gita

132 12 0
                                    

   Ketika kekacauan semakin merajalela di desa, sosok berjubah putih dengan pedang panjang di tangannya berlari menuju pusat pertarungan. Dengan setiap langkahnya, tanah bergetar dan udara terasa berdesir. Cahaya yang terpancar dari pedangnya menerangi jalan yang dilaluinya, seakan memberikan harapan baru di tengah kegelapan yang mengancam.

Gita: (dengan suara tegas) Hentikan ini sekarang juga!

Suara Gita menggema di seluruh desa, menghentikan pertarungan sejenak. Semua mata tertuju padanya, termasuk Freya yang tengah dikuasai kekuatan gelap. Kedua orang asing misterius itu menatap Gita dengan tatapan penuh kebencian.

OA1: (dengan sinis) Siapa kau yang berani mengganggu rencana kami?

OA2: (tertawa) Kau pikir bisa mengalahkan kekuatan kami sendirian?

Gita hanya tersenyum tipis, lalu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Cahaya dari pedang itu semakin terang, menyilaukan kedua orang asing dan Freya. Flora dan Oniel memandang dengan harapan yang baru tumbuh di hati mereka.

Gita: (dengan suara lantang) Aku adalah Gita, sang Mahagita yang telah membinasakan saudaramu!!!, dan aku tidak akan membiarkan kekuatan jahat ini menghancurkan desa kami!

Dengan ayunan pedangnya, Gita menciptakan gelombang energi yang menerjang kedua orang asing itu. Mereka terlempar ke belakang, terpental oleh kekuatan yang luar biasa. Freya, yang sempat terpengaruh oleh kekuatan gelap, kini mulai terhuyung-huyung, mencoba mengembalikan kesadarannya.

Flora: (berlari mendekati ibunya) Ibu, lawan mereka! Kau bisa melakukannya!

Freya: (dengan suara gemetar) Flora... Oniel... aku... aku...

Gita melangkah maju, menempatkan dirinya di antara Freya dan kedua orang asing. Dengan pedangnya yang berkilauan, ia melindungi Freya dari pengaruh jahat yang masih mencoba merasuki dirinya.

Gita: masih bangkit ? ,  ingin menyusul saudara kalian ke alam baka???!!.

Kedua orang asing itu bangkit dengan marah, namun sebelum mereka bisa menyerang kembali, Gita mengayunkan pedangnya sekali lagi. Gelombang energi yang lebih kuat dari sebelumnya menerjang mereka, menghancurkan kekuatan gelap yang mereka pancarkan.

OA1: (dengan suara marah) Ini belum selesai! Kami akan kembali!

Dengan kata-kata terakhir itu, kedua orang asing itu menghilang dalam semburan asap hitam. Cahaya di sekitar Freya perlahan kembali, dan ia jatuh berlutut, kelelahan namun bebas dari pengaruh jahat.

Freya: (dengan suara lemah) Flora... Oniel... maafkan aku...

Flora dan Oniel segera memeluk Freya, air mata kebahagiaan dan kelegaan mengalir di wajah mereka.


Freya: t-tunggu dulu, kau siapa? , dan kenapa desa kami terus diserang?




Gita: panggil saja aku Gita , aku sahabat ibumu😁✌️








,.,.,.,.,.,.,.













Freya: (memandang Gita dengan penuh rasa syukur) Gita... terima kasih. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi tanpa bantuanmu.

Gita: (menatap Freya dengan penuh kepedulian) Kau tidak perlu berterima kasih, Freya. Kita semua adalah bagian dari desa ini, dan kita harus melindunginya bersama-sama.

Flora dan Oniel mendekat, melihat ke arah Gita dengan rasa ingin tahu.

Flora: (dengan perasaan campur aduk) Siapa mereka, Gita? Mengapa mereka menyerang desa kami?

Gita menghela nafas, memandang sekeliling untuk memastikan tidak ada ancaman lain yang mendekat.

Gita: (dengan suara serius) Ada sesuatu di desa ini yang mereka inginkan. Pusaka berharga yang dipercayakan untuk dijaga oleh leluhur kita. Itu adalah kunci untuk membuka pintu neraka di seluruh dunia, dan jika jatuh ke tangan yang salah, bisa mengancam kedamaian di seluruh bumi.

Oniel: (mengangguk mengerti) Itu sebabnya mereka terus menyerang kita. Mereka ingin menguasai pusaka itu.

Freya: (memandang Gita dengan tatapan penuh ketakutan) Apa yang harus kita lakukan sekarang, Gita? Bagaimana kita melindungi pusaka ini?

Gita: (menjelang matahari terbenam di ufuk barat) Kita harus menyembunyikannya dengan lebih baik, dan bersiap untuk menghadapi serangan mereka berikutnya. Kita tidak boleh membiarkan kegelapan menang.

Flora: (memandang sekeliling dengan pandangan tegang) Aku siap membantu,

Gita: haha kau lucu adik kecil

Gita. Kita  akan melindungi desa ini, tidak peduli apa yang terjadi.

Oniel: (mengangguk mantap) Kita akan melawan bersama, seperti yang selalu kita lakukan.

Freya mengangguk , menggambarkan syukurnya yang tiada Tara , dan ia kembali nemeluk keluarga kecilnya

Gita:  Baiklah. Mari kita kumpulkan penduduk desa lainnya. Kita harus bersiap-siap untuk pertempuran mendatang. Kita tidak akan menyerah kepada kegelapan.

Dengan matahari terbenam sebagai latar belakang, mereka berdiri bersama, siap menghadapi tantangan yang lebih besar lagi. Di balik mereka, langit memerah memberikan pertanda bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Desa mereka mungkin dalam bahaya, tetapi dengan persatuan dan tekad, mereka yakin bisa mengatasi setiap ancaman yang datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang Pelindung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang