"Bayii!!" Panggil Rani, sang sahabat dari Bian
"Ishh!! Kenapa sih kok dipanggil bayi!! Aku kan udah gedhee!!" Rengek Bian
"Mukamu kaya bayii.." gemas Rani yang tertolong pada Bian
"Oh iya tadi kamu dicariin Dani, bayiku imutt" timpal Rani
"Oh iya?? Mas Dani mana??" Tanya Bian
"Dia di perpustakaan, hihihi.. kalian kalo jadi couple lucu yak.. sama-sama ambis.. yang Bian anak olimpiade biologi, Dani-nya anak KIR biologi.." monolog Rani pada dirinya sendiri
"Ish!! Apa sih! Udah jangan bikin orang malu ah! Aku sekarang lagi mikir gimana caranya cepet tinggii.." jawab Bian
"Kamu ga bisa tinggi bayi, karena kamu itu omegaa" jawab Rani
"Ta-tapikan.. aku belum ketahuan omega atau alpha.." jawab Bian lirih
"Udah sayangkuu, tidak perlu mengetahuinya secara biologismu ituu.. kamu pasti omega.. lihatlah, mungkin semua cowok-cowok disini memiliki tinggi 165 cm hingga 190 cm.. sedangkan kamu? kamu masih 160 cm bayii" tutur Rani
"Lhoo tapikan secara geneti-"
"Ssstttt.. aku tetep ga paham sama omongan biologismu itu, yang penting.. kamu akan tetap menjadi omega bayii" setelah mengatakan itu, Rani pun mencubit pipi Bian
"Ihh!! Sakit!" Keluh Tian
Setelahnya bel 10 menit sebelum pelajaran pun berdentang.
Bian fokus mempelajari kembali apa yang ia pelajari semalam untuk pelajaran pagi ini.
Sedangkan Rani hanya terus berkelana di tik tok dengan halusinasinya.
Saat sedang mempelajari kembali materi pelajaran yang akan dibahas saat guru datang, tiba-tiba mata Bian melihat sosok Dani yang setahun lebih tua darinya itu kembali ke kelas dengan buku yang ia bawa.
"Halooo.. selamat pagii mas Danii.." sapa Bian
"Pagii juga Biann" jawab Dani dengan senyum manisnya
"Oh iya Bian, kamu sudah mempelajari materi tentang genetika molekular kah?" Tanya Dani
"Sudahh, apa mas Dani kesusahan??" Tanya Bian
"Emm.. coba kamu jelaskan kenapa gen lox pada mencit blablablabla"
Keduanya bertukar pendapat dan pengetahuan masing-masing akan topik yang dibawa oleh Dani. Bahkan Bian membuka buku biologinya saat berdiskusi dengan Dani.
"Ooo jadi gitu Bian.. makasih!" Dani mengusak rambut Bian
Tak berselang lama, guru pun memasuki kelas Bian.
"Baik anak-anak.. sebelum saya menjelaskan materi genetika molekular.. saya ingin memperkenalkan kalian.. bahwasanya ada murid baru dari desa.. namanya Bima.. Bima, masuk nak" ujar guru itu
Seorang pria tinggi menjulang yang nampak memiliki badan lebih kekar daripada orang-orang seusia, memiliki kumis dan berkulit sawo matang pun masuk ke dalam kelas.
"Ayo perkenalkan dirimu" ujar guru Bian
"Halo perkenalkan nama saya Bima Satria Nagaswara dari desa sebelah kota.. umur saya 20 tahun.." tutur Bima
"Buu.. kenapa kok umurnya 20 tahun??" Tanya salah satu siswa
"Umur saya 20 tahun karena saya telat sekolah. Di desa saya juga kurang akses pendidikan sehingga saya memilih untuk bekerja bersama orang tua saya.. namun setelah bekerja cukup lama saya pun mendaftar di SMA" tutur Bima
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Posesif yang Terobsesi
عاطفيةSeseorang bernama Bima memang sudah lama sekali memuja-muja Bian didalam hatinya, mungkin jika di bagaikan seperti jantung milik Bima. Namun perjalanan Bima mendapatkan Bian tidaklah mudah, Bima merupakan seseorang yang tidak suka belajar di perpust...