Turun

73 11 0
                                    

"Sebenarnya mereka ada dimana?"

Jazmi dan Jefrey saling celingukan mencari keberadaan kedua sahabatnya. Karena meski mereka sudah turun ke lokasi yang disebutkan oleh Taavi, mereka tetap tidak bisa menemukan dirinya dan Ardan dimana pun.

Dan di tengah-tengah pencarian mereka itu, mereka kembali bertemu dengan rombongan Jonas.

"Yo! What's up bro?! Kalian ngapain celingukan disana?!" Jonas sedikit meninggikan suaranya karena jarak mereka yang lumayan berjauhan.

"Kami mencari Ardan!"-Jefrey

"Memangnya dia kemana?!"

"Tadi sih mereka pamit pergi kesini! Tapi entahlah!" Jefrey mengangkat kedua bahunya.

"Mereka?" Jonas mengerutkan keningnya, dia sungguh tidak mengerti siapa yang Jefrey bicarakan. Karena yang Jonas tahu hanya ada tiga orang dalam rombongan pendakian Jefrey.

Tapi ya sudahlah, mungkin mereka yang dimaksud oleh Jefrey itu adalah salah seorang pendaki yang tak sengaja mereka temui sama seperti dirinya. Mungkin saja kan? Begitu cara pikir Jonas.

Lalu dia pun meminta rekan-rekan serombongan nya supaya membantu sepasang kekasih itu untuk mencari Ardan.

Tapi meski sudah banyak orang yang membantu mencari, Ardan tak kunjung ditemukan. Hingga salah satu diantara mereka ada yang mengusulkan supaya mereka mencoba menyusuri ke area bawah daripada hanya berputar-putar di sana.

Tentu lebih banyak orang yang setuju, jadi setelah berdiskusi sebentar, mereka pun membagi kelompok menjadi dua. Dimana yang sebagian tetap mencari di lokasi itu sedangkan yang sebagian lainnya mencari Ardan ke bawah.

Untunglah Jefrey dan Jazmi juga menyetujui usulan itu. Karena begitu mereka tiba di tenda yang memang sengaja belum mereka rapikan, ternyata Ardan sudah ada disana dalam keadaan tidak sadarkan diri (?)

"Hah? Kok bisa? Lalu dimana Taavi?" Jazmi bertanya kebingungan pada kekasihnya yang juga sama tidak tahu apa-apa nya dengan dia.

Saat itulah Jonas memutuskan untuk membuka suara. "Maaf nih, sebenarnya Taavi itu siapa? Kenapa kalian terus menyebut-nyebut namanya?" Dia mengalihkan pandangannya pada sepasang kekasih itu secara bergantian.

"Hah? Apa maksudmu? Bukannya semalam kalian sudah berkenalan?" Jefrey jadi semakin bingung. Dia menoleh ke arah Jazmi seperti sedang meminta pembenaran.

"Iya! Kalian kan sudah berkenalan!" Jazmi yang mengerti arti tatapan kekasihnya pun membenarkan.

"Hah? Kapan?"

"Semalam! Saat Ardan,,,_" mendadak Jazmi terdiam. Karena setelah dia ingat-ingat lagi, Taavi memang tidak ikut berkenalan dengan Jonas.

Taavi terus diam saja meski mereka berempat tengah mengobrol, bahkan saat Ardan meminta izinnya untuk diobati kakinya oleh Jonas, Taavi tidak menjawab. Dia seperti manusia tak kasat mata yang tersesat diantara mereka.

"Tidak mungkin..." Merinding. Jazmi merasakan bulu-bulu halus di tubuhnya seketika berdiri saat memikirkannya, lalu dia membekap mulutnya tak percaya.

"Kenapa sih?" Jefrey yang belum menyadari kejanggalan sikap Taavi memandang aneh pacarnya.

"Gini lho ya. Semalam tuh aku memang berkenalan dengan rombongan kalian, tapi yang aku tahu ya kalian cuma bertiga. Kamu" Jonas menunjuk pada Jefrey. "Kamu." Lalu dia menunjuk pada Jazmi. "Dan dia." Dan terakhir dia menunjuk pada Ardan yang masih pingsan didalam tenda.

Lost (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang