Chapter 10

3.2K 247 46
                                    

Bukan BL

°

°

°

—“I always defend you, Halilintar.”

Rabu,

Kamis,

Jumat,

Sabtu pun tiba.

Seperti biasa, Solar menunggu keenam kakaknya pulang diruang tengah. Ia sangat antusias, tidak sabar menunggu kepulangan saudaranya.

Sebab, malam ini dirinya akan ke pameran.

Benar, setelah tiga belas tahun terkurung di sangkar emas, akhirnya Solar akan keluar malam ini.

Finally!! Ayo ges, kasi ucapan selamat buat Surya.

Jangan berpikir jika rencana malam ini langsung diiyakan oleh Halilintar. Dengan peluh dan usahanya, Solar berhasil membujuk si sulung dengan dibantu kakaknya yang lain.

"Huft.. masih jam empat." Bertepatan dengan itu, pintu didepan Solar terbuka, menampilkan salah satu kakaknya.

Seperti biasa, Gempa selalu pulang paling awal.

"MAS ALLEN!" Solar berlari memeluk Gempa.

"Harus berapa kali Mas bilang buat gak lari kalo mau meluk, Anya?" Ucapan Gempa yang menekan kalimat akhirnya membuat Solar mengeratkan pelukannya.

"Maaf.. a-aku kelewat seneng, maafin aku." Solar menyembunyikan wajahnya di dada Gempa, ia benar-benar takut jika Gempa memarahinya.

Gempa menghela nafas sesaat,

"Mas maafin, lain kali jangan gitu lagi ya? Mas gak mau kamu jatuh, apalagi sampe ada luka ditubuh kamu. Maafin Mas juga, ya? Mas gak bermaksud marahin kamu." Gempa merasakan anggukan Solar dalam pelukannya, ia pun mengelus rambut Solar.

"Ekhem.. aduh panas banget liatnya, aduh-aduh, apa sekalian gue mandi pake api neraka, ya?"

"Ide bagus." Celetuk Ice.

"Jealous? Haha." Gempa merangkul pinggang Solar membawanya masuk kedalam mansion, meninggalkan Blaze dan Ice yang kepanasan diambang pintu.

"SUNSHINE AKU PULANG! MAU KISS DONG." Dari luar, Thorn berlari memeluk Solar dan menciumi seluruh wajahnya.

Bersamaan dengan Taufan yang masuk bersama Blaze dan Ice.

"Kapan ke pamerannya?"  Tanya Solar antusias.

"Nanti ya. Tungguin kak Ian dulu, kita juga belum makan malem." Ujar Gempa penuh perhatian, Solar hanya mengangguk pasrah.

"Kalian bersih-bersih dulu gih." Titah Gempa yang di angguki semuanya. Sementara Solar kembali duduk di sofa, menunggu si kakak sulung.

"Kalo kak Ian lembur.. gak jadi ke pameran dong?" Gumamnya pelan.

"Siapa bilang?"

Solar yang sedang menunduk itu mendongak, melihat kearah pintu yang terdapat seseorang berdiri disana.

SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang