Yerin meringkuk dikasur dengan isak tangis yang memilukan. Ia tak menyangka suaminya bisa memiliki ide segila itu. Jelas ia tak terima jika harus memiliki anak dari pria lain karena sama saja ia telah berselingkuh secara tidak langsung. Jelas itu bertentangan dengan hati nuraninya.
Jungkook yang melihat itupun jadi merasa semakin tidak berguna sebagai seorang suami.
Ia menaris nafas dalam lalu menghampiri Yerin. Perlahan ia merangkak keatas ranjang lalu memeluk tubuh kecil Yerin dari belakang. Ia berbicara pelan dibelakang telinga istrinya tersebut
"maaf. Sekali lagi aku menyakitimu. Aku memang tak berguna sebagai suami." sesal Jungkook sambil mengecup bahu Yerin yang bergetar
Sementara Yerin masih enggan untuk menjawab permintaan maaf Jungkook.
"tak mau memaafkanku?." masih tak ada jawaban dari Yerin yang ada hanya suara isakan tangis yang coba ia tahan tapi itupun tak bisa ia lakukan
"kau tau apa reaksi pertamaku saat dokter mengatakan aku tak akan bisa punya anak? Saat itu aku sangat terpukul terlebih tak ada terapi atau obat yang bisa menyembuhkannya. Saat itu wajahmulah yang pertama terlintas dalam bayanganku. Aku takut kamu kecewa dan pergi meninggalkanku karena aku tau kamu sangat menyukai anak kecil. Aku juga sangat tersiksa karena tak bisa mengatakannya padamu ataupun keluargaku.
Aku juga sangat takut pada diriku sendiri yang tak bisa menerima semuanya. Aku takut Yerin, aku takut, aku tak bisa mengatakannya pada siapapun. Tidak akan." Jungkook mulai terisak membuat Yerin yang dari tadi hanya mendengarkan pun langsung bangkit duduk menghadap suaminya. Untuk pertama kalinya ia melihat seorang Jeon Jungkook menangis. Ia bisa melihat rasa takut yang selama ini ia sembunyikan.
Untuk pertama kalinya ia melihat sisi lain Jungkook yang selama ini ingin ia ketahui. Dan selama lima tahun, inilah pertama kalinya Jungkook memperlihatkan kelemahannya.
Perlahan Yerin mengelus rahang tegas Jungkook. Lalu perlahan ia menghapus air mata itu dengan jari jemarinya yang lembut.
"Tapi aku tidak mau melahirkan anak dari pria lain."
"anak itu akan menjadi anak kita. Dia akan tumbuh menjadi anak kandungku. Hanya aku yang akan menjadi ayahnya bukan orang lain."
"tapi sama saja aku akan menghianatimu nanti."
"tidak. Anggap saja ini pengorbanan kita berdua. Dan kedepannya hanya akan ada aku, kamu dan anak kita. Hidup bahagia selamanya."
"tolong sayang, kumohon bantulah aku." Jungkook terus memohon dengan terus menggenggam tangan Yerin
Yerin hanya mengangguk pelan diikuti tangisan yang semakin histeris didekapan suaminya. Meskipun Tak bisa dipungkiri ada rasa tak rela jika rahim sang istri akan tumbuh benih pria lain, ia mencoba mengikhlaskannya karena hanya dengan cara inilah ia bisa memiliki penerus.
"terima kasih. Aku sangat mencintaimu." Jungkook senang bukan main. Ia semakin erat memeluk Yerin dan tak henti menciumi pucuk kepala istrinya. Ia tak menyangka rencananya akan selancar ini
***
Jungkook berdiri kokoh didepan jendela kaca yang megah. dengan setelan kantornya ia terlihat gagah tak bercelah. Sedari tadi ia hanya berdiri dengan pandangan yang sulit diartikan. Tiba-tiba saja sebuah nama terlintas dalam benaknya. Ia meraih telepon dan segera menekan nomor yang otomatis terhubung dengan sekertaris pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Love [KTH-JYR] [END]
FanfictionA SHORT STORY! Meskipun sudah lima tahun usia pernikahan Jung Yerin dan Jeon jungkook tapi belum juga dikaruniai seorang anak. Tapi tak mengurangi keharmonisan keluarga kecil mereka meskipun jauh dilubuk hati mereka yg paling dalam tetap merasakan a...