𝐓𝐊 - 01

47 12 8
                                    

ANNYEEONGGG!!! - Jaemin
maap yak kalo ceritanya terkesan freak dan ga jelas, this is cetress (cewe stress) 😁🙏🏿

⚠️WARNING! typo berkeliaran, jadi, jika anda melihat harap segera laporkan ke pihak saya⚠️

Happy Reading🌷

"Konon kata orang-orang; kalo sehabis sholat, terus kita ketiduran di atas sajadah. Berarti yang capek bukan badan, tapi batinnya." — Author comel ฅ^•ﻌ•^ฅ

✯✯✯


Lampung, 07 September 2021

Suara langkah kaki seseorang yang sedang tergesa-gesa menggema sepanjang koridor, jam menunjukkan pukul 07.27 yang menandakan bahwa bel masuk sudah berbunyi 12 menit yang lalu.

Tok Tok Tok

"Permisi bu, maaf saya terlambat." Ucap siswi itu membungkukkan badannya.

Atensi penghuni kelas sontak beralih pada seorang gadis yang sedang membungkukkan badannya meminta maaf dengan nafas terengah-engah.

Gadis itu menegakkan kembali tubuh nya, ia menatap guru yang berada di depannya tanpa mengetahui siapa guru tersebut. Coba tebak siapa?

Yup! Kalian bener walaupun ga nebak sama sekali. Dia guru killer atau biasa dipanggil ibu Desi, guru matematika yang terkenal dengan keganasannya dalam mengajar juga dalam menghukum murid.

"Kalian lihat, ini adalah salah satu contoh yang tidak baik untuk ditiru! Hari pertama masuk saja kamu sudah terlambat, bagaimana dengan besok, mau datang jam 9!?" Tanya guru itu dengan nada tinggi.

Gadis tersebut menggelengkan kepala nya tanda tidak. "Maaf bu, saya janji ini pertama dan terakhir kalinya saya datang terlambat."

"Baiklah, saya pegang janji kamu. Jika kamu terlambat lagi, saya sendiri yang akan memberi hukuman untuk kamu!" Ujar sang guru dengan nada mengancam. "Silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu," 

Ia mengangguk mengerti. "Baik bu, terima kasih." 

Gadis itu masuk ke dalam kelas, lalu berdiri menghadap kumpulan manusia yang 'mungkin' akan menjadi temannya nanti. Jiwa introvert nya meronta ronta melihat tatapan orang-orang terhadapnya, ia sangat takut jika nanti nya akan di kucilkan.

Menarik nafas pelan, "Hai semuanyaa, kenalin nama aku Tiffany Aeris. Kalian bisa panggil aku Fany atau senyaman nya aja, semoga kita bisa berteman baik." Kata Tiffany dengan senyuman canggung namun manis miliknya.

"Bjirr, manis banget."

"Ini mah gula di kasih nyawa,"

"08 berapa Fan?"

"Cantik bener neng,"

"Alah, cantikan juga gua"

"Yeuu, dempulan ga di ajak!"

Bu Desi menepuk papan tulis menggunakan penggaris kayu panjang miliknya, "Sudah sudah! Fany silahkan duduk di bangku yang kosong."

Sang empunya nama pun memutar netra nya ke kanan dan kiri guna mencari bangku kosong. Dan netra nya menangkap apa yang ia cari.

Tanpa berlama-lama lagi, Fany berlalu dengan sopan menuju bangku itu.

"Hari ini kita masuk bab 2, buka buku cetak halaman 60. Oh iya, hari rabu kita akan ulangan bab 1, jangan lupa untuk mempelajarinya kembali." Ucap bu Desi sembari membuka buku cetak miliknya.

𝗧𝗮𝗸𝗱𝗶𝗿 𝗞𝗶𝘁𝗮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang