10. Pangeran Mulai Bergerak

1.3K 244 94
                                    

Gedek ga sama Rio yang kesannya kek gada usahanya?

Gedek sama William? Mau kita kasih karma instan?

🤣🤣🤣







♥︎♥︎♥︎









Dion memasuki kamar Ezra, ia melihat anak yang katanya hampir pingsan tadi kini duduk di lantai yang menghadap ke arah dinding kaca. Ezra meneleponnya setengah jam yang lalu, mengabarkan jika ia menemukan Kia sedang dalam keadaan menyedihkan di lorong sebuah hotel.

"Dia kenapa, Zra?" Dion bertanya.

"Gue belum bisa tanya-tanya, tapi saat gue ke sana, nggak sengaja papasan sama Tasya, Diaz dan yang lain. Katanya sih mereka baru dari acara ulang tahun pernikahan ortunya Rio." Ezra menjelaskan apa yang ia ketahui.

"Terus?" Dion masih belum mendekati Kia, ia masih ingin mendengarkan penjelasan dari teman baiknya ini.

"Kemungkinan terburuknya Rio tahu tentang Kia yang dia temuin di LA dari seseorang." Ezra merasa jika instingnya tepat kali ini.

"Lu ketemu Rio di sana?" Dion bertanya.

Ezra menggeleng. Ponsel Kia di atas meja berbunyi, anak itu seakan tak peduli. Ezra mengambil benda tipis tersebut dan menjawab panggilan dari Mama Kia tersebut.

"Ya, Tante, ini Ezra." Cowok itu langsung menyapa si penelepon di seberang sana.

"Lho, Ezra? lagi sama Kia, ya?" Mama Kia di seberang bertanya.

"Iya, Tante. Tadi saya jemput Kia ke hotel. Maaf, Tante, belum sempat ngabarin. Kia sudah tidur, mungkin kecapean bikin tugas." Ezra memejamkan kedua matanya ketika kalimat berisi kebohongan itu terucap.

"Lho, ketiduran di sana? oh baiklah. Tolong bantu Tante jaga Kia ya, Nak." Mama Kia terdengar lega di seberang sana.

"Pasti, Tante. Tante bisa percaya sama saya, saya akan jaga Kia dengan baik." Ezra menyanggupi permintaan ibu dari sahabatnya itu. Sudah sejak kelas sepuluh, itulah yang Ezra, Dion dan Devid lakukan: menjaga Kia yang kerap ditinggal sendiri oleh Kakaknya atau kerap diganggu para pemuda mata keranjang.

Setelah mematikan panggilan telepon, Ezra menaruh benda itu di meja. "Lu bicara deh, gue mau ambil obat dulu, tuh anak rada demam." Cowok cakep itu keluar dari kamarnya.

Dion mendekati Kia, anak itu sudah tidak menangis lagi. Ia kini duduk dengan memeluk kedua lututnya, menaruh kepalanya di puncak lutut, menyimpan wajahnya di sana. Dion duduk tepat di sisi teman baiknya itu, perlahan menaruh telapak tangannya di kepala anak itu, mengusapnya lembut.

"Kia, kenapa sampai kayak gini?" Dion bertanya pelan.

Kia tak menjawab, ia hanya diam.

"Dapet masalah sama Rio?" Dion bertanya lagi. Kia diam.

"Cerita aja, biar kita bisa bantu kamu." Dion masih mengusap rambut anak itu.

Perlahan Kia mengangkat wajahnya, matanya nampak sembab dan kulit wajahnya nampak pucat.

"Dion, mereka menuduh aku sebagai penipu." Kia akhirnya berkata dengan pelan.

Dion mengerutkan keningnya, "siapa?" tanyanya.


Kia sejenak menghela napasnya, lalu perlahan mulai menceritakan semua yang terjadi padanya di pesta tadi. Semua ia ceritakan tanpa ada satu pun yang tertinggal.

Pangeran Tetangga Sebelah & Cinderella Sepatu Bola✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang