"[Name], pulang."
Aku mendongakkan kepalaku, menatap kearah wajah menawan milik Pak Solar. Mata kami saling bertemu, aku memerhatikan sekilas mata panda yang dimiliki Pak Solar semakin terlihat, apakah menjadi Seorang Dokter secapek itu? Wajahnya bahkan terlihat sangat lelah. Aku tak bisa pungkiri bahwa ia sangat terlihat berantakan kali ini. Rambutnya yang sudah tidak tertata rapih, ia menggunakan Seragam Scrub atau yang di sini dikenal sebagai seragam ruang operasi, merupakan jenis pakaian sanitasi yang dikenakan oleh dokter bedah, bidan, maupun perawat sebelum memasuki ruang operasi. Aku ingin seperti Pak Solar kalau boleh jujur. Dia bisa melakukan apapun, dia itu Dokter yang sangat bisa diandalkan. Kudengar jika dia ditugaskan untuk membantu para perawat dan dokter lainnya di UGD ini untuk beberapa bulan, karena entah kenapa kota kami sedang banyak mengalami kecelakaan.
Sadar jika aku sudah memerhatikan nya dengan cukup lama. Pak Solar kembali memanggil namaku sambil menjentikkan jarinya, upaya untuk menyandarkan ku dari lamunanku.
"hei, kalau ada yang bicara. Perhatiin," Dia membukukkan badannya untuk menyamai tinggi ku. "Bukannya malah bengong."
Aku terdiam sejenak, wajah kami sangat dekat. Rasanya aneh jika posisi kami seperti ini.
"abang saya belum nge jemput pak, saya mau naik apaan coba?" Ucapku. Pak Solar tak langsung menjawab ucapan ku dia memilih untuk diam. Posisi kami masih sama seperti tadi. Aku heran kenapa Pak Solar sejak tadi berkali-kali mengajakku pulang, apakah dia memiliki gangguan pada telinga nya karena Infeksi telinga tengah atau otitis media. Infeksi telinga luar atau otitis eksterna. Gendang telinga robek atau perforasi membran timpani? Dasar aneh. Dia sepertinya tidak mendengar perkataan ku tadi. Dia masih diam sambil menatapku, entah kenapa aku menjadi sedikit merasa kurang nyaman. Aku mencoba memanggilnya.
"Pak?"
Pak Solar membenarkan postur badannya menjadi tegak kembali, dia berkacak pinggang laku berkata. "Tunggu sini, saya ganti baju dulu. Kamu masuk ke dalam gih."
Aku menaikkan satu alisku, rasanya aneh mendengar perintah tersebut dari Pak Solar, memangnya kenapa jika aku harus menunggu didalam lalu menunggu dirinya berganti baju yang mungkin akan memakan banyak waktu. Lalu apa yang terjadi jika ternyata Dosen kematian ini hanya menjahili ku dan pergi meninggalkan ku sendirian di UGD 24 jam ini. Aku bingung dengan perintah yang dia berikan kepadaku.
"Maksud nya pak?"
Pak Solar tidak menjawab ku, ia malah menarik lengan ku dan membawaku masuk kedalam UGD kembali. Aku sudah berkali-kali berusaha memanggilnya, namun dia memilih untuk menghiraukan semua sahutan ku, aku tidak tahu akan dibawa kemana oleh Pak Solar. "Pak, saya mau dibawa kemana?"
"Ikut saja. Diluar sudah malam, kamu mau diculik sama om om?"
Aku mendengus kesal. "ngga sih.."
"yaudah, nurut aja."
Aku akhirnya mengikuti kemauannya, aku hanya disuruh untuk duduk manis ditempat ruang tunggu tadi. Aku menempatkan bokongku ke salah satu tempat duduk disana. Pak Solar tanpa mengucapkan satu kata pun, langsung pergi meninggalkan ku sendirian. Aku menunggunya cukup lama lantaran dia berganti baju dan mungkin sedikit membersihkan diri nya dari virus-virus di UGD ini. Aku merenung sambil menggoyangkan kakiku, aku bosan, aku sudah berusaha kembali memberi kabar ke fang, namun masih belum dijawab. Aku kembali khawatir mengetahui jika fang belum memberi kabar apapun, kepalaku pening memikirkan keberadaan fang dan keadaan Kaizo secara bersamaan. Aku tidak berhenti memikirkan keadaan mereka berdua, rasanya seperti ada yang ganjel di dadaku jika tidak mengetahui pasti keadaan mereka.
krink
"huh?"
Dering handphone ku berbunyi, aku menatap bingung kearah layar saat mengetahui jika yang menelpon ku bukanlah dari salah satu kontak ku, nomor tak dikenal terpampang jelas di layar itu. Aku ragu untuk mengangkat nya, namun takut jika ada sesuatu yang penting jadi aku mencoba mengangkat nya. "um, halo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
- Skripsi | ft. Boboiboy Solar x Readers |
Romance| Solar x readers | Bayangin hidup lo udah menderita, tapi tuhan ngasih lo dosen pembimbing yang galaknya minta ampun dan lo hanya bisa tersenyum sambil mengumpat didalam hati. [name] mahasiswi kedokteran yang sedang mengurus skripsi nya agar ia bis...