Senyum dulu 😊
♥︎♥︎♥︎
"Kita pergi mancingnya kok mendadak sih?" Kia heran ketika Ezra tiba-tiba mengatakan kalau mereka akan pergi memancing. Kata Ezra sih memanfaatkan waktu libur akhir pekan agar lebih produktif.
"Kita udah lama nggak pergi liburan kan, Kia? terakhir kita cuman pergi ke water park." Ezra mengingatkan.
"Ya, tapi kan ini sebentar banget, besok juga udah balik." Kia mendengus, kenapa libur akhir pekan saja harus pergi naik kapal?
Ezra hanya terkekeh, ia juga sebenarnya tidak setuju dengan acara liburan dadakan ini, salahkan si pangeran dari antah berantah yang tiba-tiba meminta bantuannya, katanya ini adalah urusan hidup dan matinya. Andai ini tidak menyangkut kebahagiaan hidup Kia, Ezra tentu tidak mau ikut campur, tapi ketika mengingat jika sudah seminggu lebih ini Kia nampak seperti orang yang kehilangan semangat hidup, maka ia rela melakukan apa pun untuk mendamaikan kedua orang tersebut.
Mereka kini sedang berada di tepian dermaga. Dion dan Devid baru saja sampai. Devid dan Ezra segera masuk ke dalam kapal untuk mengecek beberapa hal. Seorang petugas membantu mereka. Ezra sering bepergian dengan kapal, karena ia kerap ikut bersama ayah dan juga pamannya, maka ia sudah mahir mengemudikan kapal ini dan juga hafal rute serta pandai membaca navigasi.
Ketika beberapa orang datang mendekat, Kia hanya bisa menahan rasa terkejutnya, kenapa Rio dan yang lain juga ikut? bukankah Ezra bilang hanya mereka yang bepergian?
"Bantuin bawa boxnya, Vid!" Diaz berseru kepada Devid. Mereka berdua kemudian membawa sebuah box berukuran besar dan memasukkannya ke dalam kapal.
Kia hanya bisa berdiri dalam diam melihat kesibukan anak-anak ini. Selain ia dan ketiga sahabatnya, ada Lucas, Eran, Diaz, Darrel, William dan Rio juga yang akan ikut. Kia menggelengkan kepalanya, ternyata Ezra tidak sungguh-sungguh menyayanginya, buktinya ia membawa orang-orang yang sudah berbuat jahat pada dirinya!
"Kia, ayo naik!" Seseorang berseru.
Kia tersadar dari lamunannya, ternyata hanya dirinya yang tersisa di tepian dermaga. Ia berjalan dengan enggan menuju kapal yang bergoyang-goyang diterpa gelombang tersebut. Ia berdiri di sisi kapal ketika sebuah tangan terulur di depannya, ketika ia mengangkat wajahnya, Kia menemukan Rio berdiri di depannya dengan tangan terulur untuknya. Tatapan Rio nampak seperti biasa, tenang dan tajam sekaligus, Kia sangat akrab dengan jenis tatapan ini. Perlahan Kia menerima uluran tangan itu, sedikit tersentak ketika telapaknya langsung digenggam erat dan hangat, Rio menariknya dan membuatnya merasa jika pondasi tubuhnya kokoh untuk melawan guncangan ombak yang membuat kapal terus bergerak.
Kia sudah berada di dalam kapal, ia berjalan masuk ke dalam kabin. Kapal ini tidak seberapa besar namun juga tidak kecil. Ada satu kabin berisi satu set sofa dan minibar di dalam, ada mini kitchen dan juga toilet, tidak memiliki kamar tidur tapi ada tempat tidur lipat di kedua sisi ruang utamanya. Kia sudah pernah diajak menaiki kapal ini sekitar setahun yang lalu, saat itu ia juga diajak pergi memancing bersama Ezra dan ayah serta pamannya. Paman Ezra adalah salah satu pengusaha kaya di negeri ini, itu adalah kakak sulung dari ayahnya. Beliau adalah orang yang baik, hangat dan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Tetangga Sebelah & Cinderella Sepatu Bola✔️
Fiksi Remaja[TAMAT] Saat berlibur ke Los Angeles, Rio bertemu cewek cantik dengan gaun biru dan topeng bulu berwarna biru perak, dia adalah Cinderella yang berlari keluar dari ruang party dan meninggalkan sepatu bolanya tepat di depan mata sang pangeran.