Assalamualaikum semuanya, selamat membaca cerita baru dari aku ini.
••••
"Memang benar kesabaran itu tidak ada batasnya. Akan tetapi, kesabaran ku itu berbatas. Manusia tidak akan jera jika tidak di pukul satu kali."-Arini Haraya.
••••
HAPPY READING
"Nenek, Arini berangkat ya." Ucap seorang perempuan berkacamata bernama Arini Haraya, perempuan itu sambil menyalami tangan sang nenek dan menciumnya.
"Iya cu, hati hati" Nenek membalas salaman dari sang cucu, ia hendak berdiri untuk mengantarkan Arini ke luar.
"Eitt duduk duduk, kata dokter nenek gak boleh kecapekan oke" ucap Arini tersenyum sambil tangannya menahan pundak sang nenek.
"Tapi nenek belum ngapa-ngapain, nenek belum masak, belum bikin donat buat pesenan Bu Aya juga" Balas Nenek Halimah.
"Udah, masalah itu, serahkan ke Arini aja," ucap Arini. "Lagian buat yang kayak gitu mah gampang, Arini kan chef profesional." Sambung Arini bangga diri.
"Kamu udah makan cu?" Tanya Nenek mendongak.
"Belum sih, tapi kan kalo laper bisa makan donat ini satu," Jawab Arini sambil melirik kotak sedang yang tengah ia jinjing. "oh ya, Arini juga siapin bubur buat nenek, sama obat nya juga. Jangan lupa di minum ya."
"Nenek ngerepotin kamu cu"
"Gak gak gak, nenek ngga ngerepotin Arini sama sekali. Ini bukti pertanggung jawaban Arini karena nenek sudah mengasuh Arini sejak kecil." Balas Arini.
"Eh astaga ini udah jam 7, Arini harus cepet cepet berangkat." Ucap Arini tanpa sengaja melihat sebuah jam yang terpampang di dinding putih itu.
"Dah nek, Arini mau berangkat sekolah dulu. Doa-in ya semoga donatnya laku, dan tabungan untuk operasi nenek juga bakalan kekumpul secepatnya."
"Nenek akan selalu doa-in kamu cu." Balas Nenek Halimah.
Arini mengangguk, ia lantas berpamitan pada neneknya. Setelah nya ia berjalan keluar dengan cepat. Tak lupa ia mengambil sepeda yang di simpan di belakang rumahnya, lalu berangkat ke sekolah dengan sepeda tua milik neneknya.
•••••
Arini memasuki sebuah lorong sekolah nya namun, mendadak ia mendengar suara riuh siswa di dekatnya membuat netra Arini teralihkan ke sana kemari, mencari hal apa yang membuat teman teman satu sekolahnya riuh seketika?.
Arini memutar tubuhnya, ia melihat 5 orang lelaki jangkung yang kini sudah ada di depannya. Ia menatap lelaki paling tengah yang menatapnya tajam di antara kelima lelaki yang kini berhadapan dengan Arini.
"Jadi ini cewek cupu penerima beasiswa di SMA Damar Ilmu?" Tanya seorang lelaki dengan pakaian seragam yang melekat, namun pakaian lelaki itu tidak cocok di sebut seragam karena celana nya saja sengaja di gunting agar mendapatkan kesan keren. Arini juga melihat jacket yang berlogo serigala di sana membuat Arini menelan ludahnya susah payah.
"Se-tempe gue sih ya gitu bos." Balas seorang lelaki di samping.
"Se-tahu anjir."
"Ya itu maksudnya se-tahu."
Lelaki bernama Gava Wijaya itu pun tersenyum menyeringai, ia lantas berjalan mendekati Arini. Arini mendongak menatap pahatan tuhan yang sangat indah untuk di pandang itu.
"Apa yang di tangan lo?." Tanya Gava menunjuk sebuah kotak yang masih setia di tangannya.
"Oh ini donat kak, kakak mau beli?" Balas Arini tersenyum, ia membuka penutup kotak itu dan menunjukkan isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI CUPU MILIK BAD BOY
Teen FictionArini Haraya, perempuan miskin, cupu dan penerima beasiswa di SMA Damar Ilmu, membuatnya selalu saja menjadi bulan bulanan kakak kelasnya. Apalagi mendengar nama seorang bad boy bernama Gava Wijaya, lelaki dengan sejuta harta, tahta, kekuatan, dan k...