Chapter 2. Pertarungan Dimensi

542 40 2
                                    

"Taju Kagebunshin No Jutsu!"

Setelah bertukar pikiran dengan Kurama, Naruto mengeluarkan Jutsu andalannya.

Kepulan asap itu menciptakan ribuan Clone Naruto yang beberapa dari mereka ditugaskan menyerap cakra alam untuk berjaga-jaga.

Naruto menyadari bahwa di dunia ini dirinya tidak akan bisa memanggil Kuchiyose karena berbeda dimensi. Memikirkan itu membuat Naruto sangat bersyukur karena Kyuubi miliknya ikut terbawa ke dunia ini.

Setidaknya saat dalam kondisi terjepit Naruto bisa menggunakan Cakra cadangan, meski sebisa mungkin mencegah opsi tersebut.

Di sisi lain, Jiraiya merasa tertantang melihat perlawanan si Pirang Dewasa yang penuh misteri. Seringai menari-nari di wajah pria bersurai putih.

"Sepertinya kau memang kuat. Aku belum pernah melihat orang yang bisa membuat clone sebanyak ini."

Naruto mencibir. Tidak berniat menanggapi komentar tersebut.

Jiraiya pun melanjutkan, "Tapi itu tidak cukup untuk mengalahkan Sennin sepertiku."

Pertarungan itu pun tidak bisa dihindarkan lagi. Satu-persatu tiruan Naruto dapat dikalahkan dengan mudah hingga tersisa dirinya yang asli saja.

Kendati demikian dengan tanpa bantuan Kurama sekalipun, Naruto cukup percaya diri bisa mengalahkan Sensei-nya di dunia ini.

Bagaimanapun menurut Fukasaku-sama, Naruto sudah melampaui Jiraiya sejak lama.

Namun ....

Lirik mata tertuju pada Pria Uchiha.

Bukan Naruto tidak mengenalinya. Meskipun dengan penampilan lebih tua, Naruto mengetahui bahwa itu adalah Uchiha Obito.

Hanya saja Naruto tidak mengetahui kemampuan lawannya kini, terakhir melawannya dalam mode mengendalikan Juubi dan Rikudo Sennin.

Pernah sekali Naruto melawan Obito tanpa mode apapun hanya memiliki satu Mangkeyo Sharingan saja. Itu terjadi saat rekan setim Kakashi dalam peran Tobi Akatsuki. Namun, sekarang terasa berbeda.

Mengabaikan pemikiran tersebut, Naruto dikejutkan dengan Justu Katon dari Obito dan Jiraiya yang mengarah padanya. Namun, dengan mudah Naruto menghindar. Dia mendarat di puncak pohon.

Obito pun menerjang ke depan dan keduanya saling bertukar pukulan maupun tendangan dalam Seni Taijutsu. Sungguh, Naruto tidak menyangka jika Obito di dunia ini cukup baik dalam bertarung jarak dekat.

Nanadaime pun dibuat sangat kesal saat hendak menyerang, Obito membuat tubuhnya tertembus. Sepertinya kemampuan Obito dalam mengendalikan Jikukan Ninjutsu belum hilang. Namun, Naruto pun bukan remaja kemarin sore, dengan mudah ia mengikuti gaya bertarung Obito.

Saat dirinya sedang fokus bertarung, tiba-tiba saja sesuatu berwarna putih tajam menerjang ke arahnya diiringi teriakan Jiraiya.

"Senpo : Kabari Senbon!"

Naruto melompat mundur, tetapi rambut tajam milik Jiraiya terus mengikuti. Segera Hokage Ketujuh menyiapkan Jutsu berupa bola kumpulan Cakra di telapak tangan kanan dan mengarahkan pada senjata musuh.

"Rasengan!"

Melihat itu Jiraiya melotot. Setahunya yang bisa menguasai Jutsu Peringkat A tersebut hanyalah Minato dan Cucu-nya saja.

Tidak ingin terjebak dalam rasa penasaran, Jiraiya bertanya, "Siapa kau?! Bagaimana bisa kau tahu Jutsu itu?!"

Naruto mendengkus. "Bukan urusanmu. Kalian cukup meninggalkanku sendiri saja."

MISI NEGERI OTSUTSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang