Bab 1

31 2 0
                                    

Hari demi hari seorang perempuan cantik berkacamata itu melaksanakan kegiatan paginya untuk membuat donat, dan akan ia jual di sekolahnya namun sudah 3 kali juga ia di panggung oleh kelima lelaki yang terkenal sebagai most wanted di SMA Damar Ilmu.

Arini menghela nafas kembali saat kini sudah berhadapan dengan seorang lelaki jangkung bernama Gava. Namun lelaki itu tidak bersama konco-konconya, melainkan sendiri. Entah kemana konco-konconya itu? Yang pasti Arini tidak peduli. Ia hanya ingin lewat ke jalan yang kini tengah di hadang oleh lelaki jangkung itu.

"Kenapa lagi kak? Belum cukup kemarin kemarin kakak buat dagangan aku hancur?" Tanya Arini dengan penuh keberanian.

"Gue gak suka kalo ada orang miskin di sekolah ini,"

"Aku juga gak suka kalo ada cowok sok pemberani di sekolah ini. Yang katanya most wanted apalah itu, aku gak peduli." Cetus Arini membuat Gava menatapnya tajam.

"Donat murahan gitu siapa coba yang mau beli." Katanya membuat Arini menatap Gava penuh kesal.

Ya tuhan, ada ya cowok sombong kayak dia gini, di muka bumi ini?.

"Kalau begitu minggir, aku mau lewat!" Tegas Arini.

Gava menyeringai, bukannya minggir karena di suruh oleh Arini, akan tetapi lelaki itu malah berjalan menghampiri Arini membuat Arini lantas mundur dengan cepat.

Gava hampir saja mengikis jarak di antara keduanya namun, seseorang menarik tangan Arini untuk menjauh kan jarak keduanya.

"Elo!" Tunjuk Gava pada lelaki yang tingginya sama dengannya. Lelaki itu juga menatap tajam Gava sambil tangannya yang terus menggenggam tangan Arini.

"Kita pergi!" Ucap lelaki itu sambil menarik tangan Arini pelan. Gava hendak menahan tangan Arini, namun ia ingat, untuk apa ia melakukan itu? Memegang tangan orang miskin bukan hal yang seharusnya ia lakukan. Entah berapa banyak kuman nanti yang ada di tangannya?, pikirnya.

Arini dan lelaki itu berhenti di depan sebuah ruangan. Ruangan itu adalah ruangan OSIS SMA Damar Ilmu.

"Kenapa bawa aku ke sini kak?" Tanya Arini, perempuan itu juga mengenal siapa yang menarik tangannya. Ia adalah lelaki baik yang selalu membeli donat buatannya. Katanya sih untuk ikan nya di rumah, walaupun Arini sering tertawa di buat nya, namun lelaki bernama lengkap Panji Hasan itu tidak berbohong. Donat yang selalu ia beli itu untuk ikan peliharaan nya.

Panji menatap Arini lekat, ia lalu melepaskan genggaman tangannya dan kembali dengan mengulurkan tangan kanannya.

Arini tidak paham apa yang di maksud panji, namun detik kemudian ia menunjuk kotak yang tengah ia jinjing.

"Gue borong donat lo" Tuturnya membuat Arini menganga tak percaya.

"Beneran kak?"

"Hm"

"Yey makasih," Arini menyiapkan kantung plastik besar untuk memasukkan donat itu ke dalamnya. Ia lalu memberikannya pada Panji. "untuk ikan ya kak?"

"Bukan, ini buat temen temen gue." Jawab panji sambil merogoh sakunya, ia lantas memberikan uang ratusan ribu pada Arini. Setelahnya ia pergi memasuki ruang OSIS itu.

"Eh tunggu kak! Ini kebanyakan. Kakak cuman perlu bayar 90 ribu aja." Ucap Arini tengah menyiapkan kembalian.

"Ambil aja duitnya, gue sedekah."

"Beneran kak?" Panji mengangguk, dan lantas masuk ke ruangan itu, tak lupa ia menutupnya dengan rapat.

Arini tersenyum senang, ia jingkrak-jingkrak saat mendapatkan rezeki sebesar ini. Uang ini bisa secepatnya ke kumpul untuk biaya operasi neneknya.

Arini berlari pergi meninggalkan tempat itu, namun siapa sangka panji mengintipnya dari balik jendela.

Se-seneng itu lo dapet duit?, batin Panji.

"Pan mana? katanya bawa kue. Sini gue minta!" Ucap seorang lelaki mengagetkan panji.

"Nih, ambil buat kalian semua." Balas Panji sambil menyerahkan kantong plastik itu pada temannya.

"Ini mah donatnya si cupu, anak kelas 10 itu kan?" Tanya nya sambil menatap isi kantong plastik itu.

"Iya, makan sonoh!"

"Gue takut gak enak, kata yang lain gak enak soalnya."

"Enak" ucap Panji yakin.

"Lo kok bisa seyakin itu? emang lo pernah makan yang beginian?"

"Ikan gue yang makan."

•••••

KRINGGGG...

Bel pulang sekolah berbunyi seperti semestinya, seluruh siswa tersenyum gembira saat mendengar suara bel itu. Akhirnya pembelajaran matematika usai hari ini.

"Baiklah pelajaran ibu cukupkan hari ini. Semoga kita bisa bertemu lagi di hari selanjutnya. Wassalamualaikum."

"Waallaikumsalam" Jawab siswa serempak.

Siswa kelas 10 IPA 5 lantas berlarian keluar kelas begitupun Arini. Perempuan itu menggendong tasnya dan tak lupa menjinjing kotak dagangannya yang sudah habis di borong panji.

"Arini?" Panggil seseorang dari belakang sana.

Arini lantas menoleh dan menatap seorang perempuan berambut panjang di ikat kuda tengah berlari menghampiri nya.

"Iya, kenapa?"

"Ah nggak gue cuman pingin kenalan aja sama lo," jawab perempuan itu kikuk. "Nama gue Katara, anak kelas 10 IPA 4." Ucap perempuan bernama Katara itu mengulurkan tangan dan langsung di terima oleh Arini.

"Oh iya, nama aku Arini kelas 10 IPA 5."

Katara terkekeh kecil. "Semua orang juga udah tau nama lo arini anak kelas 10 IPA 5"

Arini mengernyit heran," kok?, Maksud kamu gimana?"

"Berita lo nampar Gava trending di sekolah,"

"Iya kah? Kok bisa?"

"Lo emang nggak punya Instagram?" Arini menggeleng. "Aku gak main yang begituan."

"Owalah, udahlah gak penting juga. Intinya habis ini kita temenan oke?" Arini mengangguk semangat. "Oke."

SI CUPU MILIK BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang