Prolog

101 72 26
                                    


Ini adalah malam yang penuh dengan para manusia. Semua orang keluar merayakan semarak tahun baru. Tiupan terompet terdengar di sepanjang jalan. Malam ini begitu ramai dan bahagia. Mereka semua mengharapkan awal yang baru di tahun yang baru.

"Julian, jangan terlalu lama di depan cermin. Ayo kita keluar!" ucap salah seorang gadis kepada temannya.

Julian tampak tidak peduli. "Tunggu sebentar," jawab Julian santai sambil membenarkan rambutnya.

"Julian Walton!"

Gadis itu memutar matanya kesal. Akhirnya ia membalikkan tubuhnya dan menatap temannya yang sudah lama menunggu.

"Ini malam tahun baru. Berbahagialah Sasha. Jangan cemberut!" Julian mencubit pelan pipi temannya.

Mereka segera keluar. Begitu riuhnya keadaan. Beberapa kembang api sudah dilayangkan. Senyum dan tawa langsung keluar dari bibir merah mereka.

"Waaahhh, bibirmu merah sekali Miss Walton," ucap Sasha menyindir.

"Ini melambangkan dewi cinta," jawab Julian lalu mengerlingkan sebelah matanya. Kemudian Julian memakai masker di wajahnya. Sasha mengerutkan keningnya heran.

Melihat ekspresi Sasha, Julian mendesah kesal. "Aku sedang flu. Anggap saja masker ini untuk menyembunyikan dewi cintaku."

Sasha hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan sahabatnya itu.

Jalanan begitu ramai. Banyak orang yang berlari membawa koper mengelilingi kota. Julian dan Sasha juga membawa koper di tangan mereka.

Ini adalah tradisi masyarakat di Kolombia. Mereka akan membawa koper kosong dan mengelilingi blok perkotaan. Mereka percaya bahwa hal ini menandakan tahun baru yang akan datang penuh dengan perjalanan. Tradisi ini disebut "maleta vacía".

Julian dan Sasha mulai melangkahkan kakinya. Berjalan menyusuri setiap blok perkotaan. Ini sangat menyenangkan. Orang-orang di sekitar juga melakukan hal yang sama. Tradisi ini benar-benar unik.

Dalam hati, Julian berdoa. Ia berharap bisa bertemu seseorang yang baik nantinya. Sesosok laki-laki yang mampu menjaganya dan kepercayaannya. Julian sering mengalami patah hati. Itu membuatnya kurang percaya terhadap hubungan. Menurutnya, laki-laki itu sama saja.

Julian begitu serius berjalan hingga dirinya setengah berlari. Ia bahkan tidak sadar jika sudah berbeda arah dengan Sasha. Ia terus melangkah sambil menikmati suasana yang ramai. Ini pertama kalinya ia merayakan tahun baru di Kolombia. Begitu unik dan berbeda dari negaranya. Semua ini memberikan banyak inspirasi untuk novel yang sedang ia tulis.

Waktu terus berjalan. Tahun baru mendekat. Orang-orang begitu berisik. Mereka mulai menghitung mundur.

Julian kurang memperhatikan jalan. Ia sedikit tersandung sehingga menabrak seseorang di depannya. Orang itu langsung membantunya berdiri.

"Kau baik-baik saja?" tanya pria itu.

"Aku baik-baik saja. Terimakasih," jawab Julian lalu tersenyum ramah. Pria itu diam saja.

Hitungan mundur terus mendekat. Detik-detik akan berakhirnya tahun ini. Menyambut tahun yang akan datang penuh dengan kebahagiaan.

"Tiga! Dua! Satu!"

Kembang api langsung memenuhi langit yang gelap. Semua orang berteriak bahagia. Segalanya menjadi indah malam ini.

Julian tersenyum senang bersama pria yang ada di hadapannya. Pria itu belum pergi. Masih tetap di tempat. Pria itu memakai masker. Julian tidak bisa melihat wajahnya. Tapi mata biru itu begitu menjeratnya masuk dan jatuh begitu dalam.

Setangkai mawar putih diberikan kepada Julian. Pria misterius itu menatapnya lekat. Tanpa bertanya, Julian mengambil bunga itu. Julian menatap pria itu bingung.

"Aku akan memberikan bunga ini kepada wanita yang bersamaku pada detik pertama tahun baru. Ternyata kau orangnya," Sudut mata pria itu mengecil tanda ia tersenyum.

Pria berbaju hitam itu kemudian melangkah pergi. Tapi Julian masih penasaran. Mata biru itu masih ingin ia pandangi.

"Siapa namamu?" ucap Julian yang membuat langkah pria itu berhenti. "Setidaknya kita perlu berkenalan," Julian melangkah mendekati pria itu dan mengulurkan tangannya.

Pria itupun menerima uluran tangan Julian. Rasa hangat melingkupi jemari Julian di tengah dinginnya cuaca tahun baru.

"Julian Walton."

"Marcus William."

****


Guys ini cerita kedua aku...

Semoga suka yaaaa..

Klik tanda bintang jangan lupa yaaa :)

Saran dan komentar kalian sangat berharga untuk penulis

Salam cinta untuk kalian semua...

Enjoy reading my story!!!

Love And New YearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang