Berbagai makanan berserakan di meja Julian. Dirinya sudah jungkir balik ke sana kemari tapi tidak menemukan inspirasi. Pikirannya buntu. Bagaimana dia melanjutkan novelnya jika begini?
Pikirannya sedang di atas awan sekarang. Wajah Marcus terus bermunculan dimana-mana. Ia tidak bisa berhenti memikirkan pria itu. Apalagi setiap ia melihat cincin di jari manisnya. Benar-benar menjadi candu.
Kali ini cerita novelnya sedang berada di puncak kesedihan. Ia tidak bisa masuk ke dalam cerita karena perasaannya sedang begitu bahagia. Ini gila! Julian benar-benar benci keadaan seperti ini. Laptopnya langsung ditutup. Ia pusing melihat rentetan kalimat-kalimat yang menyedihkan.
Julian mengambil ponsel dan menelfon sahabatnya. Ia perlu keluar untuk mencari inspirasi.
"Sasha, kau dimana?" ucap Julian cepat saat sahabatnya itu mengangkat telfon.
"Aku sedang di luar, kenapa?" jawab Sasha yang terdengar sedang mengunyah makanan di mulutnya.
"Berhentilah makan. Bukankah kau bilang kau akan diet?"
"Aku tidak bisa menolak ajakan Dion," ucap Sasha sambil tersenyum manis kepada lelaki di depannya.
Julian memutar matanya kesal. Sasha selalu bermain dengan para pria. Dari dulu sampai sekarang, ia tidak tahu siapa yang benar-benar mendapat keseriusan Sasha. Sahabatnya yang satu ini tidak pernah mau terlibat dalam suatu hubungan. Sangat membosankan menurutnya jika semua waktu harus dihabiskan dengan satu orang pria.
"Berhentilah bermain! Sekarang datanglah ke rumahku."
Sasha tampak menghentikan mulutnya yang terus bergerak.
"Kenapa? Apa adikmu ada di rumah?"
Julian menghembuskan nafas kesal. Sasha suka sekali menggoda adiknya. Memang perlu diakui jika Theodore, adik Julian memang benar-benar tampan. Bahkan terkadang Julian terpesona dengan adiknya sendiri.
"Cepat kemari atau kau akan melewatkan sesuatu yang menarik," jawab Julian sambil menatap cincinnya. Ia tidak sabar ingin bercerita dengan Sasha.
"Benarkah? Apa itu?" Sasha benar-benar menaruh minat.
"Kuberi waktu lima belas menit untuk sampai ke sini."
Julian langsung menutup ponselnya. Jika tidak begini sahabatnya akan sangat terlambat untuk datang ke rumahnya. Ia harus membuat Sasha penasaran.
Julian langsung menghampiri lemari pakaiannya. Jika terus berada di rumah ia tidak akan mendapatkan inspirasi. Ia harus keluar.
Diantara deretan pakaian miliknya, ia mengambil sebuah rok hitam pendek dan kemeja biru polos. Ia ingin terlihat kasual hari ini. Segera ia mengganti pakaiannya. Setelah itu ia menatap dirinya di cermin. Wajahnya benar-benar polos tanpa make up.
Julian menggunakan beberapa polesan make up natural. Saat dirasa sudah siap ia kembali berdiri di cermin panjangnya. Tampak sempurna.
"Kau harus menceritakan sesuatu yang menarik karena aku sudah meninggalkan kencanku yang berharga bersama Dion," ucap Sasha tiba-tiba terdengar. Ia langsung masuk ke dalam kamar Julian.
Senyuman tanpa rasa bersalah terukir di wajah Julian. Diambilnya segelas air lalu diberikan kepada Sasha. Julian tampak memamerkan cincinnya. Tapi Sasha tidak memperhatikan jari tangannya saat mengambil gelas.
Julian duduk di depan Sasha sambil menompangkan dagu pada telapak tangannya. Jari-jarinya bermain di pipi.
Sasha menyipitkan matanya. Tingkah Julian sangat aneh. Ia tidak berkomentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And New Year
RomanceIkatan cinta yang indah sudah terjalin dua tahun lamanya, tiba-tiba berubah menjadi badai yang menerjang hingga membuat hubungan itu goyah dan terputus. Seseorang dari masa lalu yang muncul kembali seolah membawa petaka yang membuat angin yang tadin...