10. Senyum Batavia

311 19 0
                                    

Halo!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat malam, apa kabar? Hehehe hari ini update lagi. Maafkan updatenya enggak menentu karena suka-suka Pancuk hehehe....

Kak Ala mah, manut sama Pancuk.

Seperti biasanya ya, sebelum baca ayo di klik dulu votenya. Terus pas baca jangan lupa juga komen, mau spam komen juga boleh kok. Dan kalo kalian suka sama bab ini, jangan pelit di share juga ke temen-temen pembaca wattpad.

🐨🐼, 20 Februari 2024

Selamat Membaca


Bab 10

Setelah perkenalan singkat tadi, saat ini mereka sudah ada di warung bakso. Warungnya sangat ramai, syukurnya mereka masih mendapat meja cukup untuk empat orang.

"Mau pesan apa?" tanya Zaidan.

"Bakso aja, Bang. Zero sama Aira mau pesan apa?" tanya Jihan pada kakak adik itu.

"Bakso juga Kak Han, kalo Kak Zero mie ayam kasih bakso."

"Minumnya?"

"Es jeruk," jawab Aira dengan semangat.

"Mana ada, jeruk hangat aja Bang. Udah malam juga, yang ada nanti kena marah Bunda kalo sampe sakit."

"Oke, jeruk hangat aja empat." Putus Zaidan lalu pergi memesan.

Melihat itu Aira menatap Zaidan dengan tak suka." Kok nyebelin sih! Percuma ganteng kalo nyebelin!" batin Aira yang kesal.

Zero yang tahu isi pikiran adiknya berkata, "Pulang kita beli gulali."

"Bener?" tanya Aira semangat.

"Hem."

Melihat interaksi kakak adik itu Jihan jadi ingat dengan dirinya dan abangnya, dimana Zaidan selalu tahu apa yang dia mau tanpa bilang.

Karena masih harus menunggu makanan pesanan, Aira yang merasa bosan berusaha memecah keheningan. Dia mulai mengajak Jihan mengobrol, tapi tidak dengan abangnya karena Aira takut dengan aura yang di keluarkan Zaidan dan juga masih kesal pasal minuman.

"Kak, bonekanya lucu. Kak Jihan beli dimana?" tanya Aira menatap gemas pada boneka yang di taruh di antar Jihan dan Zaidan.

"Oh! Ini boneka hadiah, Ai. Abang tadi menang main, terus dapat ini. Ya kan Abang cowok makanya bonekanya di kasih ke kakak,” jelas Jihan.

Mendengar itu, Aira langsung membujuk Zero agar membelikannya. Sebelum Aira memohon Zero lebih dulu berkata," Enggak! Boneka kamu di rumah udah banyak ya Ai. Setiap Ayah pulang kerja dari luar kota selalu dibawain kamu boneka."

"Tapi kemarin kan enggak,” lirih Aira.

Jihan gemas melihat ekspresi Aira yang agak murung.

Senyum Batavia✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang