Dalam pertempuran sengit antara Yura dan pasukan robot yang misterius, suasana dipenuhi ketegangan dan energi yang intens. Yura, pahlawan yang dihormati, tampil dengan kepercayaan diri yang memancar, merasa seolah dirinya tak terkalahkan. Serangan-serangan robot yang tak mampu mengenainya hanya menambah rasa sombong dalam hatinya.
Yura :Sungguh, kalian butuh pelatihan lebih lagi!
teriak Yura dengan nada sombong, senyumnya terukir lebar. Ia mengelak dengan lincah dari setiap serangan robot, bergerak secepat kilat, seolah-olah pertempuran ini hanyalah permainan ringan bagi dirinya.
Tetapi, di tengah senyum sombong dan ejekan, Yura mulai merasakan tekanan yang meningkat. Meskipun instingnya tetap tajam, tubuhnya mulai memberikan tanda-tanda kelelahan. Kecepatan dan kekuatannya yang sebelumnya tak tergoyahkan kini mulai merosot. Meskipun begitu, Yura tetap bertahan, menolak untuk menyerah kepada kelelahan yang mulai merayap di setiap serat ototnya.
Beberapa serangan robot yang semula meleset mulai membidik dengan lebih cermat. Yura tetap bersikeras mengelak, namun kali ini tak sepenuhnya berhasil. Beberapa tembakan energi dan serangan fisik mencapainya, membuatnya terhuyung-huyung. Meski begitu, Yura masih tegar, masih berdiri, senyum sombongnya tak pudar.
Yura :Dengan semua serangan ini, kalian masih belum mampu menyentuhku!
seru Yura sambil tertawa merendahkan, seakan-akan meremehkan usaha keras para robot. Sombongnya menguat, namun kelemahan tubuhnya mulai terasa jelas.
Saat robot semakin intens dalam serangannya, Yura semakin merasa dirinya berjuang sendiri. "Kalian perlu lebih banyak lagi!" ucapnya, namun kali ini lebih kepada dirinya sendiri, mencoba membangkitkan semangat dalam tubuh yang semakin lemah. Tapi bahkan dalam keadaan lemah sekalipun, Yura tetap menunjukkan ketabahannya.
Serangan robot semakin membabi buta, dan kecepatan Yura kini tereduksi menjadi bayangan dari yang ia tunjukkan pada awal pertempuran. Setiap langkah yang diambilnya terasa seperti beban yang tak tertahankan. Meskipun demikian, senyum sombongnya masih tak lekang.
Namun, waktu terus berlalu, dan serangan robot tak henti-hentinya. Beberapa tembakan berhasil mencapainya, dan Yura jatuh ke tanah dengan gemetar. Kekuatan yang dulu membuatnya tak terkalahkan sekarang membawanya ke ambang kekalahan.
Pingsan tak dapat dihindari. Yura tergeletak di medan pertempuran, tubuhnya yang kuat dan tangguh kini lemah tak berdaya. Meskipun pingsan, senyum sombong masih menghiasi wajahnya.
Yura :Kalian mungkin berpikir saya berada dalam kesulitan, tetapi saya hanya memberi kalian kesempatan untuk bergerak,(aku harus terlihat keren)
bisiknya dalam kesadarannya yang memudar.
Dalam ketidakberdayaannya, Yura merenung. Apakah sombongnya membawa manfaat, ataukah hanya mengaburkan pandangannya terhadap kenyataan? Pingsan menjadi bentuk pengorbanannya, tetapi mungkin di balik kekalahan ini, ada kekuatan baru yang siap untuk muncul.
Matahari mulai terbit, menyinari medan pertempuran yang berlumuran dengan kekuatan dan kelemahan. Pertempuran belum berakhir, dan nasib Yura masih tak sadarkan diri . Apakah ia akan bangkit kembali, ataukah ini Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan tersebut, meninggalkan kita dengan ketegangan dan keingintahuan yang mendalam.
Yura Pun Tersadar Di dalam Base Kesehatan Di Pulau Itu.
Yura :Apa yang terjadi ???
Kenz pun datang penuh luka Sambil menginfokan Skor dan Rank Mereka.
Kenz :kau lihat Rank Mu Di Jam Tangan Mu sekarang
Yura : Rank Untuk Apa ????
Setelah yura melihatnya Ia pun Kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Superhuman school
Teen FictionDisini menceritakan sekolah Bernama S.H.School Yabg Dimana semua siswa nya memiliki kekuatan tersendiri Karena mutasi gen Yang Di akibatkan Oleh Aurora Borealis Yang Mengandung Energi V yang membuat Siapa pun yang melihat Aurora Borealis itu memilik...