Hal pertama yang mereka lakukan begitu tiba di markas adalah melaporkan situasi selama penelusuran. Hari dan Hyunho yang ditugaskan untuk menjadi pemimpin dan wakil dalam kelompok mereka, diizinkan masuk ke dalam ruangan Komandan, sementara tujuh orang lain di suruh menunggu di luar.
Beberapa menit berlalu sampai Hari dan Hyunho keluar dari ruang Komandan, memberitahu bahwa mereka bisa bubar dan pergi beristirahat.
Bora, Nara dan Ilha berjalan bersama kembali ke tempat peristirahatan, sementara sisanya mengambil arah lain menuju kantin. Di jalan, mereka bertemu dua orang yang tampaknya hendak menemui Komandan. Karena saling mengenal, Bora dan Nara berhenti, sementara Ilha hanya menyapa singkat dan dengan malas melongos pergi melewati mereka.
"Oh, kalian sudah kembali," sapa salah satu dari dua laki-laki yang berpapasan dengan mereka.
Namun, bukannya menanggapi perkataan lelaki barusan, Bora justru mengajukan pertanyaan pada lelaki satunya. "Apa itu daftar kelompok yang akan pergi besok?" tanya Bora, memandang lelaki berkacamata di hadapannya.
Memperbaiki letak kacamatanya, lelaki itu menjawab, "ya." Terlalu singkat dan acuh, membuat Bora mendengus sebal.
"Nara-ya?"
Nara yang sejak tadi diam dan tampak tidak fokus mendapat teguran, membuatnya segera mengangkat wajah dan memandang tepat orang yang memanggilnya.
"Oh, Soocheol-a, ada apa?" tanya Nara, agaknya masih tidak terlalu fokus. Itu membuat Soocheol semakin kebingungan dan khawatir.
"Kau baik-baik saja?" tanya Soocheol perhatian, sembari mengamati Nara dengan seksama.
"Apa sesuatu terjadi selama penelurusan?" Kali ini laki-laki berkacamata yang memegang selembar kertas daftar anggota kelompok yang akan keluar besok, mengajukan pertanyaan. Ekspresi wajahnya cukup serius. Dia mengamati Nara sejenak sebelum beralih pada Bora yang berwajah masam.
"Hei, Bora, ada sesuatu yang terjadi, bukan?"
Pertanyaan itu bukan seperti pertanyaan, melainkan sebuah tuntutan. Bora tahu, bahwa laki-laki ini memang cerdas, tapi dia tidak cukup tahu bahwa lelaki ini juga bisa dengan cepat memahami situasi.
Menghela napas berat, Bora membuka mulut hendak memberitahu, tapi suara dari gadis yang bersamanya lebih dulu menyerobot. Mengatakan inti tanpa basa-basi lebih dulu sehingga membuat cukup keterkejutan melanda dua laki-laki di hadapan mereka.
"Kami bertemu Chiyeol." Suara lirih Nara terlalu kentara, dan bagaimana ekspresi sedih terpampang nyata di wajah cantiknya.
"Kim Chiyeol?"
Bora mengangguk, dia mendesah pelan sembari menyugar rambutnya dengan gerakan gelisah. "Kami bertemu dengannya di sekitar Haebangchon," kata Bora.
"Itu cukup jauh." Laki-laki berkacata berkomentar. "Kalian menembaknya?"
Nara menggeleng, menimbulkan kebingungan untuk dua orang yang mengira bahwa Chiyeol yang ditemui adalah zombie, karena kelompok mereka kembali tanpa Chiyeol. Sampai Bora kemudian menjawab kebingungan itu.
"Dia bukan Zombie."
Bukannya menyurutkan kebingungan, perkataan Bora justru semakin meningkatkan kebingungan mereka.
"Jika dia tidak berubah menjadi zombie, bukankah kalian akan membawanya ke markas?"
"Itu niat kami." Bora melirik Nara sejenak. Nara yang pendiam makin jadi pendiam sejak pertemuan dengan Chiyeol tadi siang. Bora menghembuskan napas berat sebelum melanjutkan, "tapi ada sesuatu yang terjadi." Dia mendengus sebal saat mengingat kejadian gas dan bagaimana dia pingsan karenanya. "Seseorang membawanya pergi. Kami tidak tahu siapa itu. Orang itu melemparkan gas dan membuat beberapa dari kami pingsan."
"Gas?"
Bora mengangguk singkat, menegaskan.
"Tunggu?" sergah Soocheol. Alis lelaki itu berkerut sejenak, tampak tengah berusaha mengingat sesuatu. "Kalau tidak salah, tim yang bertugas minggu lalu juga mengatakan soal gas yang membuat mereka pingsan. Itu sedikit menghawatirkan, karena semuanya tumbang dan berakhir dimangsa zombie. Hanya satu yang kembali."
"Memang berbahaya. Itu sebabnya sengat mengesalkan," geram Bora. "Untung saja, ada yang masih sadar dan membawa kami menjauh dari para zombie."
"Jo Youngshin! Komandan sudah menunggu, apa yang sedang kau lakukan?"
Keempat remaja itu segera bubar, menunda pembicaraan mereka karena Youngshin harus segera menemui Komandan dan melaporkan daftar nama siapa saja yang akan turun mengintai besok. Soocheol yang juga memiliki kepentingan terpaksa menunda kekhawatirannya terhadap Nara dan mengikuti Youngshin.
"Pergilah beristirahat," kata Youngshin sebelum benar-benar berlalu menuju ruang Komandan.
Bora menghembuskan napas berat. Mengajak Nara untuk lekas ke asrama. Dia merasa tubuhnya pegal-pegal karena baru saja pulang dari melawan Zombie. Dan Nara yang tampaknya masih diliputi Syhok ringan akibat pertemuan dengan Chiyeol juga membutuhkan istirahat lebih banyak.
Selain mengintai situasi di luar, tugas mereka juga untuk menemukan orang-orang yang selamat, lalu membawa mereka ke Markas. Para Dokter dan Peneliti akan memeriksa kondisi fisik mereka, jika bebas dari virus, mereka akan dibiarkan tinggal selama seminggu untuk perawatan sebelum dikirm ke penampungan, sementara bagi mereka yang diidentifikasi terkena virus, akan langsung dibunuh atau terkadang dijadikan objek oleh para peneliti untuk mengidentifikasi virus lebih dalam agar mereka bisa membuat antibody.
Namun, tim mereka tidak membawa pulang seorang pun. Memang, jarang sekali tim akan membawa pulang seseorang yang masih punya kesadaran penuh, karena tidak mungkin seseorang yang sudah terkena virus akan bertahan lama sampai menjadi zombie, sementara sulit pula menemukan seseorang yang selamat. Agak mustahil sebenarnya jika berpikir ada manusia yang sanggup bertahan hidup sendirian di luar sana tanpa pernah digigit oleh Zombie.
Tapi, pertemuan dengan Kim Chiyeol mengangkat sedikit keraguan itu. Melihat laki-laki itu tampak normal dan berbicara pada mereka tanpa bersikap agresif. Bora punya keyakinan, bahwa mungkin ada lebih banyak orang yang selamat dan masih berkeliaran sendirian di luar sana, bertahan hidup dengan susah payah ditengah dunia yang nyaris hancur ini.
To Be Continued
A/n
Ada nggak sih yang baca dan suka cerita ini? Viewers nya nambah terus tapi jarang banget yang vote sementara nggak ada yang komen.
Jadi pesimis buat lanjut. Tapi karena ini crossover pertama yang kubuat, pengen banget tetap dilanjutin. Dan yap, bakal tetap kulanjutin meskipun nggak ada yang tertarik.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴏɴᴛʀᴏʟ ➳ᴄʀᴏssᴏᴠᴇʀ
Fanfic"Apa yang membuat manusia lebih baik dari pada monster?" Crossover | Fanfiction All Chara Drama Series Alternatife Universe