Romantisasi hidup itu adalah cara kalian melihat dan mengejar momen-momen kecil yang bisa buat hidup kalian jadi lebih berwarna. Ini bukan soal menciptakan cerita palsu atau hidup dalam khayalan, tapi lebih ke menghargai dan merayakan hal-hal sepele yang sering kita lewati. Shanaya Lazuardi contohnya dan Nazareo Rajeevi yang jadi bukti nyatanya.
"Romanticize life tuh gampang tau, tapi gak semua orang bisa melakukannya." Kata Shanaya Lazuardi kala itu yang membuka pengetahuan tentang hidup dan cara bahagia Nazareo Rajeevi lebih luas.
"Banyak orang yang gak bisa mensyukuri atau berbahagia dalam hal kecil. Contohnya kaya waktu itu kamu dikasih tisu satu pack padahal kamu gak butuh." Kata Shanaya lagi yang membuat Naza menoleh kearahnya.
"Tapi aku beneran gak butuh, Ya?" Sanggahnya.
"Iyaaaa, aku tau. Tapi coba kamu lihat dari sisi positifnya. Kalau kamu lihat pakai pemikiran jangka panjang deh, pasti kamu bakal berterimakasih banget walaupun isi tisu itu cuma sedikit, pasti kamu bakal yakin itu bakal berguna di hari besok besoknya." Shanaya memandang kekasihnya dengan senyum manisnya.
Semenjak pembahasan antara mereka berdua mulai berkaitan dengan perkara hidup dan bagaimana cara mengisi hidup dengan berbagai warna. Naza menjadi lebih paham kenapa kekasih cantiknya itu selalu mudah untuk menarik senyum simpul dan mengeluarkan sinar bahagia walaupun sebab dia menunjukkan itu bisa dibilang sangat sepele.
"Be a person who can feel immense happiness in little things." Katanya.
Naza selalu bersyukur karena Tuhan memberinya seorang yang hampir tanpa celah ke dalam hidupnya. Si cantik yang soal bahagianya gak neko-neko, membuatnya selalu mudah untuk menciptakan senyum manis di wajah ayu kekasihnya.
Jika kalian ingin diberi bukti nyatanya, mungkin kira-kira seperti ini.
Sewaktu Naza menjemput Shanaya dari les melukisnya, si cantik banyak bercerita termasuk saat dia melukis bunga cantik yang dibelikan olehnya seminggu yang lalu. Dengan antusiasme yang senada, sepanjang perjalanan pulang, sesekali ketika jalanan lenggang, Naza menaruh atensinya penuh ke arah Shanaya yang berbicara dengan nada menggebu-gebu, menunjukkan hasil lukisan cantiknya.
"Liat! Huhu aku kurang puas dikit sih soalnya warnanya kurang bersemangat tau gak? Warnanya monokrom banget." Rengek Shanaya kepada Naza yang tersenyum tipis kearahnya. Lalu dilanjutkan penjelasannya mengapa memilih melukis bunga yang Naza belikan dan perpaduan warna yang dipakainya- meminta validasi dari kekasih hati.
"Kamu suka bunga apa?"
"Aku suka semua bunga! Kecuali bunga bangkai sama bunga tabur ya." Kalimatnya diakhiri dengan kekehan keduanya.
"Yang paling, paliiing kamu suka?"
"Mm, berat ya. Aku suka bunga matahari, mawar- kecuali yang hitam terus bunga tulip, lily, lavender- aku suka aja. Terusss... kayanya udah, bunga yang masuk ke, 1 2 3- 5 top bunga yang paling aku suka."
Naza menginjak rem, karena tiba di lampu merah.
"Kenapa suka bunga matahari?"
Arah pandang Shanaya diarahkan kejalanan di depannya, lalu sembari berfikir ia mengetuk ngetuk kepalanya dengan telunjuk.
"Aku suka sama warna kuning cerahnya, iya, warna kuningnya cantik." Arah pandangnya diarahkan ke samping, dimana Naza yang menatap lembut kearahnya. Ia balas senyum tipis Naza dengan senyum manisnya.
"Coba liat kebelakang." Obsidian gelap Naza bergulir menunjukan ke arah kursi penumpang tepat di belakang kursi Shanaya. Shanaya yang kebingungan pun mengikuti arah pandang Naza. Sepersekian detik, matanya membola melihat ada satu buket bunga matahari yang terlihat segar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only (we)
FanficSedikit cerita bagaimana dua insan Tuhan yang sedang merajut asa dengan cinta. Mengikuti alur semesta dan berbahagia bersama. "Naza, terimakasih." "Terimakasih kembali karena sudah lahir ke dunia, sha." Na Jaemin × OC © dairymacchiato