1. ABO

353 34 0
                                    

Di dunia pada umumnya, gender manusia di bedakan antara laki-laki dan perempuan, tapi di dunia Kim Seokjin, manusia memiliki dua gender (secondary gender). Yaitu alpha, beta, dan omega.

Gender ini dapat di ketahui saat masih anak-anak dan akan menunjukkan gender sebenarnya pada saat pubertas, yaitu pada kisaran 12-17 tahun.

Di usia yang ke 17, secondary gender Seokjin keluar sebagai Beta.

Apa Seokjin merasa senang?

Tentu saja, karena itu dirinya! Mengeluh pun tidak akan merubah apapun.

Hanya saja, ada sedikit rasa kosong yang timbul di hati, ada sedikit rasa sedih yang sulit di jelaskan. Padahal sedari awal Seokjin sudah bisa menebaknya. Seokjin tidak bisa mencium bau feromon.

Ah, tanpa sadar Seokjin berharap, omong kosong yang terucap bertahun-tahun yang lalu menjadi nyata. Harapan kecil itu membuat perasaan campur aduk yang tidak terlukiskan.

Semuanya di mulai pada pagi hari di dalam ruang tamu. Kim Seokjin saat itu berusia 5 tahun, jatuh pada pandangan pertama oleh mata bulat indah seperti anak rusa, menatap dengan tatapan polos lalu tersenyum manis memperlihatkan gigi kelincinya.

Anak dari keluarga yang baru saja pindah tepat di depan rumahnya, anak yang berusia sama dengannya, dan anak yang mengatakan dengan polos bahwa Seokjin adalah anak laki-laki paling tampan di Seoul.

Anak itu, Jeon Jungkook. Secara terang-terangan dan tidak tahu malu menunjukkan betapa ia sangat memuja Seokjin, berbicara secara blak-blakan, jika nanti dewasa dan gender ke dua Jungkook muncul sebagai alpha, dan seokjin omega keduanya akan menikah, Hal itu membuat dua keluarga besar tertawa.

Sejak saat itu, Jeon Jungkook menempel seperti permen karet di rambut, masuk sebagai anak baru di SD yang sama, hingga SMP, dan SMA yang sama.

Keduanya sudah masuk tahun akhir sekolah menengah atas. Kelas di acak, alpha berada di kelas yang berbeda sedangkan beta dan omega bisa berada di kelas yang sama.

Saat ini, Seokjin tengah berada di dalam kelas, mata yang awalnya fokus pada buku di hadapannya beralih saat mendengar benturan kursi ke lantai, tanpa sadar menghela nafas pelan.

Selain ada dua gender. Seokjin berfikir juga ada tiga kategori di sekolah ini. Penyerang, korban, dan penonton. Tapi sepertinya bukan sekolah ini saja, melainkan di dunia ini.

Semua orang setia pada peran masing-masing, bukan tidak ingin menolong, hanya saja pasti ada konsekuensi yang harus di tanggung, bukan?

Posisi Seokjin? Sebagai penonton.

Braak

Suara benturan lain, antara badan manusia dan loker membuat Seokjin mengambil earphone dari dalam tasnya, kembali ke aktifitas awal, belajar.

Beberapa detik kemudian, tangan teman sebangkunya menyentuh lengan Seokjin, dan menggoyangkannya pelan.

"Lim Hera dan gengnya, tidakkah kau pikir mereka sudah lepas kendali?" Hoseok menoleh lagi, melihat bagaimana ketiga beta itu mem-bully omega.

"Hm?" Seokjin menoleh ke arah Hoseok, teman sebangkunya lalu Hera yang tengah memojokkan Kim Yuna, omega.

"Berisik sekali."

"Mereka terus membuat masalah!"

Siswi lain berbicara, tapi tidak peduli adanya pembullyan di kelas.

"Ini luar biasa, aku akan merekam." Hana mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam.

"Lihatlah wajah pecundang kelas tiga!" Ji-ah berteriak lalu tertawa.

"Kau kotor, biarkan aku membersihkan mu." Hera menuangkan susu rasa strawberry di atas kelapa Yuna.

So Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang