip.