Happy Reading
________Di pagi hari yang cerah, Pesantren Al Fatihah tengah ramai untuk mempersiapkan acara untuk kedatangan donatur besar Pesantren Al Fatihah.
Acara nya adalah, dengan merayakan festival makanan serta festival busana yang telah di rencanakan oleh Arkan, Arvin, dan Nayra.
Di serambi masjid terlihat seorang gadis tengah merajut kain, dia adalah Nayra. Di samping Nayra terdapat Hawa yang tengah berusaha memasukkan benang kedalam lubang jarum jahit.
"Ay. Ini kok susah banget masukinnya?" tanya Hawa membuat Nayra geleng geleng.
"Masa gak bisa, sih? Padahal itu mudah, loh." jawab Nayra dengan enteng.
"Ndasmu, ay. Jelas jelas ini susah." ketus Hawa.
Nayra tak memedulikan Hawa, ia malah berkata, "Tipe bang Arkan itu, perempuan yang suka menjahit. Masa masukin benang aja gak bisa, gimana mau jadi ipar aku hayyooo?" kata Nayra dengan terus fokus merajut kain itu.
"Huuhh. Emang harus bisa jahit ya? Aku sih gak bisa ngejahit kain jadi baju, tapi aku bisa jahit hati abang kamu buat jadi milik aku." ucap Hawa dengan senyum senyum sendiri.
Nayra menoleh menatap Hawa, "Yehh. Malah gembel. Basi lagi gembelannya." balas Nayra dengan kembali dengan aktivitasnya.
"Aneh banget, Ay. Kok aku gak bisa dapetin hati abang kamu, emangnya abang kamu pernah cerita kalo dia punya calon?" tanya Hawa.
"Pernah. Tapi, dia gak pernah tau siapa gadis itu. Cuma, ya. Dia sama gadis itu hanya ketemu satu kali waktu itu, katanya pas beli bunga mawar putih di toko bunga dekat sekolah." jawab Nayra tiba tiba saja membuat bungkam Hawa.
Hawa menghela napasnya, "Kapan sih aku dapat kalimat plot twist dari abang kamu?" tanya Hawa dengan lesu.
Nayra mengernyit, "Kalimat plot twist, apa?" tanya Nayra.
"Hawa Asya. Maukah kamu menjadi istriku?"
Nayra menggeleng, ternyata halu Hawa sudah ngawur kemana mana. "Sadar Hawa. Kamu jangan kebanyakan halu!" tegas Nayra.
"Yahhh, ay. Kamu kayak gak tau aja cepad. Kan tipenya itu, badboy, mafia, santri, cowok basket, psikopat, Gus. Dan lain lain. Dan mumpung ada Gus Arkan, ya kejar lah. Jangan dianggurin." ucap Hawa.
"Sekarang mah kita harus fokus dulu perbaiki diri, dan akhlak. Perbanyak ilmu agama, dekatkan diri sama Allah. Jangan terus haluin cowok fiksi! Sadar, Hawa. Mereka gak nyata!" gemas Nayra.
"Iya, gak nyata. Tapi mereka itu tipe yang sempurna, dan gak nyakitin. Aku mau banget punya suami yang kayak di dunia fiksi." ucap Hawa dengan memandang para Santriwati yang sedang berlalu lalang membersihkan halaman masjid.
"Iya. Cowok fiksi itu karangan Author, para Author ingin kita merasakan bersama sama feell yang mereka buat. Mulai dari senang sampai salto, terus nangis sampai kejer dan segukkan. Tapi, kita juga harus sadar. Fiksi yang mereka buat itu gak nyata, dan gak bisa kita miliki. Seadanya aja, bila Allah menakdirkan seseorang terbaik untukmu itulah plot twist terindah buat hidup kamu. Jangan banyak pikirin cowok, itu gak baik buat iman kita. Yang terpenting sekarang pikirin bagaimana caranya menata iman tanpa goyah." jelas Nayra membuat Hawa mengangguk.
YOU ARE READING
DICINTAI SEORANG GUS
SpiritualKisah seorang laki laki yang bernama Samudra, yang di pertemukan dengan seorang gadis bercadar. Dan di pertemuan itu, ia tak sengaja menyentuh tangan gadis itu dan disanalah dimulai kisah ini. "Maaf, karena saya lancang menyentuh tangan kamu." "Hik...