DELINQUENT

653 71 4
                                    

Mereka akhirnya turun sesuai perkiraan jam jadi saat ini mereka sedang beristirahat di pos ke empat yang sudah berada di bawah, langit perlahan berkabut membuat bang Adi jadi bimbang untuk memperlama perjalanan.

" Pemberitahuan semuanya! Kabut semakin banyak dan perjalanan tidak mungkin di perlama lagi karena, kita masih memegang informasi bahwa gunung ini kapan saja bisa erupsi, kita semua Bergerak cepat! Saya dan beberapa pembina lainnya akan membawa kalian kembali dengan selamat jadi mari kita semua kompak agar bisa pulang secara lengkap dan jadikan kejadian bulan lalu sebagai pembelajaran untuk kita bisa lebih preaper dalam memulai perjalanan". Bang Adi berucap panjang lebar tak terasa rasa sedih menimpa mereka semuanya

" Aku takut". Lirih jennie memeluk Irene yang juga menangis ketakutan sekarang

" Ayok kita gerak lebih cepat". Pekik Lucas lalu membantu teman teman perempuannya dalam membawa tas

" Tasnya sini biar kita kita aja yang bawain". Eunwoo bersuara sambil menarik tas ransel milik sang kekasih

" Kamu gak papa bawa itu juga?' tanya Ten yang di jawaban anggukan oleh eunwoo penuh senyum

" Sini beb biar aku bawain". Jisoo tersenyum sedih dan memberikan saja saat rose membawa tas ranselnya

Wendy membantu Joy yang hanya diam tanpa menolak begitupun dengan Somi yang membantu Yeri, berlanjut ke yang lain demikian, mereka semua saling membantu agar proses turun bisa lebih cepat

" Sayang ayok lanjut jalan, kamu masih sanggup gak?". Jennie mengangguk saja dan berjalan berdampingan dengan Lisa yang terus menggenggam tangannya

" Gak usah takut ya, dimana pun kamu pasti disitu selalu ada aku..". Jennie hanya bisa mengangguk saja tanpa menjawab

Perjalanan di lanjutkan menuju pos selanjutnya, jalanan yang berkabut membuat mereka harus lebih kompak dalam berpijak sambil bersama sama menggenggam tali panjang yang memang di pergunakan agar semuanya berjalan di jalur.

Saling bergandengan dan selalu berdoa setiap langkah membuat mereka tak terasa sudah berada di pos kedua hampir mendekati pos terakhir tapi hujan tiba tiba saja turun namun begitu tidak membuat bang Adi dan pembina lainnya mengehentikan perjalanan.

Basah kuyup dan jalanan licin membuat semuanya kesusahan dalam melangkah bahkan berapa kali dari mereka semua hampir terjatuh karena licinnya jalanan. Lisa menggenggam erat tangan jennie yang semakin dibuat khawatir dengan keadaan.

" Kabut nya makin tebal ya bang, apa gak papa kalo kita terus jalan". Tanya Lisa pada bang Adi yang berjalan di sebelahnya

" Semua tetap di alur ya jangan ada yang jalan ke arah lain, ingat aba-aba di awal pendakian abaikan semuanya kecuali sesama regu".

" Iya bang!'.

" Untuk pertanyaan Lo itu Lis sulit untuk kita Ambil keputusan karena gua juga takut nanti malah terjadi yang gak enggak, karena semalam pun gua dapat kabar dari orang bawah buat segera turun karena gunung hampir erupsi lagi, dan Untung nya sinyal ada semalam jadi gua bisa baca itu berita, kalo Sampe enggak kan kita pasti bakal makin kepuncak nya sekarang". Lisa mengangguk setuju dengan terus melangkah menuntun Jennie yang perlahan kelelahan

.
.

.
.

Perjalanan semakin jauh dengan jarak yang perlahan hampir dekat, Lisa berhenti untuk memberikan tasnya pada bang Adi dan beralih mengendong Jennie yang sudah benar-benar lelah berjalan tanpa henti.

" Sanggup Lo Lis?".

" Sanggup bang". Lisa mengendong Jennie yang begitu saja merangkak naik ke belakang punggungnya

DELINQUENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang