1-2. Gaffin Farzan Algata

5 0 0
                                    

Sementara itu, di pagi hari dari sisi yang berbeda. Seorang anak laki-laki masih terlelap dengan nyaman di kasurnya. Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB, tapi dia belum memiliki niat untuk beranjak dari kasur kesayangannya itu.

"Gaffin bangun udah siang! Emang kamu ga kerja?" panggil seorang wanita dengan kisaran umur 40an, suaranya menghiasi seluruh kamar anak laki-laki yang dipanggil Gaffin.

"Duh bundaa, baru juga jam 6. Siang dari mananya coba," ujar laki-laki itu.

Wanita itu ternyata adalah bunda Gaffin, namanya Rataya. Teman-teman Gaffin pun ikut memanggilnya dengan panggilan bunda biar ia merasa punya anak banyak. Rataya hanya memiliki satu anak, yaitu Gaffin. Oleh karena itu, kalau ada teman Gaffin yang main ke rumah untuk sekedar numpang makan, minum, ngerjain tugas atau bahkan nginep, Rataya dengan senang hati menyambutnya. Sering-sering main ya biar rumahnya ramai, ujarnya.

"Udah jam 9 Gaffinn!! Pagi dari mananya coba? Si Reno aja udah kerja jam segini, kamu malah masih ileran gitu"

"Bunda tau dari mana kalo Reno udah kerja? Udah bisa ngeramal nih sekarang?"

"Iya bunda belajar dari papah, cara ngeramal anak biar kamu ga bisa bohong"

"Gaffin mau dong diajarin juga. Lumayan biar bisa tau bunda bohong atau ngga kalo Gaffin lagi minta uang ke bunda tapi bundanya bilang, jangan minta uang ke bunda. Bunda lagi bokek"

"Salah bunda ngeladenin bercandaan kamu. Bunda tau dari Reno, dia teleponin kamu dari tadi. Makanya cepet siap-siap! Sarapan udah bunda siapin. Kalo sampe jam 10 belum turun dari kamar, bunda seret kamu ke kamar mandi," ujar bunda Rataya, kemudian berjalan keluar dari kamar Gaffin.

"Ih si bunda mah ga sabaran banget. Eh iya, Reno ngapain telepon gue ya?"

Gaffin mencari-cari handphone yang ternyata ada di atas meja belajar di sebrang kasur.

(via telepon on)

"Halo?" terdengar suara Reno dari sebrang telepon.

"Eh No, ada apa nelfon gue?"

"Baru bangun lo ya?" selidik Reno.

"Yee malah nanya balik. Iye gue baru bangun, kenapa? Mau ngeledekin?" jawab Gaffin dengan kesal.

"Sewot banget sih, si Apin ini. Cuci muka dulu sana biar roh jahatnya keluar dari tubuh lo," balas Reno. Oleh teman-temannya, Gaffin terkadang suka dipanggil Apin kalo mereka sedang bercanda dan meledek Gaffin. Temannya bilang kalau nama Gaffin tuh terlalu ribet. Jadi dari Gaffin ke Affin dan berakhir jadi Apin, kan enak lebih simpel. Gaffin saat itu hanya bisa menghembuskan napas pasrah karena sudah capek memprotes nama panggilan yang sama seperti nama kucing Upin dan Ipin. Ribet dari mananya coba, batin Gaffin.

"Iya nanti gue cuci muka. Jawab dulu ini pertanyaan gue!"

"Jadi gini, Pin..."

"Oh gitu. Oke, nanti gue ke kantor lo sekitar jam 11 ya" potong Gaffin.

"Ha? Emang lo tau gue mau bilang apa? Main potong aja" jawab Reno bingung.

"Ngga sih, tapi pasti lo mau minta tolong kan?"

"Peka banget dah temen gue ini. Iya, bisa?"

"Bisa. Yaudah nanti gue kabarin kalo udah sampe. Mau siap-siap dulu."

"Oke. Tengkyu, Pin"

"Yooo."

(via telepon off)

***

Motor Vespa GTS 150 3v berwarna abu-abu doff berhasil terparkir dengan mulus di basement kantor Reno. Si pengendara motor melepas helm yang digunakan dan mengecek penampilannya di kaca spion dan berucap "ganteng" sambil tersenyum dengan percaya diri. Tring... terdengar buyi notifikasi pesan sesaat setelah Gaffin turun dari motornya, pesan itu datang dari sahabatnya. Setelah melihat pesan itu, Gaffin langsung pergi menuju tempat yang mereka sepakati untuk bertemu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang