Orang-orang yang pingsan sadar saat malam sudah tiba. Masing-masing meringis sembari mengeluh pelan karena rasa pusing yang mendera, efek dari gas yang tidak sengaja mereka hirup.
"Sial, apa-apaan tadi itu? Siapa yang melakukannya?"
"Ko Kyungjun, jangan dulu mengoceh. Kau membuat kepalaku jadi makin sakit," cetus Bora. Perkataanya membuat Kyungjun mendelik tidak senang.
"Chiyeol?" Seakan baru tersadar, Nara menatap teman-temannya dengan mata melebar. "Apa yang terjadi padanya?"
Mendengar pertanyaan Nara, Bora langsung melemparkan pertanyaan pada teman lamanya. "Hei, Kwon Ilha. Kau melihat sesuatu saat bertahan dari gas sialan itu tadi?"
Ilha yang sedang bersandar di tembok sembari bersedekap dada, melirik ke arah Bora yang berwajah masam. "Seseorang membawanya."
"Siapa?"
Ilha mengedikan bahu. "Tidak tahu. Gasnya terlalu tebal."
Mereka menghebuskan napas berat nyaris bersamaan.
"Hei, kenapa mereka membawa si Chiyeol itu? Apa yang mereka inginkan darinya?"
"Menurtumu apa?"
"Aku bertanya, brengsek, kenapa kau melemparkan pertanyaan balik?"
"Hei, sudah. Kenapa jadi ribut?" sergah Hari. Dia memandang dua laki-laki yang berdebat dengan tatapan sinis
"Hei."
Mereka merespon panggilan itu dengan langsung memandang ke orang yang melakukannya.
"Hyunho-ya, ada apa?" tanya Hari.
"Kau tahu seuatu?" Bora menimpali.
"Kalian ingat apa yang dikatakan komandan?" Hyunho menatap teman-temannya, mencari seseorang yang mungkin cepat terkoneksi oleh pertanyaannya barusan. Tapi sepertinya dia harus menjelaskan lebih banyak, jadi dia melanjutkan, "ada beberapa orang yang kebal terhadap virus dan tidak sepenuhnya terinfeksi. Mereka telah digigit namun masih memiliki kontrol sebagai manusia, tapi mereka bisa menjadi zombie sewaktu-waktu dan memangsa manusia."
"Sembi?" sahut Taeman tiba-tiba. Kyungjun langsung memukul kepala Taeman karena sahutannya.
"Sembi? Setengah zombie?"
"Kenapa jadi sembi? Harusnya Half-zombie."
"Terlalu panjang. Kenapa tidak sebut Sembi saja?"
Ditengah perdebatan teman-teman mereka, Suhyeok dan Hari saling melemparkan tatapan. Mereka sudah tahu dan mengenal salah satunya. Suhyeok bahkan masih tidak bisa melupakan sosok Namra saat mereka bertemu di atap sekolah kala itu. Sampai saat ini, Suhyeok masih menyesal tidak mencegat Namra pergi. Setelah hari itu, Suhyeok mengambil kesempatan untuk datang ke atap sekolah mereka dan menyalakan api unggun, berharap dia akan bertemu gadis tersebut. Tapi, Namra tidak datang, tidak pernah datang setelah Suhyeok mencoba berkali-kali.
Suhyeok tidak tahu kabar gadis itu sekarang, dia hanya berharap Namra masih hidup dan bertahan di luar sana. Karena setelah pemerintah mengetahui ada zombie tipe lain di antara zombie biasa yang masih bisa bersikap selayaknya manusia normal, pemerintah juga mulai mengkerahkan pasukan untuk memburu orang-orang kebal itu. Sejauh ini, ada banyak yang telah tertangkap, dan dibawa ke laboratorium untuk dijadikan objek penelitian. Seharusnya, mereka menemukan antibody, namun sampai hari ini, zombie masih berkeliaran dan masih ada manusia yang terinfeksi. Suhyeok hanya berharap, antibody bisa menyembuhkan Namra dan membawa gadis itu kembali padanya.
"Suhyeok-a, Lee Suhyeok? Hei! Suhyeok!"
Panggilan itu membuat Suhyeok terpenjat dan langsung sadar dari lamunan panjangnya.
"Ahn Suho, kecilkan suaramu. Bagaimana jika zombie datang," tegur Hari dengan bisikan geram. Membuat orang yang ditegur segera menyeringai tanpa dosa dan memberikan piece. Hari memutar bola mata malas dan segera berpaling.
"Sudah. Ayo, kita harus segera kembali," potong Bora muak, dia mendelik pada dua laki-laki dibelakangnya, menyuruh mereka agar bergerak cepat.
"Benar. Atau kalau kalian mau bermalam di sini saja," Hari menimpali.
"Itu akan mengingatkan saat masa-masa pelatihan," sahut Taeman.
Kyungjun berdecak kesal. "Kau ingin merasakan masa-masa sialan itu lagi? Kalau begitu tidur saja di sini."
"Hei, ayo. Kenapa masih di sini juga?" tegur Hyunho. Dia yang tadinya sudah berjalan jauh di depan harus kembali lagi untuk mengur orang-orang yang tidak ada habisnya berdebat.
"Teman-teman, ayo," ajak Nara.
Tidak mau berlama-lama lagi. Mereka akhirnya segera bergerak. Pergi meninggalkan gedung dan menyusuri kota yang sudah mati. Berjalan waspada, mengintai sekitar jalan mereka. Bersiap dengan senapan yang telah dipasangi peredam, membidik zombie yang bisa muncul dari tempat-tempat gelap disekeliling mereka.
"Selalu menyebalkan melakukan ini saat malam," dengus Ilha.
Kyungjun lalu meninpali, "sialan. Jika bukan karena gas sialan itu, kita sudah kembali ke kamp sejak tadi."
"Orang yang melemparkan gas itu masih membuatku penasaran," ujar Suho.
"Bukan orang, tapi Sembi," koreksi Teeman. Yang langsung mendapatkan timpukan dari Bora.
"Diam," desis gadis berambut pendek itu. Melemparkan tatapan tajam pada mereka yang bersuara.
Menerima teguran itu, mereka langsung diam. Meski ada yang menggerutu diam-diam, seperti Kyungjun misalnya. Entah kesialan macam apa yang menimpanya hari ini karena harus bertugas bersama dua gadis paling sinis dan bosy yang suka memerintah seenaknya.
Bora dan Hari adalah kombinasi dari dua perempuan tangguh yang memiliki tingkat tempramen keras dan pengendalian emosi paling kecil di antara para hunter seangkatan mereka. Nara, di sisi lain, tangguh tapi tidak banyak bicara. Setidaknya.
Dalam setiap tugas pengintaian di luar kamp, mereka selalu membuat kelompok beranggotakan 9 orang. Dalam satu bulan, mereka bisa keluar 2 sampai 3 kali bersama anggota yang berbeda. Itu ditentukan oleh para petinggi hunter.
Di antara mereka ber-sembilan. Suhyeok dan Hyunho sudah bertugas 2 kali bulan ini, Hari sudah ke-3 kalinya dengan hari ini, sementara yang lain baru melakukan tugas pertama merka untuk bulan ini.
Sebuah gedung menjulang tinggi dan masih nampak kokoh. Meski terlihat kumuh dari luar dan ada beberapa kaca jendelanya yang pecah. Tapi itu adalah tempat perlindungan mereka. Pangkalan tempat para hunter bermarkas.
Sembilan orang itu memasuki gedung. Nampak kelelahan selama pemeriksaan sebelum masuk. Mereka harus di tes lebih dulu untuk memastikan tidak ada anggota yang tergigit. Setelah selesai dengan tetek bengkek pemeriksaan, barulah mereka diizinkan masuk.
Hari ini sedikit melelahkan. Mereka ingin beristirahat penuh sampai tugas mereka selanjutnya. Meski ada dari mereka yang masih memikirkan kejadian tadi. Penasaran dengan siapa yang membawa Chiyeol dan bagaimana nasib lelaki itu sekarang.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴏɴᴛʀᴏʟ ➳ᴄʀᴏssᴏᴠᴇʀ
Fanfiction"Apa yang membuat manusia lebih baik dari pada monster?" Crossover | Fanfiction All Chara Drama Series Alternatife Universe