Chapter 5. Aku Bukan Anakmu

496 41 12
                                    

Konichiwa Minna-san 🤗🤗
Seperti biasa tinggalkan jejak. Karena tanggapan kalian yang membuatku semangat.

Oh ya karena ini tema-nya adventure. Jadi alurnya akan sedikit lambat dengan terfokus mencari cara untuk kembali ke dimensi asli.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading 🤩🤩

CHAPTER 5. AKU BUKAN ANAKMU

"Jadi kau belum berteman dengan rubah milikmu?"

Menma mendengkus. "Bagaimana bisa aku berteman dengan makhluk penuh tipu muslihat itu?! Beberapa kali dia mencoba mengambil alih tubuhku."

"Tou-san benar. Saya sering mengajak Chibi Kitsune bicara, tapi dia selalu mengusir pergi," balas Shinachiku merengut teringat akan moment menjengkelkan tersebut.

"Ah, dulu Kurama-ku juga seperti itu kok, tapi sekarang dia sudah menjadi bola bulu yang baik," cengir Naruto diiringi geraman Kurama dalam benaknya.

"Apakah teknik melesat dari ruang interogasi itu salah satu kekuatan Kyuubi?" tanya Jiraiya mengingat moment dirinya dan Minato tercengang oleh tekanan energi kuat selevel Gokage.

Naruto mengangguk. "Iya, itu Mode Cakra Kurama."

"Eh, bolehkah saya melihatnya, dattebaro?"

Shinachiku menangkupkan kedua tangannya di depan dada, pose meminta dengan sopan, kepalanya pun sedikit menunduk. Naruto terperanjat dan mengalihkan pandangan pada Menma.

"Aku juga ingin melihatnya, Naruto."

Sasuke tidak kalah antusias, sebab karena ulah Menma-lah dirinya tidak bisa mengikuti acara sesi interogasi kemarin dengan alasan harus mementingkan pekerjaan Hokage. Namun, sekarang Sasuke sudah meminta Choji untuk mengambil alih tugas tersebut.

"Tunjukan saja. Toh, dia tidak ada di sini, kan?! Tou-san pasti sedang bicara dengannya," tutur Menma datar.

Sama seperti Minato, ia pun memiliki kepekaan yang tinggi. Member Akatsuki itu menyadari bahwa hambatan Naruto menahan informasi perihal Kyuubi adalah keberadaan Boruto. Menma tidak mengerti kenapa Naruto bersikap protektif sekali pada anaknya?!

Akan tetapi, setelah menguping curhatan di tebing Hokage semalam, Menma mengerti alasan versi lain dari dirinya bertindak demikian. Ini ada hubungannya dengan masa lalu Naruto yang seorang yatim piatu.

"Baiklah."

Naruto pun menangkupkan kedua tangan sampai cahaya jingga menyelimuti tubuhnya membentuk Jubah Cakra Kyuubi.

"Sugoi!" Sekali lagi pujian datang dari Shinachiku. "Apa saja yang bisa dilakukan dengan mode ini, dattebaro?"

Berbeda dengan Shinachiku dan Sasuke yang terkagum-kagum. Menma dan Jiraiya bertukar pandangan. Mereka sadar bahwa kekuatan ini bukanlah yang dilihat di ruang interogasi kemarin.

Meskipun dengan pendar jingga yang sama, tetapi model hiasan hitamnya berbeda. Tekanan energinya pun lebih sedikit. Namun, keduanya sepakat untuk bungkam.

"Hm apa ya?" Naruto menompang dagu. Dia paling lemah jika harus menjelaskan teori.

"Yang pasti dalam mode ini gerakanku lebih cepat. Aku juga bisa menyerap energi alam hanya dalam beberapa detik saja."

"Jadi Naruto-sama bisa Senjutsu seperti Shishou?" tanya Shinachiku antusias.

Dalam hati membatin betapa beruntungnya Boruto memiliki Ayah sehebat Naruto. Namun, Bayi Rubah itu malah bertindak tak sopan. Jujur saja, Shinachiku cukup kesal akan tindakannya yang berteriak keras dan mengumpat tadi.

MISI NEGERI OTSUTSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang