Dua bulan berlalu begitu cepat, Perlahan-lahan Yerin mulai bisa menerima kehamilannya dengan ikhlas. Ia sudah tak lagi memikirkan perihal asal-usul calon anaknya itu karena nalurinya sebagai calon ibu mulai tumbuh didalam dirinya. makin hari ia makin menikmati kehamilannya meskipun tiap hari ia masih di siksa oleh mual serta kesulitan dalam mencerna makanan. Kadang ia juga sering sekali merasakan perasaan yang sangat aneh seperti saat ini contohnya
Jam menunjukan pukul dua dini hari tapi ia tak kunjung terlelap dengan nyaman seperti suaminya yang kini tengah menyelami alam mimpinya.
Ia bergerak gelisah kekanan dan kekiri membuat pria yang terlelap disampingnya jadi terusik karena pergerakan Yerin yang tak bisa diam. Lambat laun suara isakan istrinya mengusik pendengarannya. Matanya mulai terbuka karena merasa khawatir terjadi sesuatu dengan kehamilan Yerin.
"sayang, kau kenapa? Kenapa menangis? Kandunganmu baik-baik saja kan?." tanyanya dengan suara parau sambil berusaha mengumpulkan kesadarannya
"hikkks... Hikss..."
"kenapa makin kencang, ayo kita kerumah sakit sekarang." Jungkook sudah mengambil ancang-ancang untuk mengangkat tubuh Yerin karena sangking paniknya bingung harus berbuat apa. Tapi pergerakannya itu terhenti saat Yerin menahannya dengan kalimat yang hampir membuat rahangnya jatuh.
"aku tidak ingin kerumah sakit. Aku ingin makan samgyetang yang dijual di kedai bibi Dong Yi." ucapnya dengan sesegukan
"tidak bisa sayang. Kedai mereka hanya dibuka sampai jam dua belas malam. Makan yang lain saja ya." Tawar Jungkook berharap istrinya itu berubah fikiran
"aku tidak mau yang lain, aku hanya mau makan Samgyetang. Aku sangat menginginkannya sekarang." pinta Yerin dengan wajah memelasnya membuat Jungkook tak sampai hati untuk menolak karena ia tau itu semua bukan murni keinginan Yerin
"yasudah yasudah,...tunggu sebentar, aku akan segera kembali dengan membawakanmu Samgyetang." Jungkook menenangkan Yerin meskipun dia sendiri tidak takin apakah ia akan mendapatkan Samgyetang di-jam segini. Sebenarnya ia sangat malas pergi diwaktu orang lain sedang enak-enaknya tidur. Tapi demi Yerin dan calon anaknya ia rela melakukannya.
Hanya Butuh dua puluh menit untuk Jungkook mendapatkan makanan yang di idam-idamkan istrinya itu. Entah amal apa yang sudah dilakukan Yerin dimasa lalu sehingga dengan mudahnya ia mendapat Samgyetangnya bibi Dong Yi. Biasanya kedai itu buka dari jam tiga sore sampai jam dua belas malam, tapi karena anaknya bibi Dong Yi kini ikut membantunya berjualan, jam buka mereka diperpanjang menjadi jam empat subuh.
Rejeki calon anak mereka memang hehe...
Jungkook membuka pintu kamar lalu dihampirinya Yerin yang sedang duduk dengan gelisah karena Suaminya yang tak kunjung datang. Efek mengidam jadi tidak sabaran
"sayang, lihatlah aku berhasil mendapatkannya." Jungkook tersenyum bangga sembari menunjukan kantong plastik berwarna putih yang sudah jelas sekali apa isinya.
"makannya mau disini apa dimeja makan? " tanya Jungkook dengan lembut.
"hikkkks...bagaiman ini?" Bukannya senang dan segera memakannya, justru reaksi Yerin terlihat bingung
"lahhh kenapa menangis lagi? Kan aku sudah membawakan makanan yang kamu inginkan." Jungkook mulai frustasi dibuatnya
"Sebenarnya...aku punya satu lagi permintaan." ucapnya lirih
"Apa lagi?" Jungkook masih berusaha sabar menghadapi istrinya tersebut
"Tapi janji kamu tidak akan marah."
"Iya janji aku tidak akan marah. Memangnya mau makan apa lagi? Hmmm?" Jungkook ikut duduk disamping Yerin sembari menghapus air mata sang istri dengan lembut. Sebenarnya ia sangat gemas dengan istrinya saat ini. Bisa kalian bayangkan wajah memelas istrinya itu seperti anak kucing yang sedang memohon untuk diberi makanan dengan wajah yang berderai dengan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Love [KTH-JYR] [END]
Fiksi PenggemarA SHORT STORY! Meskipun sudah lima tahun usia pernikahan Jung Yerin dan Jeon jungkook tapi belum juga dikaruniai seorang anak. Tapi tak mengurangi keharmonisan keluarga kecil mereka meskipun jauh dilubuk hati mereka yg paling dalam tetap merasakan a...