Muka Shidou pagi ini seperti berbunga-bunga. Lelaki berkulit tan itu sudah bersiap pagi-pagi buta hanya untuk menjemput.. calon pacarnya.
'tin.. tin..'
Klakson berbunyi di halaman rumah [Name]. Membuat para penghuni dirumah tersebut hampir memaki.
"Siapa sih anjir? Buta waktu banget." Ketus Rin sembari memakan rotinya.
[Name] mengedikkan bahunya tak acuh dan memakan roti Rin. Yang membuat Rin menoleh kearah [Name] dengan alis terangkat.
'Drap.. drap.. drap..'
Mereka berdua menoleh kearah tangga. Sae dengan terburu-buru menuruni tangga dan kearah dapur. Lagi dan lagi, roti Rin dimakan. Rin menghela nafas menahan kesal. "Sae, lu bisa bikin roti sendiri anjing. Gua laper." Rin menggertakkan giginya kesal.
Sae menamparkan rotinya ke mulut adiknya. "Gua masih abang lu ya, Rin. Tengil banget lu manggil gua tanpa embel-embel abang atau kak. Lu manggil kenyu aja pakai mas." Sae menggerutu kecil dan mencuri kecupan di pipi [Name].
"[Name] udah sono lu berangkat. Lu udah ada janji berangkat bareng shidou kan?"
[Name] mengerjapkan matanya dan menepuk dahinya. "Gua lupa. Ya udah, gua berangkat dulu."
Rin menahan tangan [Name]. "Lu berangkat bareng gua aja, ngapain bareng bang Shidou?"
"Tumben lu mau nganter? Ya udah besok aja lah, Rin. Ya kali orangnya udah di depan gua malah berangkat bareng lu."
Rin mendengus. "Ya udah sih cuek, biarin aja. Emangnya lu nggak takut diboncengin sama kecoa?"
Sial, [Name] hampir tertawa mendengar Rin yang memanggil Shidou dengan tidak sopannya. Namun ia tahan dan berusaha stay calm. "Gua udah pernah dibonceng sama dia semalam anyway."
"Udah lah, anjir. Itu sepupu lu mau PDKT ama temen gua, posesif amat sih." Sae berbicara muak dengan keposesifan adiknya.
"Gak bisa gitu dong, anjir! Emangnya lu nggak takut adik sepupu lo itu nanti kenapa-kenapa atau diapa-apain sama itu kecoa?"
Sae menyerngit merasa tersinggung. "Shidou ga seblangsak itu ya, Rin. Gimana pun juga dia temen gua. Kalau semisal dia nyakitin [Name], ya tinggal gua tonjok aja bocahnya."
Selagi mereka bertengkar, [Name] sudah mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu rumahnya. Melihat di halaman rumah sudah ada Shidou yang sudah agak rapih. Mengapa dibilang cukup rapi? karena masih ada brandalnya sebab baju sekolahnya masih dikeluarkan walau penampilannya lebih baik dari penampilan hari-hari sebelumnya. Sepertinya lelaki ini effort menggosok bajunya agar tidak lecek.
"Kak? Sorry lama, tadi Rin sama Sae berantem dulu soalnya." [Name] menghampiri Shidou setelah memakai sepatunya.
Shidou mengangguk mengerti. Karena dirinya sudah tak heran mendengar atau melihat adik kakak itu bertengkar. "Walah ga heran sih ama begituan. Ya udah, ayo naik [Name]."
[Name] segera naik ke motor Shidou dan mereka melenggang pergi meninggalkan kakak beradik yang ada di dalam rumah itu tersadar bahwa sepupu mereka tak lagi di tempatnya.
"Tck, gara-gara lu bang. Gue jadi nggak berangkat [Name] kan." Rin mendecak kesal melirik abangnya sinis.
Sae mengangkat bahunya tak acuh mendengar ucapan sang adik. Dengan tidak tahu dirinya, ia malah mencomot roti yang baru diolesi selai oleh Rin.
"[Name] udah gede, udah bisa jaga diri. Ga usah alay." Sae berkata sembari mengunyah roti yang membuat Rin berteriak kesal.
Pagi yang sangat indah bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐑𝐄𝐀𝐊 - 𝐒𝐡𝐢𝐝𝐨𝐮 𝐑𝐲𝐮𝐬𝐞𝐢
Fanfiction[LOCAL AU] [Shidou Ryusei x reader] Shidou Ryusei, lelaki freak dan annoying yang pernah [Name] temui. Lelaki yang mengechat nya dan menggodanya dan kamu hanya meladeni secukupnya saja. Lelaki yang bahkan ia tidak kenal jika di...