Masih di hari yang sama pada sore hari, Esmeralda datang kembali menjenguk sang putra. Pikirnya, sang anak terlalu takut dan trauma karena posisinya tidak berubah sejak pagi tadi. Makanan dan obat yang diantar pun dibiarkan teronggok di nakas.
Mengingat Habel dalam keadaan hilang ingatan akibat 'trauma', Esmeralda berinisiatif untuk memperkenalkan anggota-anggota keluarga dan menceritakan bagaimana sosok Habel dipandang.
Seperti yang Jaren duga, tubuh yang ditempatinya bernama Habel, lebih lengkapnya Habel Matthias Wilhelm. Selanjutnya, laki-laki kekar yang mengaku sebagai Ayah Habel, bernama Jurgen Heinrich Wilhelm. Nama lengkap Esmeralda adalah Esmeralda Isabella Lopez, lalu kakak tunggalnya bernama Damian Wilhelm. Dan terakhir, paman dari Jurgen bernama Orlando Wilhelm.
Sulit mengucapkannya? Sama, Jaren merasa lidahnya terpelintir sekarang.
Dari cerita Esmeralda, Habel adalah anak yang ceria. Tutur katanya sopan dan baik. Ia sering mengenakan baju katak untuk keseharian sehingga terkadang membuat orang-orang yang tidak pernah bertemu dengannya mengira Habel adalah rakyat biasa.
Habel adalah sosok yang cinta damai. Di tengah perseteruan tiga bangsa, Habel justru berteman baik dengan makhluk-makhluk dari bangsa yang berbeda. Sayangnya, kebaikan Habel ini dimanfaatkan oleh musuh, mereka menganggap Habel sebagai pionir atau kunci masuk untuk mengobrak-abrik bangsa manusia. Karena kejadian inilah, Jurgen kemudian menyerahkan Habel kepada Orlan untuk dihukum.
Namun, Orlan tidak sebaik itu untuk memberi hukuman ringan pada cucu keponakannya. Orlan mengirim Habel yang dalam keadaan tidak sadar ke wilayah otoritas bangsa lain, Hutan Hujan Crover. Tempat pertama kali Jaren membuka mata di dunia ini dan bertemu makhluk-makhluk yang diyakini Jaren bukan manusia.
Jaren menyimpulkan bahwa sekarang, jiwanya berada di dalam tubuh Habel yang hidup di dunia di mana ada berbagai makhluk mitologis yang hidup berdampingan dengan manusia. Dunia ini mengenal werewolf, vampir, faerie, penyihir, bahkan hantu!
Dalam semalam, hidup Jaren jungkir balik. Ia yang memiliki kehidupan biasa-biasa saja sangat terkejut dengan perubahan tiba-tiba ini.
Jarenoah Eva Meyer
Laki-laki berusia sembilan belas tahun, mahasiswa tahun kedua sebuah universitas ternama di wilayah tinggalnya. Ia merupakan anak pertama dari keluarga Meyer dan memiliki empat orang adik laki-laki. Negaranya mengalami degradasi penduduk dan memberikan banyak program bantuan bagi orang-orang yang ingin memiliki anak. Karena program itulah keluarga Meyer sangat berkecukupan ditambah dengan orang tuanya yang sejak awal memiliki pekerjaan dengan gaji tidak main-main. Keluarga Meyer hidup dalam keharmonisan, tidak ada pertengkaran berarti dan tidak ada perang saudara, ini juga dikarenakan jarak umur masing-masing anak adalah 3 sampai 4 tahun, sangat pas.
Lalu, mengapa hidup harmonisnya berubah menjadi seperti ini?
Malam itu, selesai makan malam, Jaren langsung ke kamar untuk melanjutkan tugasnya yang tertunda. Setelahnya, ia istirahat sejenak sembari meminum susu yang dibuatkan sang Mama. Jaren kemudian mencuci kaki dan menggosok gigi. Ia menyetel alarm dan mematikan lampu, lalu tidur.
Tidak ada yang berbeda dari rutinitasnya.
Apakah raganya telah mati sekarang?
Tidak!!!
Sampai kapan pun Jaren tidak akan terima dirinya tiada dengan cara seperti ini!
Jaren memantapkan hatinya.
Dirinya. Harus. Pulang
Tapi, bagaimana?
Jaren mengusak rambutnya kasar, kakinya menendang tidak tentu arah mengakibatkan selimut dan seprainya jatuh berantakan.
Bunuh diri?
Hah!
Manusia yang benci setengah mati dengan rasa sakit dan mencintai diri sendiri lebih daripada apa pun itu tidak memiliki keberanian bahkan untuk memikirkannya. Ia sangat sayang nyawa, tidak peduli terhadap hal lainnya, termasuk uang. Karena Jaren yakin, orang tuanya tidak akan membiarkan dirinya hidup dalam kemiskinan.
Setelah merenung sangat lama, Jaren mengambil keputusan. Dia akan tetap berada di dunia ini hingga memiliki kesempatan untuk kembali ke dunia asalnya tanpa harus merasakan sakit. Siapa tahu akan ada portal yang muncul, apalagi di dunia penuh fantasi ini, segala kemustahilan bisa menjadi kemungkinan untuk terwujud.
Tok...tok...tok
"Pangeran, satu jam lagi waktunya makan malam. Izinkan kami untuk membantu persiapan Pangeran?" Bunyi suara dibalik pintu besar itu.
"Apa yang harus dipersiapkan? Lagi pula, satu jam itu masih lama. Terserahlah. Masuk!"
Setelah Jaren memberikan izin, masuklah 4 pria dan 2 wanita berpakaian pelayan. Mereka cepat tanggap melakukan pekerjaan masing-masing. Merapikan ranjang, membuka jendela, menyiapkan pakaian, memandikan Habel?
APA?!
"Apa yang kalian lakukan! Dasar mesum!" Sentak Jaren seraya menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.
Kedua pelayan laki-laki yang membantunya langsung menundukkan kepala, "Hamba tidak berani, Pangeran."
Jaren menggigit bibirnya, merasa aneh, "Kalian keluarlah. Aku bisa mandi sendiri dan katakan pada yang lain untuk mengosongkan kamarku."
Kedua pelayan itu saling menatap penuh ragu, tapi apalah daya. Mereka tidak bisa semudah itu mengutarakan apa yang ada di ujung bibir, pada akhirnya mereka menelannya kembali, dan memilih mematuhi sang tuan tanpa bantahan.
"Tenang saja, Habel. Aku tidak akan membiarkan siapa pun melihat tubuh telanjangmu. Rahasiamu aman terjaga bersamaku." Jaren menepuk-nepuk dada, seolah menenangkan Habel.
Jaren, sepertinya Habel akan menendang kau kembali ke perut Mama mu jika ia mendengar perkataanmu.
==================================================================
Salam,
Florakiest
KAMU SEDANG MEMBACA
Novum
Fantasy"Dadu telah dilemparkan." Warning: Alur lambat! Cover credit by Pinterest