4. ChikGit End

557 44 4
                                    

Area🔞

Jam 6 pagi. Gita baru sampai di apartemen dengan wajah lelah, ia juga belum sempat tidur dari semalam.

"Chika mana dek?." Tanya Gita begitu menemukan adiknya di dapur sedang memasak.

"Masih tidur bang, lukanya udah aku obatin semalem, nanti kalo masih bengkak langsung bawa ke Rumah sakit aja ya, Bang." Ujar Freya. Gita mengangguk.

"Makasih ya, dek..Abang mau mandi dulu."

"Abis mandi makan, terus istirahat..Abang pasti semalem gak tidur, mata Abang juga lelah banget tuh." Gita mengangguk saja, daripada adiknya ngomel.

Gita lekas masuk ke kamarnya dan mandi. Lima belas menit kemudian ia keluar sudah rapih dan wangi, tujuan utamanya yaitu kamar adiknya. "Abang gak mau sarapan dulu?." Langkah Gita terhenti di depan pintu kamar adiknya.

"Nanti aja dek, abang mau lihat kondisi Chika dulu." Freya mengangguk pasrah. Terlihat sekali raut khawatir diwajah Kakak nya itu.

Gita dengan sangat pelan membuka pintu kamar Freya. Matanya menenukan sosok Chika yang meringkuk diatas kasur milik adiknya dengan selimut menutupi sebagian tubuh Chika. Gita melangkah mendekati sosok tersebut, lalu duduk di pinggiran kasur menatap wajah pucat Chika. Pipi Chika juga lebam sedikit biru, mengingat darimana luka yang Chika dapat, seketika rahangnya mengeras.

Tangan Gita terangkat untuk menyeka anak rambut Chika di atas telinga. Pergerakan lembut tersebut justru membuat Chika tersentak kaget lalu terbangun dengan wajah katakutan.

"Hei, ini aku." Chika langsung mendesah lega ketika matanya menemukan sosok Gita. Setelah itu menghambur kedalam pelukan Gita, "Maaf ya malah bikin kamu kaget." Gita mengusap belakang kepala Chika dengan lembut.

"Gapapa kog kak." Kata Chika lihir. "Kak Gita baru pulang?."

"Hmm..Aku harus selesaikan semuanya, biar bisa cuti hari ini sama besok." Kepala Chika lantas mendongak. "Kamu hari ini libur?." Gita mengangguk, ia menunduk, jarak wajah keduanya hanya setengah jengkal. Ibu jari Gita terangkat mengusap luka di sudut bibir Chika, "Ini masih sakit?." Chika menggeleng menskipun rasanya memang masih sakit. Chika hanya tidak ingin Gita terus khawatir kepadanya.

Lalu Gita melonggarkan pelukan, ia sedikit menunduk untuk bisa melihat leher Chika. "Kita ke rumah sakit yuk." Ajak Gita ketika melihat luka di leher Chika ada yang membiru dan bengkak.

"Nggak perlu, Kak..Udah di obatin juga sama Freya, aku udah minum obat yang semalem kamu belikan di apotik, nanti pasti sembuh." Gita dan Chika saling tatap. Bisa Chika lihat sorot khawatir dikedua mata Gita, "Kamu nggak mau bilang sesuatu ke aku?." Tanya Chika.

Kedua alis Gita mengerut. "Bilang apa?."

"Ya apapun."

Gita berfikir sebentar, "Tidak ada."

Chika berdecak sebal. "Yakin nggak ada?."

"Apa? Kamu mau tau gimana kasus semalem? Aran udah di penjara kog. Kamu tenang aja, kamu aman sama aku."

"Aman sebagai apanih?."

Sebentar.

Gita langsung terdiam. Matanya mengerjap, lalu melarikan kedua matanya ke sembarang arah.

Lalu Gita menggaruk lehernya, "Ya aman intinya."

"Nggak ngejamin lah, aku orang asing di hidup kamu kan? Bukan siapa-siapa? Abis luka aku sembuh nanti aku akan pulang dan kita jadi orang asing, sebatas murid dan dosen." Di akhir kalimat, suara Chika berubah lirih.

Gita mulai paham maksud yang di inginkan Chika.

"Chika, kamu mau status dari aku?." Chika enggan menjawab, ia menunduk. Rasanya Chika hanya di kasihani selama ini oleh Gita, bukan maksud Chika ngotot pengen di pacarin sama Gita, ya itu pasti tentu mau lah. Tapi mbokya nyadar dikit gitu, udah di bawa pulang ke apartemen, di kenalin ke adiknya. Kemarin nya sampai ciuman, masa udah gitu aja gak di kasih status.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jkt48 OnshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang